6. Kabar (Revan)

749 22 3
                                    

Happy Reading again💕
________________________________________

Hari ini Revan dan kekasihnya melewati setiap waktu dengan penuh kebahagiaan. Mereka asik berbincang-bincang, menonton, berbelanja, dan diakhiri dengan makan malam.

"Makasih ya sayang." Kata yang terucap dari mulut perempuan cantik yang baru saja menuruni motor besar berwarna merah.

"Iya sayang, aku pulang yah" balas lelaki yang sedang menunggangi motor besar tersebut. Dan mereka pun memberikan salam ciri khasnya, kemudian melajukan motornya dengan kencang.

"Hufft.." desah perempuan yang tengah melihat sesosok pria yang lama-semakin lama menghilang dan mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki sebuah rumah sederhana terlihat sejuk.

-----------------------------------------

Tok...tok...tok!
"Kak Revaaaaaan" teriak seorang gadis kecil dibalik pintu berwarna coklat itu.

"Hollaaaa, kak dipanggil Bunda sama papih." lanjutnya lagi karena belum mendapatkan sahutan dari abangnya itu.

"Ngapain?" Sahut Revan kepada adiknya.

"Mana aku taaaau, cepetaaaan." Gadis kecil itu pun meninggalkan pintu tersebut dan menuju ke arah pintu kamar yang terdapat tulisan namanya.

"Iyaaaa bawel." Teriak Revan yang masih cukup terdengar jelas oleh Mei meskipun sudah mulai meninggalkan pintu kamarnya.

MEISHA NADEEVA, Mei gadis kecil yang imut ini adik kandung dari seorang Revan, kelas 4 sd , lucu, rame, manja. Tidak hanya itu, Revan juga mempunyai seorang kakak perempuan namanya INDIRA NATAHNEA , Kak Indi sudah berstatus menjadi istri seorang CEO yang berpacaran sudah kurang lebih 8 tahun sejak ia masih duduk dibangku SMP, mempunyai sifat yang dewasa, asik, baik.

"Ngapain si udah malem ada-ada aja." Decaknya sembari menutup pintu kamarnya.

Tepat diruang santai sudah terdapat kedua orangtuanya yang tengah asik menonton televisi. Ia pun segera menyelesaikan anak tangga nya itu dan menghampiri mereka.

"Ada apa si bun? Pih?" Tanya Revan yang sudah ikut bergabung duduk diatas sofa.

"Ehh Revan, ada yang serius niiiii." Ujar Hans dengan nada suara ciri khasnya dan merangkul tubuh anaknya yang tengah duduk disampingnya.

"Matiin bun." Meli mematikan televisi yang sedang mereka tonton.

"Emm... jadi gini, gimana tuh bun?" Lanjut Hans yang sengaja melontarkannya ke sang istri.

"Lah apa si pih, papih yang ngomong aja." Balas sang istri.

"Hehehe... jadi gini, kamu harus paham ya, harus ngerti. Papih sama bunda mau kamu menikah." Ucapan Hans itu sukses membuat sang anak terkejut, Revan yang tadi menatap ke arah lain kini menatap ke arahnya.

"Papih ngomong apa tadi?"  Revan lebih memastikan pendengarannya itu.

"Makanya kalo orangtua lagi ngomong tuh di dengerin, biar ga mubazir nih suara papih. Jadi kamu akan papih nikahin sm temen papih."

"Hahahahahahahhaha becanda ya, lucu deh." Reaksi Revan yang menganggap ini hanyalah lelucon.

"Ehhhh malah ketawa, ini ngga lagi becanda ya van. Kamu akan kami jodohin sama anaknya temen bunda." Ucap Meli dengan posisi tangan kanannya menarik telinga Revan.

"Awww..." Revan pun meringis.

"Apaan si bun! Aku salah apa sampe dijodoh-jodohin gini. Revan juga masih sekolah." Lanjutnya menentang ide kedua orangtuanya.

"Tidak ada kata penolakan! Bunda sama papih capek sama tingkah kamu, selalu bikin ulah, ribut sana sini. Tadi kepala sekolah kamu telepon bunda, katanya kamu hari ini berantem lagi disekolah! Ini apa ni bonyok begini---" ucapan Meli terpotong karena melihat sudut matanya berwarna biru ke ungu-unguan. Dengan cepat Revan pun memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Udah pokoknya kamu harus ikutin aturan bunda, dengan kamu menikah pasti sifat kamu akan berubah karena kamu sudah punya tanggungjawab yang besar!" Lanjut Meli lebih tegas.

"Tuh bunda jadi marah kan. Udah kamu sekarang ke kamar yah pikirkan secara detail. Ini untuk kebaikan kamu juga sebagai seorang lelaki." Kini kata yang keluar dari mulut hans tetapi tidak bermaksud untuk memarahi hanya menenangkan Revan dengan posisi tangan menepok-nepok punggungnya.

Revan bangkit dari sofanya dengan raut wajah musam, dan melangkahkan kakinya untuk kembali ke kamar tidurnya.

Next👉👉👉

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang