Adrian duduk di bangku kelasnya lalu menatap jam dinding. Pukul 06.45, sekolah masih sepi. Rajin sekali dia berangkat pukul 06.00 dan diantar oleh Tommy.
Kevin? Dia masih tidur di kasur. Adrian tidak ingin mengambil risiko. Bisa-bisa ia telat lagi seperti hari kemarin.
Adrian menyalakan ponsel lalu membuka aplikasi twitter (X) . "Alamak nama gue dari malam tadi trending gak turun-turun. Fak kata gue teh."
Tangannya meng-scrol layar ponselnya dan rasa malunya semakin meningkat. Bahkan sesekali Adrian membalikan ponselnya. Tidak kuat melihat komentar orang-orang tentang wajahnya yang katanya unyu.
"Merinding gue tai." Adrian langsung mematikan ponsel lalu menutup mukanya dengan kedua tangannya.
"Kalo gue diculik orang gimana? Misal organ-organ gue dijual gimana? Jangan sampe. Yang kaya raya bapak gue bukan gue. Mending organ bang Kevin aja yang di jual," cerocos Adrian.
Lama Adrian menelungkupkan kepalanya. Hingga kelas mulai sedikit ramai. Banyak mata yang memandang Adrian. Heran, sedari tadi tidak menunjukan tanda-tanda bergerak. Matikah?
"Lo sakit?"
Adrian menggelengkan kepalanya.
"Lo lagi simulasi menuju alam kematian?" Arka menjitak kepala Daniel. "Cuma bercanda, Ka. Suka bener kayaknya lo melakukan kekerasan fisik sama gue."
Arka duduk di kursinya lalu memegang pundak Adrian. "Lo kalo kaya gitu terus entar susah nafas, Yan."
"Lo tau gak, Yan. Nama lo dari kemaren trending. Sampai sekarang malah. Iri gue," ucap Daniel sambil meng-scrol ponselnya.
"Diem setan. Gue gak mau denger," semprot Adrian kesal.
Daniel bingung sebentar lalu langsung peka. "Oh, lo malu ya?" goda Daniel.
"Oi Daniel!"
Daniel yang dipanggil menoleh. "Sobat-sobat gue akhirnya balik. Gue kangen." Daniel berlari lalu memeluk laki-laki yang memanggilnya tadi.
"Jangan ngelecehin gue anjing." Aidan menampar pipi Daniel kencang.
"Sialan." Daniel mengusap pipinya yang memerah. "Bisa-bisanya lo nampar pipi gue."
Aidan memicingkan matanya. "Lo kalo mau ngehomo jangan sama gue. Sama Kenzo aja sana!"
Kini giliran Kenzo yang memukul kepala Aidan. "Najis."
"Bangke. Woi tungguin gue. Kita duduk sebelahan!" Aidan mengikuti Kenzo yang sudah lebih dahulu duduk di tempat yang masih kosong.
"Oi, Arka! Gimana kabar lo? Aidan meletakkan tasnya di meja. Posisinya Aidan dan Kenzo duduk di samping meja Daniel.
"Kaya yang lo liat."
"Seperti biasa, singkat." Aidan mengangguk-angguk paham. "By the way, yang di samping lo siapa tuh? Kayaknya gue pernah liat deh."
Daniel merangkul bahu Aidan. "Kenalin dia sobat baru gue. Namanya lagi trending di twitter."
"Cucu keluarga Kendrick dan Anggara," sahut Kenzo. "Sejak kapan manusia kaya lo temenan sama dia?"
Aidan mengangguk setuju. "Kalo Arka masih bisa dipercaya. Tapi kok dia mau temenan sama lo?"
Wajah Daniel sedikit memerah. Marah campur kesal. "Kalian baru masuk hari ini loh. Jangan memancing keributan."
Daniel berjalan mendekati meja Adrian. "Woi bocah."
"Hm."
"Tengok sini ngapa?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/259604223-288-k994596.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrian
Teen FictionAdrian itu bocah yang baru berusia 15 tahun, suka yang gratisan, dan cita-citanya pengen jadi anak angkat orang kaya. Tapi ternyata dia beneran anak orang kaya. Tiba-tiba pula. Motivasi Adrian adalah jika ingin kaya maka jalan tercepatnya jual diri...