Selepas magrib, Lucas bergegas pulang ke rumahnya, dia juga sempat ikut makan malam bersama keluarga Senja.
Sedangkan Sita, sesuai ucapannya tadi dia ingin menginap di rumah Senja, menebar kecaperan dengan sang pujaan hati dan berharap dia membalas perasaannya.
"Temen kamu ngapain sih nginep-nginep? Dia gak punya rumah?" Tanya Skala.
"Jangan gitu dong bang!" Ujar Senja tak terima.
"Abang juga! Ngapain masih di dapur bukannya bobok?" Tanya Senja.
"Ini mau bobok, abang cuma ngambil minum." Jawab Skala sambil menunjukkan gelasnya.
Setelah itu Skala meninggalkan dirinya di dapur. Sedangkan Senja, dia mengambil banyak cemilan serta minuman bersoda, waktunya dia menonton drakor yang sudah dia list dibulan-bulan kemarin.
Sesampainya di kamar, dia mensejajarkan cemilan-cemilannya di dekatnya, agar jika ingin memakannya dia tidak kesusahan.
"Tau gak sih!? Abang gue tuh makin gak suka sama lo!" Ujar Senja, dia tak ingin sahabatnya sendiri disakiti oleh abangnya.
"Atu ya! Abang lo keras banget, susah gue lunakin!" Ujar Sita dengan penuh penekanan.
"Yaudah sih nyerah aja!" Usul Senja.
"Yaa, nggak lah!" Ujar Sita tidak setuju.
"Yaudah lah terserah lo aja!" Senja pasrah dengan kelakuan sahabatnya itu.
"Mau nonton apaan nih kita?" Tanya Sita.
"Sit, gue serius. Jauhin abang gue, gue takut lo sakit hati." Ujar Senja, dia tidak ingin pertemanannya hancur cuma gara-gara kelakuan sang abang.
"Selagi gue masih kuat, gue masih bisa dan gue belum jenuh, gue gak akan nyerah Enja!" Ujar Sita.
"Tt-api gue takut." Ujar Senja.
"Tenang gue gak bakalan kenapa-kenapa kok!" Ujar Sita berusaha meyakinkan Senja.
"Janji apapun yang terjadi lo tetap jadi sahabat gue?" Ujar Senja, sembari mengangkat jari kelingkingnya.
Sita terharu dengan perlakuan Senja selama ini, dia yang tetap teguh dengan pendiriannya sedangkan Senja yang selalu berusaha agar dia menyerah karena takut sang kakak menyakitinya.
Sita tersenyum dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Senja.
"Janji!" Ujar Sita dengan senyuman manisnya.
Kalau sudah gini kan jadi enak dihati Senja, dia juga lumayan gedeg sama abangnya itu, punya hati kok macam batu, keras banget.
***
Setelah beberapa minggu kemudia, Sita lebih sering menginap di rumah Senja karena Skala sedang libur panjang.
Ini merupakan kesempatan Sita untuk berdekatan dengan Skala.
Untuk sesosok Lucas, akhir-akhir ini dia sering main ke rumah Senja dan sekarang menjadi akrab dengan sang kakak, tak jarang dia juga mengajak Senja kencan di malam hari, mengajaknya keliling kota tidak jelas tujuannya bahkan pernah diajak kerumahnya dan masak bersama sang bunda.
"Temen lo masih nginep?" Tanya Lucas.
Mereka sekarang berada di sebuah kedai ice cream, Lucas sudah tau tentang hubungan Sita dan bang Skala.
"Kemaren dia nggak nginep, tapi sekarang dia mau nginep kayanya." Jawab Senja sembari menjilat ice cream stroberinya.
"Abang lo masih lama?" Tanya Lucas kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHARMACY
Teen FictionQueen Senja, sesosok orang yang sering menangis ditengah malam hanya karena memikirkan tugas yang makin menumpuk. Queen Senja atau panggil saja Senja, berusaha untuk tidak mencintai seseorang tapi nihil, cinta datang dengan seenaknya tanpa diundang...