7. Cipok

868 79 75
                                    

"Chon chon choonn...!!"

Anak-anak mengangkat sloki lalu menenggaknya sekali teguk.

Mereka lagi nongkrong menikmati weekend.

Biasanya anak-anak pulang ke rumah masing-masing saat libur. Kebetulan hari itu banyak yang nggak pulang, jadi mereka ngumpul di kosan Tekno yang bebas.

Bagi mahasiswa rantau yang kebebasannya masih dibatasi jam malam, kosan Tekno bagai surga.

Bukan cuma boleh nginepin cewek (atau cowok) tapi juga nggak ada jam malam. Mau pulang dinihari atau subuh juga mami kos santuy aja. Bagi mami kos yang penting duid.

Apalagi kamar Tekno dilengkapi ac, kamar mandi dalem dan balkon buat jemur sempak. Sempurna.

Seperti malam itu, Tekno, Kla, Pond, Sammy, Tin dan Can duduk melingkar di balkon. Mereka menggelar tikar, ditemani sinar bulan dan remang-remang lampu jalan.

Pond merogoh saku jinsnya. Ia mengeluarkan hardisk eksternal dan menyodorkannya ke arah Kla.

"Pesenan lo."

"Semua?"

"Serah yang mana aja."

Kla nyengir bahagia.

"Itu apaan?" tanya Can. Mukanya merah, sudah setengah mabuk meski yang lain masih seger.

"Bokep." sahut Kla pendek.

"Lo ga bakal ngerti. Bocil. Puber juga belom." ejek Pond kejam.

"Enak aja! Gini-gini gue sering mimpi basah."

"Dih masa? Emang titit lo udah bisa ngulet?"

"Oiii!!" Can ngegas.

"Ganti topik gih. Dari tadi selangkangan mulu." Tin mengomel.

"Main game ajalah." Tekno.

"Game apa nih?"

"Biasanya."

Jadi mereka main monopoli. Yang menang akan jadi bos, berhak ngerjain, merintah dan ngatur teman-temannya. Kayak ngumpul-ngumpul yang sebelumnya, anak-anak setengah mabuk itu senang sekali ngerjain satu sama lain.

Dua puluh menit kemudian, Sammy teriak histeris saat tiba gilirannya menang. Perasaan Can udah nggak enak.

"Gue mau Tin dan Can ciuman!" Sammy ngasih ultimatum.

Tuh kan.

"Enak aja asal merintah lo bulu ketek platypus!" Can ngamuk.

"Dih, suka-suka kan gue yang menang."

"Lo sendiri kalo cipokan sama Pond mau lo?"

Sammy melotot, Pond cengengesan mesum.

"Yaelah cuman cipokan doang ga bakal nafsuin juga. Cepetan gih keburu pagi." Tekno nggak sabar.

"Yaudah sih Can. Sepuluh menit doang." Sammy maksa. Dia beneran terobsesi sama Tin dan Can.

"Lama banget anjrot keburu dower bibir gue."

"Yaudah lima menit aja deh."

"Satu." Can cemberut.

"Duh, nawar mulu!"

"Mau apa kagak!?"

"Yaudah semenit tapi pakai lidah. Final."

"Mata lo Sam."

"Yaudah sih Can, lakuin aja ribet amat. Malah nggak kelar-kelar ini ntar." Tin rewel.

Can mendesah.

Lagian itu bukan ciuman pertama mereka.

Dulu waktu SMP, Tin dan Can sudah pernah ciuman. Di bibir. Tapi nggak pakai lidah. Penasaran aja sih gimana rasanya.

Waktu itu Can nggak punya pacar, dan Tin bingung mau pilih siapa yang akan dapat ciuman pertamanya. Yaudah dia milih Can aja. Lagian mereka bersahabat sejak kelas tujuh. Udah deket kayak saudara. Perkara ciuman pertama, mending sama orang terdekat. Lebih nyaman.

Tin sudah hapal kontur muka Can. Dulu dagunya suka ada jerawat, dulu pipinya ruam merah, dulu bibirnya sering pecah-pecah.

Sekarang pipi itu gembil, mulus. Bibirnya merah, lembut, kelihatan kenyal dan yummy.

Pinginnya, Tin cium cepet-cepet terus udah. Tapi saat Can memejamkan mata sambil memonyongkan bibir, kok... Imut.

Tin menghela napas. Ia merinding. Bau samar bedak bayi dan kulit Can tercium hidungnya. Tin meneguk ludah, kemudian menempelkan bibirnya ke bibir Can yang separuh terbuka.

Tin melumat bibir bawahnya, melahap bibir atasnya, lidahnya mendesak masuk. Can mengerang protes, tapi membalas ciumannya. Mereka saling menjilat dan menggigit. Lidah Tin terasa hangat dan licin di mulutnya.

Satu menit sudah berakhir, tapi Sammy, Pond, Tekno dan Kla masih bengong. Tin dan Can nggak mau lepasin ciuman. Mereka terus aja saling melumat, menjilat, menyedot.

Tiga menit. Akhirnya Sammy batuk kenceng. Membuat mereka terkejut.

"Udah mau empat menit woii. Lihat nih stopwatch gue."

Tin terkejut. Kok bisa-bisanya dia teledor, kok bisa-bisanya dia menghayati, menikmati, sampai lupa waktu. Harusnya dia bisa lebih menahan diri. Lagi di depan teman-temannya loh ini.

Can kecewa. Yaaah kok udahan, cepet banget. Masih mau lagi.

.

.

.

END

Kalian pernah ciuman sama sahabat sendiri?
Gimana rasanya? Enak?
Sini cerita....







Maret 27 2021

BROFRIEND • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang