#16

1.4K 263 22
                                    

Brak!

"Jeongwoo! buka dulu aku ingin meminta maaf sungguh"

Dengan terpaksa jeongwoo membuka pintunya sambil menggerutu tak jelas.

"Aku sudah memaafkanmu yoshi, jadi sekarang pergilah sebelum kakakku mengamuk!"

Yoshi menggeleng, ia tak ingin pergi dari sini.

"Aku tak akan pergi sebelum kau memaafkanku"

Jeongwoo mendengus. apakah harimau ini tuli? jelas jelas tadi jeongwoo sudah memaafkannya.

"ck! terserah kau sajalah!"

Jeongwoo menyambar mantel yg tergantung di belakang pintu lalu membanting pintu itu yg membuat sang kakak terlejut di dalam sana.

Jeongwoo tak peduli jika kakaknya marah.

Mengabaikan yoshi yg berbicara padanya.

Ia melangkah terus menuju pintu lift.

Bersyukurlah karna liftnya sangat sepi. walaupun jeongwoo sudah menekan tombol di lift yoshi menahan pintunya agar tak tertutup.

Mendengus kesal karna yoshi berhasil masuk.

"sialan" umpatnya dalam hati.

"Jeongwoo..." Lirihnya.

Jeongwoo menghela nafasnya lelah lalu menoleh ke arah samping. menatap mata sipit itu tanpa minat.

"Aku tak tau jika hal yg ku lakukan kemarin menyebabkanmu semarah ini" ucapnya dengan nada bersalah.

"Aku tak marah yoshi, hanya saja kesal karna.... ah sudahlah"

Ting

Pintu lift terbuka. jeongwoo melangkah keluar dan berjalan secepat mungkin meninggalkan gedung apartemenya.

Meninggalkan yoshi yg masih membeku di depan lift.

"Seharusnya aku tak menciumnya kemarin"

//

Bruhk!

Junkyu menghempaskan tubuhnya ke ranjang.

Lelah karna seharian melayani pelanggan di caffe.

Di tambah perkataan haruto semalam sangatlah mengganggu pikiranya.

Harusnya ia tak banyak berharap kepada haruto.

"Apakah kau tau bagaimana aku bisa kembali ke masa lalu kyu?"

"Kapan tembok kamar mandimu melunak"

"Aku rindu dengan kehidupanku yg dulu"

Kira kira seperti itulah perkataan haruto malam tadi.

Wajar saja ia rindu dengan kehidupanya di masa lalu. karna bagaimanapun haruto tak seharusnya berada disini.

Ia seharusnya kembali ke masa lalu dan menjalani hidupnya dengan normal.

Kehidupan haruto seharusnya tak seperti ini. sangatlah bertolak belakang dengan gelar putra mahkotanya.

Seharusnya haruto hidup enak di istana bukanya tinggal bersama junkyu dan bekerja paruh waktu.

Walaupun haruto menyebalkan tapi junkyu tak mau haruto meninggalkanya.

Persetan dengan gengsi! junkyu mencintai putra mahkota yg muncul tiba tiba di kamar mandinya.

My Stupid Prince [Harukyu√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang