13. Rude

327 47 52
                                    

Setelah mengirim pesan tersebut, hana langsung mematikan handphone dan menatap jengkel hafid yang kini berdiri lumayan jauh dengan nya.

Merasa ditatap. Hafid hanya mendelik dan tak peduli dengan kehadiran sepupunya itu. Hana hanya mengendus kesal dan mencibir perlakuan diam hafid.

"Kalau ada masalah tuh cerita! Bukan nya ngerokok segala!" sindir hana.

"Gak usah sibuk ngurus kehidupan orang lain, urus aja hidup lu." Hafid sambil terus menghisap rokok yang terselip diantara jari telunjuk dan jari tengah.

"Lu nakal boleh tapi harus pinter! Percuma lu dikasih otak sama tuhan kalau otak lu dianggurin mulu!" Hana berucap dengan raut wajah menahan amarah yang bergejolak dalam diri, karna melihat hafid yang masih saja merokok di ujung Rooftop.

"Yaelah... katanya mau nyelesain masalah kok malah pada nyari masalah sih? Lu berdua tuh dah pada gede jan kek bocah!" sela somi secara tiba-tiba.

"Maaf... kelepasan." Hana mendesah sambil melipat tangan dan menyender di tembok Rooftop.

"Hafid, lu matiin rokok atau gue hajar muka lu sekarang juga," ancam somi dengan wajah yang tak bersahabat.

"Ck! Iyain!" Hafid terpaksa mematikan rokok dengan cara diinjak oleh sepatu. Setelah itu ia memilih untuk memakan permen saja.

Somi memutar mata dan duduk bersender disalah satu kursi yang tak terpakai. Merasa kepanasan somi pun melepaskan jaket kerja miliknya lalu diam merenung.

"Som...." Hana memecahkan keheningan. Somi menyaut dengan melirik hana yang berdiri tak jauh dari posisi duduknya.

Ucapan hana sempat tertahan karna dia merasa tak enak dengan somi, walau rasa curiga dalam dirinya tak bisa terbendung.

"Bilang aja. Gak usah sungkan."

Hana mengangguk. Tangan kanan nya meraih satu kursi yang tak terpakai, lalu duduk tak jauh dari somi.

"Penyebab lu nggak ada kabar 2 hari... karna apa?" Hana merasa tak enak saat melihat raut wajah somi yang berubah, bahkan hafid yang berada di ujung Rooftop diam-diam mendengarkan percakapan tersebut.

Somi menghela napas dengan berat, "Ceritanya panjang. Tunggu y/n dateng aja... gue gak mau jelasin 2 kali." Hana mengangguk dan menyetujui ucapan somi.

Langit yang sudah semakin gelap menambahkan kesan dingin dan canggung untuk mereka bertiga.

Walau begitu. Mereka sibuk dengan dunia masing-masing.

Hana selalu mengecek jam tangan, hafid yang terlihat tak bersabar, dan somi yang sibuk mendengarkan lagu menggunakan earphone.

Asal tawa bahagia dan mata yang menyiratkan kebahagian mereka saat bertemu satu sama lain, seakan hilang begitu saja termakan oleh rasa amarah dan egois.

.

.

.

Y/n terdiam sejenak menatap ganggang pintu. Dalam lubuk hati ia ingin sekali membuka pintu tersebut, tapi entah darimana dia merasa gugup dan takut jika keberadaannya malah memperburuk keadaan.

Emak Gue [Imagine Series•Bjh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang