Terdengar gemerisik daun kelapa yang tertiup angin, memperlihatkan seorang anak perempuan berambut pirang kuncir kuda yang sedang bermain di tepi pantai. Sesekali diraihnya riak ombak yang datang menghampiri. Namun, setelah diperhatikan oleh anak itu, nampaknya akan ada ombak yg menghampiri dengan cukup besar, segera ia berlari menjauh dari tepi pantai.
"Aduhhh" Ucap anak perempuan itu yang sepertinya baru saja terjatuh diatas lembutnya pasir putih.
Tanpa disadari, disisi lain ada anak laki-laki yang tengah siap menangis, karena karya istana pasir putih yang dibuatnya telah hancur oleh anak perempuan tersebut.
"Bundaaaaa" Pecah sudah tangisan anak laki-laki itu sesegukan.
"Eh.. Ehh.. Eh.. Kamu kenapa" Sesegera anak perempuan itu bangkit dari posisinya melihat anak laki-laki tersebut.
Anak laki-laki itu tidak menjawab malah semakin kencang tangisannya, sehingga membuat anak perempuan itu semakin bingung. Setelah diperhatikan nya baik-baik, ternyata ia telah menghancurkan sesuatu.
"Yailah, cuma karena ini aja kamu nangis? Eh gendut, kan bisa kamu buat lagi!" Sambungnya tanpa penuh penyesalan dan pergi meninggalkan anak laki-laki yang masih menangis.
***
"Mamaaah, muach" Ciuman anak perempuan kepada wanita berkisar umur 30 tahun yang sepertinya adalah ibunya. Tapi setelah ia melihat ke sisi lain, terkejut lah dengan sesosok yang tak asing baginya.
"Eh kamu ngapain disini?" Ucapnya
"Wahhh ini anak kamu Ver?" Sapa wanita dewasa lain dihadapannya.
"Iya ni Mel, cantik kan? " Sahut Vera.
"Iya cantik banget, Oiyaa kenalin ini anak tante" Lanjut wanita itu memperkenalkan anak laki-laki disebelahnya.
"Hah ini anak tante? Kok beda yaa" Celoteh anak perempuan itu dengan polosnya.
"Sayang kamu gak boleh seperti itu" Bisik Vera kepada sang anak.
Ini aku tambahin partnyaa yaaa diawal sebagai prolog. Semoga kalian sukakk
➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡➡
Salam luvluv ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Teen FictionTerdapat dua makhluk hidup yang memiliki sifat hampir sama, sehingga membuat kedua nya menjadi musuh dan semua yang mengenalnya selalu dibuat pusing karena tingkah mereka. Hingga suatu hari mereka dijodohkan dan diminta untuk satu atap. Penasaran ba...