Libur pun telah berakhir untuk Skala, besok dia harus berangkat kembali ke asramanya, maka malam ini keluarga Senja mengadakan makan bersama di rumahnya, Senja mengundang Sita dan Skala mengundang Lucas, hanya keluarga inti saja yang ikut.
"Nenek lo gak dateng?" Tanya Lucas, mereka sekarang sedang berada di teras rumah Senja, sedangkan Sita terus mengintili Skala, kemana pun dia pergi pasti Sita ikut.
Senja menggeleng untuk menjawab pertanyaan dari Lucas.
"Kok gak masak sendiri aja ya?" Tanya Lucas kembali.
Lucas heran dengan keluarga ini, kenapa tidak acara masak-masak saja kan lebih seru daripada pesan makanan gini, belum dateng lagi. Mereka sedang menikmati keindahan bintang yang bertaburan di langit.
"Cantik banget langitnya." Ujar Senja.
"Iya, yang liatin juga cantik." Timpal Lucas.
Deg, maksud Lucas apa? Membuat hati Senja baper.
"Apasih lo!" Ujar Senja sewot, lebih tepatnya menutup rasa gugupnya, baru pertama kali Lucas berucap seperti ini, rasanya seperti bukan dia saja.
"Kan bener." Ujar Lucas santai.
"Udah ah, gue mau masuk," ujar Senja mengalihkan pembicaraan.
Tanpa mendengarkan jawaban Lucas, Senja masuk ke dalam rumahnya, dia menghampiri dua sejoli yang sedang duduk berduaan.
Siapa lagi kalau bukan Sita dan Skala?
"Nempel mulu lo berdua!" Ujar Lucas tiba-tiba.
"Harus dong!" Jawab Sita dengan suara nge-gasnya.
"Sono lu, bikin risih aja kerjaannya!" Ujar Skala, dia sudah muak akan tingkah laku Sita, sedari tadi dia terus menerus mengikutinya.
"Bang, jangan gitu, Sita temen aku!" Bela Senja.
"Bukannya besok kalian ada praktek?" Ujar Skala, mengalihkan pembicaraannya dan di jawab anggukan oleh Lucas.
"Udah pada belajar kalian?" Tanyanya lagi.
"Bisa nanti itu mah bang!" Jawab Senja.
"Kamu kebiasaan ya, Enja!" Ujar Skala yang dihadiahi cengengesan Senja.
"Abis ini kita belajar kok bang!" Ujar Lucas.
Sita sedari tadi hanya menunduk, dia memikirkan ucapan Skala tadi, apa harus sampe sini perjuangannya? Terkadang dia iri dengan kisah percintaan Senja, apa dia kurang cantik?
"Weh Sita, bengong aja lo, lagi banyak pokiran?" Tanya Senja.
"Hahhaha nggak," jawab Sita.
"Ayok anak-anak makanannya udah dateng!" Ujar ibu Senja tiba-tiba.
Mereka berempat pun pergi masuk kedalam rumahnya untuk makan-makan.
Tak ada pembicaraan yang serius, hanya bercandaan yang mereka lontarkan, tak terkecuali Sita, walaupun hatinya sedang berperang antara maju atau mundur tapi dia masih bisa menujukkan kelucuan atas gurauannya.
Setelah acara makan-makan usai mereka tidak langsung tidur melainkan berbincang terlebih dahulu di ruang tengah rumah Senja.
"Kalian ada praktek ya besok?" Tanya ayah Senja.
Beliau melihat anak-anaknya sedang berkemas mempersiapkan alat untuk praktek besok serta ada buku buku yang berserakan disekitarnya dan etiket yang belum digunting.
"Yah, Sita nginep disini ya!" Ujar Senja.
"Yaudah gakpapa. Lucas gak sekalian nginep?" tanya Ayah Senja melihat Lucas yang ikut membantu Senja dan juga Sita berkemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHARMACY
Teen FictionQueen Senja, sesosok orang yang sering menangis ditengah malam hanya karena memikirkan tugas yang makin menumpuk. Queen Senja atau panggil saja Senja, berusaha untuk tidak mencintai seseorang tapi nihil, cinta datang dengan seenaknya tanpa diundang...