Bagi Pete yang sudah dari orok bersama Tin, dia merasa nggak mengenali sepupunya lagi sekarang.
Mereka memang sempat terpisah lama. Pete harus pindah keluar negeri sama ortunya sejak masuk SMP. Sekarang Pete kembali untuk lanjutin kuliah. Pas kebetulan banget keduanya ambil jurusan yang sama, sekelas pula.
Pete sedang mengerjakan tugas di kosan Tin siang itu. Terdengar ketukan empat kali. Kepala Can muncul di pintu.
"Tiiiin, sibuk?"
"Mata lo nggak lihat."
Can mengabaikannya dan nyelonong masuk.
"Hai Pete,"
"Hai Can," Pete tersenyum ramah.
Can melempar tubuhnya ke sofa, mengeluarkan ponsel, lalu mulai main game.
Cowok itu berguling, telentang, tengkurap. Kakinya menendang-nendang. Mulutnya teriak-teriak setiap kali salah langkah dalam permainannya.
Tin tetap fokus ke tugasnya. Dengan tenang, ia membaca buku referensi, menandai bagian penting, mengetik, memeriksa ulang.
Dua puluh menit kemudian...
"Tin, laper..."
Pete mendongak. Antara khawatir dan penasaran. Ia ingin tahu apa yang akan Tin lakukan.
Tin bangkit, berjalan ke konter, lalu mengambil beberapa camilan dari sana. Ia melempar camilan ke pangkuan Can.
Tin kembali fokus mengerjakan tugas.
Beberapa saat kemudian...
"Tin, hauuus..."
Lagi-lagi Pete melirik dari sudut matanya. Kalau itu Tin yang dulu, dia pasti bakal ngamuk dan mengusir Can dari kosannya. Tapi...
"Mau es kopi apa cola?"
"Cola," Can nyengir bahagia. Matanya masih fokus ke layar ponsel.
Tin muncul lagi tidak lama kemudian dengan sebotol cola di tangan. Ia kembali duduk di lantai, menghadap laptop.
Satu jam berlalu.
Can tidur telentang di sofa. Satu kakinya menjuntai di karpet.
Tin mendesah, lalu bangkit berdiri. Ia menghampiri Can yang tergeletak dengan tangan dan kaki menjulur kemana-mana. Mulutnya sedikit terbuka. Ponsel di dadanya masih menyala.
Pete memperhatikan bagaimana Tin mematikan ponsel Can, menaruhnya di meja. Ia melihat ketika Tin mengangkat kaki Can ke sofa, memperbaiki posisi tidurnya, lalu menyelimuti cowok itu sebelum menggusak kepalanya lembut.
Tin kembali duduk, mengetik di laptop.
"Mau ngomong apa? Ngelirik mulu dari tadi ntar jereng mata lo."
"Kamu berubah, Tin." Pete tersenyum manis.
Tin mengernyit, kesal pada sepupunya yang terlihat bahagia.
"Kalo udah kelar tugasnya mending lo pulang sono. Pacar lo nungguin tuh."
Pete kembali tersenyum.
"Iya, aku pulang. Ae ada latihan sore ini."Merasa diusir, Pete buru-buru membereskan buku-bukunya. Kemudian pamit.
Ketika pintu tertutup di belakang Pete, ruangan itu sepi senyap. Hanya suara dengkuran halus Can yang terdengar.
Alih-alih bangkit dan menghampiri Can, Tin hanya duduk di karpet, memandangi cowok yang tidur nyenyak di depannya itu dengan sayang.
.
.
.
END
Makasih udah baca fic gue yang gonta ganti judul ini...wkwkwkwkkwwk...
Udah yaa, ini beneran END yaaak...
Mau fokus di Ganteng Kere dulu.
Makanya vote komen biar gue semangat lanjutinnya.Bacot.
See you next work
Please vote for my another stories..
April 15, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
BROFRIEND • END
FanfictionTin dan Can Bersahabat tapi mendem rasa. Langsung baca aja.