7. Kabar (Milka)

1.1K 32 9
                                    

Matahari telah terbit, Milka sudah siap berangkat kesekolah. Ia dibangunkan oleh mamahnya lebih awal, karena ada hal penting yang ingin dibicarakan.

"Milka tidak mau pah! Milka masih 16 tahun, masih sekolah. Nanti gimana dengan cita-cita Milka."

Saat ini suasana ruangan sedang begitu tidak menyenangkan setelah Wisnu, papah dari Milka membicarakan hal yang serius.

"Mah, tolong ngertiin Milka. Milka janji deh akan berubah, coba kalian pikirkan lagi yah." Lanjut Milka yang memelas dan memohon dihadapan Wisnu dan Vera.

"Udah berapa janji yang kamu buat sama papah! Tapi tidak pernah dibuktikan. Untuk hal ini tidak ada penolakan, denger!" Wisnu yang memang mempunyai sifat tegas.

Tetapi selama ini Milka tidak pernah takut dan peduli dengan sifat papahnya ini.

"Nak, ikutin kata papah aja ya untuk kali ini. Ini untuk kebaikan kamu." Vera berusaha menenangkan putrinya, tangan vera memegang kedua tangan Milka. Tetapi Milka melepaskannya dan pergi ke kamar meninggalkan orangtuanya.

Mata Wisnu melotot melihat ke arah Milka yang pergi begitu saja.
"Sabar ya pah, tenang." Ucap Vero pada suaminya.

BRAKK** PRANG***
Didalam kamar Milka melemparkan barang-barang yang ada didekatnya hingga berserakan.

"Yang ada dipikiran orangtua gue itu apa si! Mereka engga mikir ya gue kan masih sekolah. Yakali nikah, terus jadi ibu-ibu, punya anak. Dijodoh-jodohin emangnya jaman dulu, udah jaman now kaya gini!" Gerutunya yang kini sedang duduk diatas kasur miliknya setelah merasa lelah karena perbuatannya.

>Flashback on

"Eh udah rapih anak mamah. Sini duduk." Vero menyambut kedatangan Milka yang sudah rapih mengenakan seragam.

Milka pun menghampiri mereka dan ikut duduk diruang tamu.

"Ada apa mah pah?" Tanya Milka penasaran maksud dari hal sepenting apa yang sudah menyita waktu tidurnya walaupun hanya beberapa menit saja.

"Papah mau ngejodohin kamu sama temen mamah." Ucap Wisnu tanpa basa-basi.

"Hah dijodohin maksudnya?" Tanya Milka menatap orangtuanya lebih serius.

"Kamu akan dijodohkan sama temen mamah terus nikah." Ucap Wisnu memperjelas.

"Nikah? Milka masih muda pah. Salah Milka apa tiba-tiba dijodohin gini?"

"Salah kamu? Banyak! Kamu ini perempuan tapi sifat kamu buruk. Sering bolos sekolah, terlambat, jail, tidak pernah nurut sama mamah dan papah."

"Tapi kan Milka selalu dapat nilai baik pah, Milka pinter ko." Ucap Milka berusaha membela diri.

"Nilai baik, tapi sikap kamu tidak, buat apa? Pokoknya kamu harus nurut kali ini, mau tidak mau!"

"Milka tidak mau pah! Milka masih 16 tahun, masih sekolah. Nanti gimana dengan cita-cita Milka."

> Flashback off

"Terus gue harus apaaaaa! Mending kalau orangnya ganteng kalau jelek gimana, tiap hari gue harus liat mukanya. Iiiih... amit amit." Teriak Milka didalam kamarnya frustasi.

Tok! Tok!

"Milka, kamu engga sekolah sayang?" Ucap Vero didepan pintu kamar anaknya yang tertutup.

"Sayang?" Vero berusaha memanggilnya kembali tapi nihil, tidak ada jawaban dari Milka.

"Iyaudah kalau kamu hari ini tidak ingin kesekolah tidak apa-apa. Mamah berangkat kerja dulu ya nak." Pamit Vero lalu meninggalkan pintu tersebut.

Tok! tok!
Lagi-lagi pintu kamar Milka bersuara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang