Senin pagi, Can mengikuti kelas dalam keadaan kacau. Di saat mahasiswa lain sedang asik diskusi tentang tugas yang diberikan dosen, Can sibuk memikirkan malam akhir pekan kemarin bersama Tin.
Itu bukan kali pertama. Dia dan Tin. Mereka beberapa kali melakukannya.
Tapi kenapa malam itu terasa berbeda?
Apa karena Can sedang patah hati?
Apa karena Can sedang mabuk?
Biasanya Tin memang selalu mengurusnya saat mabuk. Tin juga selalu menurutinya setiap kali Can meminta.Can pusing sekali. Berpikir membuatnya lapar, tapi dia nggak nafsu makan.
Siang itu dosennya nggak masuk jadi Can bisa lebih cepet nongkrong di kantin bareng teman-temannya. Seperti biasa gerombolan bocah yang ngaku teman-temannya itu sudah menguasai meja mereka di pojok.
Sammy melambai heboh. Bikin Can semakin kesal.
"Duduk Can duduk. Ditekuk mulu mukanya kayak kursi lipet."
Dengan lebay Sammy menepuk-nepuk kursi di sebelahnya. Jelas dia merencanakan sesuatu.
"Gimana kemarin? Ada geter-geter apa sama Tin?"
Nah kan.
"Geter-geter emang vibrator?" Pond setiap kali mangap emang nggak jauh-jauh dari situ.
"Diem lo berisik!" Sammy melotot, lalu balik ke Can, menunggu jawaban.
"Kepo aja lo Sam." Can cemberut.
"Muka ngeselin kayak gitu gimana nggak kepo. Kenapa? Berantem lo sama Tin?" Tekno ikut penasaran.
"Berantem di ranjang." Pokoknya yang omongannya nggak jauh-jauh dari situ pasti Pond.
Lalu entah bagaimana obrolan random itu merembet kemana-mana.
"Kalo kepengen jangan ditahan. Tancep aja langsung."
"Mana ada asal nyucuk. Lebih savety pakai tangan."
"Tangan partner?"
"Udah deh, mending menghamili tangan sendiri daripada menghamili anak orang. Ya kan?"
Di saat segala omongan nggak mutu yang dibahas teman-temannya semakin memanas, seorang cowok tinggi dan tampan bergabung dengan mereka.
Tin duduk di sebelah Can, menggeser tempatnya sehingga pinggul mereka berdempetan.
"Duh, siang-siang udah empet-empetan aja, panas woiii." sindir Sammy.
"Udah makan Can?" tanya Tin mengabaikannya.
Can menggeleng bodoh.
"Mau makan apa gue pesenin. Habis ini masih ada kelas gue. Cepetan."
Tin masih bersikap seperti biasa, pikir Can.
"Tomyum sama nasinya yang banyak dan telor goreng pakai bawang."
Can masih bersikap seperti biasa, pikir Tin.
Tin berjalan menuju stand tomyum dan kembali dengan baki penuh makanan. Mereka makan disaksikan teman-temannya yang sudah makan duluan.
Kla menyeruput es kopinya sambil melirik Tekno si pacar. Yang dilirik mesem-mesem.
Setelah makan, mereka kembali ngobrol nggak penting. Sampai jam menunjukkan pukul satu siang.
"Yaudah gue ke kelas dulu."
Tin mengecup bibir Can sekilas sebelum pergi meninggalkan mereka. Wajah Can memerah sampai kuping."Harus banget ya dicipok dulu biar enak?" itu Pond.
"Bacot."
.
.
.
END
So mereka nggak jadian yaaak.
YK
April 14, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
BROFRIEND • END
FanfictionTin dan Can Bersahabat tapi mendem rasa. Langsung baca aja.