Part 4

10 5 3
                                    

Hari Rabu.

Hari dimana siswa-siswi kelas XI-Farmasi merasa tertekan, dimana rasa deg-degan selalu hadir disetiap detiknya.

Rasa takut akan nilai 0 sudah tiada tapi rasa takut dibentak dan dipermalukan itu yang selalu hadir.

Bagaimana tidak merasa takut? Setiap kita membuat kesalahan maka akan diteriaki, kan malu.

Pagi ini Senja melihat sesuatu yang berbeda di diri Lucas.

Lucas memotong rambutnya dan itu membuat dia kelihatan lebih cakep dari biasanya.

"Senja! Lo tau gak lucas abis cukuran kayanya." Ujar Sita yang tiba-tiba datang menghampiri Senja.

"Astagfirullah Sita! Bikin kaget aja lo!" Senja yang sedang enak menelungkupkan wajahnya di kedua telapak tangannya, bukannya bermalas-malasan tapi memang cara ini agar Senja fokus terhadap hafalannya.

"Gue udah tau!" Sambung Senja, lalu dia menelungkupkan kembali wajahnya.

"Yehh, tentang Lucas lo gercep ya." Goda Sita dengan kekehan diujungnya.

Senja yang mendengar itu akhirnya menegakkan kembali badannya.

"Lo juga kalo tentang abang gue suka gercep." Sita hanya cengengesan tidak jelas mendengar ujaran Senja.

"Kemaren malem gue liat dia jalan sama cewek"

Sudah Senja kira, Lucas pasti sudah punya pacar.

***

Setelah praktek resep, untungnya ada jamkos selama 2 jam, maka dari itu sekelas langsung tertidur karena capek.

Sudah menjadi kebiasaan mereka, setelah praktek resep pasti tertidur di kelas.

Sudah kebiasaan Senja juga sering melihat Lucas secara diam-diam, ketika yang lain sedang tidur maka dia akan sibuk dengan memandang sang pujaan.

Lucas selalu terlihat damai saat tertidur dan Senja suka itu.

Entah ada angin apa atau seketika Lucas terbangun dari tidurnya dan itu membuat Senja kaget.

Bukannya memalingkan mukanya, Lucas justru melihat kembali Senja.

"Senja ingat dia udah punya pacar!" Gumamnya sangat pelan dan hanya dia yang bisa mendengar itu.

Mengingat pernyataan Sita tadi, membuat hatinya gelisah tak karuan, dia seakan menyukai orang yang salah, menyukai lelaki yang sudah punya pasangan.

Sedangkan di tempatnya Lucas terus melihat Senja yang tanpa sadar masih melihatnya juga, seakan tersadar dari pemikirannya Senja langsung memalingkan wajahnya.

"Anjir ketauan!" Muka Senja sudah memerah, persis seperti tomat, dia sangat malu akan kelakuannya itu.

"Bagaimana kalo dia tau?" Tanyanya kepada angin lalu.

"Lo ngapa dah ngomong sendiri?" Tanya Sita, dia sedari tadi melihat Senja bergumam sendirian seperti orang gila.

"Hehehe." Melihat Senja ketawa membuat sang teman bergidik takut.

"Lucas liatin lo!" Sita berujar dengan sangat pelan.

Perkataan Sita barusan membuat sang empu tambah malu, mukanya makin merah padam.

"Ke toilet kuy!" Senja langsung saja menarik tangan Sita.

***

"Lo ngapa dah?" Tanya Sita sesampainya di toilet.

"Tadi gue liatin Lucas dan ketauan!" Ujar Senja dengan tidak tenang, dia mondar-mandir di depan cermin toilet.

"Diem napa! Lo kayak setrikaan deh!" Seru Sita, dia pusing dengan kelakuan temannya itu.

PHARMACYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang