Chapter 11

56 24 12
                                    

Happy reading ෆ╹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ෆ╹ .̮ ╹ෆ

***

"Tidak tahu malu!"

"Awas jangan deket deket ada anak haram!"

"Kalo aku jadi dia, aku tidak akan pergi kesekolah!"

"Jika aku jadi anak dari orang tuanya, aku akan bunuh diri! malu banget punya orang tua kek gitu"

Leona berjalan melewati koridor dengan percaya diri tanpa mendengar orang yang terus-menerus menghinanya. Dia dibully sejak semua orang tahu bahwa ibunya seorang pekerja malam dan ayahnya seorang gangster, ia mendapat julukan 'Anak haram' karena orang tua mereka melahirkannya sebelum menikah.

Setelah sampai di kelasnya lagi-lagi bangku dan meja nya dipenuhi dengan coretan, teman sekelasnya pun menatap jijik ke arah Leona.

"HEH ANAK HARAM!"

"Itu tete lo gede habis open BO ya?!" Ucap salah seorang siswa.

"Kalo gue bayar dia, dia mau ga ya?"

"Anjir! lu mah gabakal bisa"

Leona tidak menggubris dan hanya diam dan menatap tajam kearah mereka semua.

"Hiiiy takut." Ejek salah satu siswi.

Semua yang menyaksikan nya hanya tertawa melihat Leona dipermalukan. Kemudian Leona di lempari telur oleh teman sekelasnya, dan lagi lagi mereka hanya tertawa puas dan sama sekali tidak peduli dengan keadaan Leona.

Leona lalu pergi ke toilet untuk membersihkan bajunya yang kotor akibat dilempari telur oleh teman sekelasnya.

Dia melepaskan bajunya alhasil hanya menyisakan kaos putih polos. Ketika sedang membersihkan tiba-tiba Leona ditarik rambutnya oleh salah seorang murid di sana, dia bernama Angel. Angel dikenal  paling membenci Leona dan paling sering merunding nya.

Leona menahan sakit ia berusaha melepaskan tangan Angel dari rambutnya.

"Le..lepasin" Ucap Leona kesakitan.

"HAHAHAHA, rasain lo!"

Angel pun melepaskan jambakan itu, Leona menatap tajam kearah Angel dengan tetap memegang rambutnya yang masih sakit.

"Apa?! mau ngelawan?" Ucap Angel sembari melipat tangannya didada dan melotot kearah Leona.

Leona tetap menatap tajam Angel dan tidak bergeming sama sekali.

"Lo k..kira gue takut?!"

Sebenarnya Angel merasa takut karena tidak biasanya Leona menatapnya seperti itu karena setiap ia membullynya, Leona hanya diam dan tidak peduli.

Perlahan Leona melangkah maju dan Angel mulai khawatir ia mundur perlahan dan ternyata Leona ingin mengambil bajunya.

Saat Leona membalikkan badannya, Angel mengambil Pel-an yang ada di sebelah nya dan perlahan melangkah maju ke arah Leona dan...

BUGH!

***

Reflek terbangun dari tidurnya, dia melihat sekitar dan ternyata sedang dikamar nya. Dia bermimpi tentang semasa sekolah smp-nya. Sebenarnya dia sudah beberapa kali memimpikan hal yang sama.

"Mimpi lagi?" Ucap seorang pria paruh baya.

Leona menatap ayahnya dan mengangguk.

Leona dulu hampir setiap hari dibully se-sekolah. Dan sekarang dia pindah ke jakarta dan memulai lembaran baru, dia bersyukur disekolah barunya semua teman temannya baik kepadanya bahkan hampir setiap hari dia mendapat pujian.

Leona yang sedari tadi melamun dan terkejut tiba tiba hpnya berdering pertanda ada notifikasi masuk.

Daniel
|30 menit lagi aku ke kamu
|kamu siap siap aja dulu.
10.30

Leona hanya membaca lalu beranjak dari tempat tidurnya segera mandi dan bersiap siap.

***

Kini Daniel dan Leona sedang berada di supermarket untuk membeli snack dan minuman untuk besok.

"Kamu juga pilih" Ucap Daniel sembari melihat-lihat.

"Aku enggak"

"Aku yang bayar, kamu jangan nolak ga baik."

Leona mengangguk dan mulai memilih snack-snack yang ada di sana.

"Aku kurang setuju sama liburannya," Ucap Daniel.

"Kenapa?"

"Ngerasa bersalah, di sisi lain Bima lagi koma dan keluarganya bersedih. Kita besok malah liburan"

"Iya si, ya mau gimana lagi kita gabisa apa apa"

Setelah selesai memilih, mereka berdua pergi ke kasir untuk membayar.

Disaat ingin pergi ke tempat parkir, Daniel melihat seseorang yang dikenal, dia Ivan. dia melihat Ivan di seberang jalan sana dan melihat seorang cewek keluar dari mobilnya, cewek itu terlihat melambaikan tangan dan tersenyum ke arah Ivan.

"Kenapa diem? liat apasi. Ayo pulang" Ucap Leona

***

Di sepanjang jalan mereka berdua hanya diam tak bergeming. Leona menoleh kearah Daniel yang sedang serius menyetir.

"Liatin mulu, awas suka." Ucap Daniel sembari tersenyum.

"Tadi itu siapa?" Tanya Leona tiba-tiba.

Flashback on

Saat tadi sedang memilih jajan, mereka berdua berhenti karena ada yang memanggil Daniel. Daniel menoleh ke arah suara tersebut dan seketika tubuhnya membeku.

"Sudah lama tak jumpa, Daniel" Ucap pria itu tersenyum.

Leona melihat Daniel yang mengepalkan tangannya seolah menahan emosi dan ekspresinya yang tidak menyukai kehadiran pria itu. Daniel menarik lengan leona dan pergi begitu saja tanpa merespon orang tersebut.

"Sekarang gasopan ya?, gue cuma nyapa padahal."

"Maaf, gue buru buru."

Flashback off

"Temen sekolah dulu" Ucap Daniel datar dan tanpa menoleh sedikitpun.

"Seperti nya kamu tidak menyukai orang itu?"

"Nanti deh aku cerita semuanya, untuk sekarang aku belum siap."

"Iya, terserah"

"Leona, lu ngerti ga pesan dari si pelaku?" Tanya Daniel.

"Hm, semacam sandi?"

"gue udah mikirin semalaman buat mecahin pesan si pelaku"

"benarkah?"

"Iya, ternyata cuma pake sandi angka sama sandi kurung. Easy kalo dipikir-pikir cuma si pelaku buat pesannya dibikin pusing padahal gampang menurut gue. Nanti gue kirim catatan nya." Jelas Daniel.

***

Makasih ya yang udah ngikutin ceritanya♡

See u next chapter!( ◜‿◝ )♡

NUMB | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang