5. Perang Dunia (dimulai)

881 36 10
                                    

Author~
Pukul 15.00

"Revan, Revan, tunggu." Ujar seorang perempuan yang sedari tadi mengikuti langkah kaki Revan.

"Van, kayanya yang manggil lo Siska deh." Ucap Farhan yang mendengar suara tersebut.

"Siska siapa?" tanya Revan dengan nada sengit tanpa memberhentikan langkah kakinya.

"Itu broo yang selalu ngejar-ngejar lo terus, kayanya si sekelas sama Milka." Lanjut Farhan. Revan pun menatap kearah Farhan, tak lama mereka semua terkejut karena perempuan yang sedari tadi sepertinya ada dibelakang mereka, kini sudah ada didepan mereka dengan mencoba memberikan senyuman terbaiknya.

"Haii Revan." Sapanya.

"Lo siapa?" tanya Revan dengan sinis melihat kearah perempuan itu.

"Aku Siska, masa kamu gak ngenalin aku." Dengan pedenya perempuan itu.

"Ada apa?" menghiraukan perkataanya.

"Makasih ya buat surat dan bunganya, kamu romantis banget deh." Lanjut perempuan itu yang sukses membuat mereka benar-benar bingung apa yang dimaksudnya.

"Hah.. maksud lo?"tanya Revan kebingungan.

"Iya masa kamu lupa, aku tadi nemuin surat ini sama bunga ada ditas aku, terus pas aku baca ini ternyata dari kamu, sumpah aku seneng banget deh." Menunjukkan sebuah amplop dan bunga kearah mereka.

"Mmm...sis, boleh kita liat dulu amplop nya?" pinta Dito kepadanya.

"Nii ." memberikan sebuah amplop ke Dito, dan mereka segera membuka isi dari amplop tersebut.

"Sumpah kamu bener-bener romantis Van, aku kira kamu gak suka sama aku tapi ternyata kamu juga suka yah." Lanjut lagi Siska yang sepertinya sudah benar-benar senangnya tingkat dewa.

Kenapa tidak, memang siska itu teman sekelas Milka yang sangat menggilai seorang Revan, dia udah sering memberikan beberapa surat untuk Revan dan mengirimkan beberapa chat tetapi tak pernah di respon oleh Revan.

Ia mulai jatuh hati diawal masuk sekolah ini, Revan dan Siska waktu masa orientasi siswa satu kelompok. Tetapi Revan sudah melupakannya dia tidak mengingat sosok Siska, dia tidak ingat jika pernah satu kelompok dengannya.

Sementara diarah kejauhan sepertinya ada yang sedang mengawasi kejadian ini. Tidak lain mereka adalah Milka, Lia, dan Sifa yang membuat rencana ini.

"Serius ini lo yang nulis?" tanya temannya yang terkenal dingin, ketika mereka sudah selesai membaca isi surat itu.

"Tai, mana mungkin kenal aja engga gue sama dia." jawab Revan.

"Terus siapa van?" ucap Dito juga kepadanya.

"Nih ." Revan yang mengembalikan kertas tersebut dengan kasar. Tapi Siska tetap memberikan senyuman manisnya.

"Denger ya, engga usah geer deh. Ini tuh bukan dari gua, gua juga gak kenal sama lu." Lanjutnya yang membuat senyuman perempuan itu runtuh.

'Nyeess' hati Siska begitu teramat sakit setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut Revan.

"Lo engga boleh gitu Van." Bisik Farhan kepada temannya itu setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Revan.

"Tapi ini ada tulisan dari kamu Revan." Ucap Siska dengan raut wajah yang menyedihkan.

"Tapi itu bukan dari gua, udah deh mending lu pergi." Usirnya yang langsung membuat Siska membalikan tubuhnya membelakangi keempat laki-laki itu dan melangkahkan kakinya untuk menjauh.

Bulir-bulir yang sedari tadi sudah ada dipinggiran bola matanya kini sudah jatuh membasahi pipinya.

"Ko lu gitu si van sama Siska." Ucap Farhan yang terkenal dengan sifat baik hati, dan kasihanin.

"Kira-kira yang ngasih surat sama bunga itu siapa ya van." Ucap dito juga.

"Tau lo, kasihan kan anak orang hahahah." Suara yang keluar dari salah satu mulut perempuan yang tiba-tiba datang kehadapan mereka.

"Wah..wah... jangan-jangan." tunjuk Dito kepada Milka dan kawan-kawannya.

"Kenapa?" ledeknya dengan mengedip-ngedipkan matanya kearah Revan.

"Pasti ulah dia ni, musuh gua kan dia doang emang, cewek sama cowoknya sama aja." Ucap Revan yang sudah mengetahui ulah dari semua ini.

"Hati-hati fitnah loh." Milka yang masih pura-pura.

"Yuk cabut guys." Mengajak Lia dan Sifa dengan penuh kehebohan, karena menurut mereka rencananya berhasil.

"Bye...bye..my honey Dirga." Ucap Lia yang memberikan kiss bye kepada sesosok yang ia sukai.

"Woi mau kemana lo." Teriak Revan yang tidak terima dengan tingkah laku Milka ini.

Milka pun membalikkan tubuhnya dengan tingkah mengejeknya, kedua tangannya ia taruh dimasing-masing otaknya dengan lidah menjulur keluar.

Milka pun membalikkan tubuhnya dengan tingkah mengejeknya, kedua tangannya ia taruh dimasing-masing otaknya dengan lidah menjulur keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ck.. sialan emng tuh cewek." Decak Revan yang sudah kesal.

--------------------------------
Hari ini Revan tidak berniat untuk kumpul dengan teman-temannnya. Ia menuju kearah tempat dimana motornya terparkir, tanpa pikir panjang ia menaiki motor (merek) dan menyalakannya karena ia ingat akan pulang bareng kekasihnya.

Terlihatlah sesosok perempuan yang sedang berdiri di halte yang tengah menunggunya, Revan pun menghampirinya.

"Haii sayang." sapa Revan kepada perempuan yang bisa diketahui adalah kekasihnya. Revan membuka kaca helm yang sedang dipakainya dan memberikan senyuman terbaiknya, senyuman yang ia tidak pernah berikan kepada perempuan manapun kecuali keluarga nya.

TBC


Maapkeun yaa up nya lama maklum aku sok sibuk hehhehe
Ditunggu kelanjutannya yaa👉👉👉
Vomennya jan lupa😙

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang