Pacarku Menikahi Temanku

1.2K 66 17
                                    

Aku menyukaimu dan kau juga menyukaiku.
Rasa kita sama, tetapi kenapa takdir mempermainkan kita.
Sang Pencipta tidak berkenan menyatukan kita.
Sebabnya kita berbeda.
Keyakinanmu dan Keyakinanku, tidaklah sama.
Hingga kau tidak ingin melepaskanku tetapi juga tidak memperjuangkanku.
Menyebalkan!

*

Suara meriah dan tepukan tangan tertuju kepada sepasang pengantin baru yang berdiri di altar yang baru saja mengikat janji suci mereka. Senyuman kebahagiaan terukir jelas di kedua pipi pengantin tersebut.

'Jerry Ferdian dan Floren Sabrina'

Semua pengunjung dan kerabat memberikan ucapan selamat pada mereka. Kebahagiaan terlalu banyak menyelimuti ruangan ini. Tapi tidak bagi sosok gadis yang berdiri jauh di belakang bangku pengunjung. Dia menatap datar ke arah kedua pengantin baru sembari melipat kedua tangannya di dada. Dekapan yang dia lakukan seolah berkata tidak ingin melepas pertahanannya. Tanpa sadar pandangannya bertemu dengan calon pengantin pria di sana. Pria itu menatapnya sendu, ada sebelik kerinduan dan kesedihan di antara keduanya. Calon pengantin wanita menyadari bahwa pasangannya menatap ke arah lain dan dia tertegun melihat sosok gadis itu. Dia segera menahan lengan pasangannya yang hendak menghampiri gadis itu. Dia menggelengkan kepalanya menatap pasangannya yang tengah memalingkan wajah menatapnya.

Gadis itu menyadari bahwa sepasang pengantin itu mengetahui kehadirannya. Dia segera bergegas pergi dari tempat itu.

Nasi sudah jadi bubur.
Buat apa di pertahankan, meski dibekukan sekalipun, ia tidak akan berubah menjadi Nasi.
Sama hal nya dengan kita.
Kita tidak akan pernah bisa di persatukan, karena Sang Pencipta menginginkan kau menjadi 'Nasi' dan aku menjadi 'buburnya' . Lalu dia adalah 'lauknya'. Pelengkap dari segala yang melengkapimu.

*
-Flashback-

"Fan..." Panggil seorang gadis berlari menghampiriku.

Namaku adalah Fanny Oktavia dan dia adalah temanku Floren Sabrina. Hari ini kami hendak ketemuan di taman bermain, sebab dia ingin mengenalkanku dengan pacar barunya. Aku tengah berdiri di depan pintu masuk taman bermain tersebut.

Floren tampak kelelahan berjongkok dan mengambil nafas panjang di hadapanku . Aku terkekeh.

"Kenapa berlari tergesa-gesa begitu hehe"- Aku mengusap pucuk kepalanya gemas.

Floren mendengus sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kamu sudah dari tadi datangnya ya, Fan? Aku khawatir kalau kamu menunggu lama." - Floren bangkit meluruskan punggungnya kembali menatapku.

Aku menggeleng kepala sambil tersenyum. "Santai aja. Barusan kok"

Floren ikut tersenyum lalu menggandeng tanganku masuk ke dalam. Aku hanya mengikutinya, kemana dia membawaku pergi.

Kami berhenti di dekat toko kecil di pinggiran jalan. Taman bermain di sini cukup luas, ada beberapa toko kecil di pinggirannya yang menjual berbagai makanan, minuman, aksesoris, baju, dan cendra mata lainnya. Tidak jauh dari toko ini, terdapat sebuah panggung kecil dimana beberapa pengamen bernyanyi di sana secara bergantian dan beberapa pengunjung taman menontonnya. Alunan suara gitar terdengar sampai di sini. Aku menikmati setiap musik yang terdengar sementara Floren tampak menatap kesekitar mencari seseorang.

"Di mana pacarmu, Flo?" Tanyaku.

"Ah, tadi aku suruh dia tunggu di sini, tapi kemana tu anak, sial." Kesal Floren.

Short Story✓ - Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang