「⚘┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟏𝟑┆ 𝟐𝟐 𝒅𝒆𝒔𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓.」

3K 549 81
                                    

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒎𝒊 𝒄𝒂𝒔𝒂

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

Tanggal 22 Desember. 

Ada dua peristiwa penting pada tanggal ini. Yang pertama, adalah Hari ulang tahun sang bungsu Megumi. Dan yang kedua, adalah Hari ibu. Dan pada hari ini, [Name] juga di buat terkejut oleh perlakuan suami dan sang putri sulung.

"Selamat pagi sayangku" Pemandangan pertama di pagi hari yang dilihat [Name] adalah suaminya yang tersenyum manis di hadapannya. Untuk pertama kalinya, [name] melihat Toji bangun lebih pagi dari pada dirinya. 

"Pa - pagi juga, Toji" Uajr [Name] dengan nada suaranya yang terdengar masih parau. "Bangunlah, dan siapkan dirim. Aku akan memasak sarapan untuk kita" Toji mendaratkan kecupan hangat di bibir mungil milik istrinya.

[Name] hanya berdehem sebagai jawabannya. Toji kemudian meninggalkan [Name] yang masih merasa kebingungan. [Name] juga pada akhirnya bangkit dari futonnya dan berjalan menuju kamar mandinya. 

Setelah itu, ia pergi menuju kamar anaknya. Ternyata sang putri sulung sudah tidak ada di futonnya, tersisa Megumi yang sedang tertawa ke arah [name] di boks bayi. "Selamat pagi sayangku, Selamat ulang tahun" Uajr [name] mengangkat tubuh Megumi kemudian melayangkan kecupan hangat di pip chubbynya.

Membuat Megumi tertawa. Seperti mengerti apa yang ibunya ucapkan. [Name] membawa Megumi ke ruang makan rumahnya. Pemandangan yang ia tangkap adalah Tsumiki yang sudah duduk manis di kursi salah satu meja makan.

Dan tubuh tegap Toji yang sedang berhadapan dengan kompor dengan apron yang melekat pada tubuhnya yang atletis.  Sebuah senyum merekah di bibir [Name], entah mengapa hatinya terasa hangat.

"Selamat pagi mama!" Ujar Tsumiki. [Name] menghampiri Tsumiki dan mengecup pipi chubbynya. "Selamat pagi juga sayang" kemudian [Name] menaruh Megumi di kursi duduk khusus bayi. 

Tangan milik [Name] melingkar di pinggang suaminya. Wajahnya di sempunyikan di punggung suaminya. "Ada apa sayangku?" Suara lembut Toji menyapa [Name]. [Name] menggeleng, ia tersenyum. "eum, aku hanya senang hehe" 

Toji membalikkan tubuhnya. Menangkup kedua pipi sang istri menggunakkan kedua tangannya. Pada detik berikutnya, sebuah kecupan di terima [Name] di bibirnya. "Aku senang kalau kamu senang" Ujar Toji. Pipi [Name] di buat merona oleh suaminya.

"Huwaaa!"

Suara tangis Mengumi membawa kedua rang tuanya kedalam realita yang sempat mereka tinggalkan. Mereka melupakan fakta, bahwa anak anaknya sudah duduk di meja makan yang menghadap mereka. "Ah, aku lupa. Megumi kan tidak suka kalau kau dekat dekat dengan ku hehe"

[Name] menggendong lagi Megumi. Menyandarkan kepalanya di dada [Name] dan mulai berusaha agar anak lelakinya ini tenang. Megumi dengan mata berairnya menatap sang ayah. dan Toji merasa terejek.

Toji berdecih. "Cih, dasar bocah itu".

Setelah Megumi berhenti menangis, [Name] menaruhnya lagi di kursi khusus bayi. Toji mulai menyajikan beberapa lauk pauk yang ia masak. Walau tidak mewah, tapi cukup membuat [Name] tersentuh. 

Sarapan mereka seperti basa berlangsung hening tanpa ada pembicaraan. Membiarkan lidah mengecap rasa dari makanan yang tersuguh. Sehingga acara sarapannya berlangsung dengan waktu yang cukup singkat.

Selanjutnya, [Name] memutuskan untuk sedikit merapihkan rumahnya sebelum membuka toko rotinya. "Apa yang kay lakukan, [Name]?" Ujar Toji yang sudah berada d belakang sang istri. [Name] dengan tangannya yang sudah memegang vacum cleaner di buat terkejut.

"eh? aku hanya mau membersihkan rumah sebelum buka toko" ujarnya. Toji menatap istrinya. Detik berikutnya, tangan Toji merebut alat pembersih dari tangan [Name]. "tidak boleh!" ujarnya kembali membuat istrinya terkejut.

Toji memegang bahu [Name], dan menyuruhnya duduk di sofa. "biar aku saja yang membersihkan rumah. Kamu jaga megumi saja! " Pada akhirnya, [Name] hanya mengangguk dan mengajak Megumi dan tsumiki untuk bermain bersamanya.

Toji memulai kegiatan memebrsihkan rumahnya. Walau terbilang jarng menggunakan alat pembersih, bahkan ia sempat kebingungan bagaimana cara menggunakannya. Tetapi ia berhasil membuat lantai rumahnya bersih dari debu.

Untuk manusia yang jarang membersihkan rumah, skill Toji bisa di bilang 'lumayan'. Setelah Toji selesai dengan Vacum cleaner, Toji merebahkan dirinya di samping [name]. "otsukare, Toji. Terimakasih sudah membantu" Ujar [Name] melayangkan senyum manis kepada Toji.

Tangan Toji terulur untuk mengusap surai milik [name]. "sama - sama sayangku" Toji membalas senyuman millik [Name]. Senyum tipis dari Toji berhasil membuat [name] merona tipis. "J- jaa, kalau begitu tolong jaga Megumi ya" [Name] menyerahkan Megumi di pangkuannya ke pangkuan Toji.

Tangan Toji mencekal [Name], menghentikan pergerakan sang istri. "Mau kemana?" Perkataan Toji kembali membuat [Name] kebingungan. "aku mau buka toko, memang kemana lagi?" mendengar jawaban sang istri, Toji seketika bangkit dari duduknya. Tentunya ia menaruh dulu Megumi dari pangkuannya.

"Biar aku saja, kamu bukannya ingin membuat kue untuk megumi? Biar aku yang buka Toko" Ujar Toji seketika langsung melesat menuju Toko Roti milik [Name]. 

"hah... sebenarnya ada apa ini?"

"Bagus sekali Tsumiki"

Ujar [Name] memuji anak sulungnya. Membuat Tsumiki semakin semangat membantu ibunya yang sedang membuat kue ulang tahun. Karena ia bingung harus mengerjakan apa, [Name] memilih membuat kue ulang tahun untuk putra bungsunya yang sedang berulang tahun hari ini.

Segala pekerjaan yang biasanya ia lakukan, sudah di selesaikan oleh Toji. Seperti mencuci baju, menjemur, bahkan masak. Kini Tsumiki ikut membantunya menghias kue kecil milik Megumi. Ia berniat melakukan kegiatan tiup lilin pada jam makan malam nanti.

Tak terasa hari sudah mulai menggelap. Kini sang mentari sudah berganti tempat dengan sang dewi bulan. Keluarga kecil [name] sudah berkumpul di meja makan, dengan berbagai lauk pauk yang tersaji. Kali ini [name] yang memaksa. walau sempat berdebat dengan Toji.

[Name] menyajikan kue yang telah ia dan Tsumiki buat di hadapan Megumi. "Toji, tolong nyalakan lilinnya" Ujar [name]. Toji menyalakan lilin bertuliskan angka 2 menggunakan korek api dapur. 

"Sa, Mari tiup lilinnya Megumi -chan"

Mata Megumi berbinar menatap kue cantik khusus untuknya. Bibirnya maju berusaha mengeluarkan angin untuk memadamkan api kecil di hadapannya. Membuat ibu dan ayahnya merasa gemas dengan tingkah lakunya.

Pada akhirnya dengan kekuatan penuh dan tentu bantuan Tsumiki sebagai kakak yang baik, Megumi berhasil memadamkan api dari lilinnya. "Selamat ulang tahun sayangku" 

Hari semakin malam. [Name] berhasil menidurkan Megumi dan Tsumiki setelah hampir satu jam di gendongan. Kini ia merebahkan tubuhnya di samping Toji. Suara helaan nafas terdengar dari mulut [Name].

Ia merasakan tubuhnya di bawa kedalam dekapan hangat yang sangat ia sukai. Pelakunya tak lain dan tak bukan adalah suaminya, Toji. Mulut Toji mendekat ke daun telinga milik [Name], membisikan sesuatu yang membuat sang hawa meneteskan air matanya.

"Selamat hari ibu, terimakasih banyak dan aku mencintaimu"

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

【 20 Maret 2021】

Menemani malam minggu kalian. Ak tw km jombs😠🙌

【 mi casa 】 ;ft fushiguro toji.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang