Putus

330 229 107
                                    

Hari ini Nada tidak pergi dengan Yerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Nada tidak pergi dengan Yerin. Dia meminta Ten menjemputnya. Dia tidak melampiaskan semua kekesalannya pada Yerin kemarin dan rasanya Ten akan menjadi amukan gadis itu.

Dia sudah menunggu Ten di teras rumah. Pemuda itu sudah dalam perjalanan. Mereka memang tahu rumah Teh Irene kecuali, Doyoung.

"Selamat pagi tuan putri"

"Bacot buruan!"

"Aelah kenapa sih dari semalam marah-marah mulu anjir"

Nada tidak mengubris ucapan Ten. Dia masuk kedalam mobil diikuti Ten dibelakangnya.

Pemuda itu mulai menyalakan mesin mobil dan meninggalkan halaman rumah Nada.

Gadis itu masih saja diam dengan raut wajah kesal.

"Lo kenapa sih anjir dari semalam juga? Ada yang ganggu lo? Siapa? Enak aja ganggu pacar gue?"

"Mulut lo lemes banget mau gue lakban?!"

"Buset Nad" gadis itu menghela nafas kasar.

"Lo tahu nggak sih Ten. Kemarin kan Sejeong bilang mau  ke rumah, gue udah tungguin tuh di depan ruangannya kemarin sampai satu jam eh dianya nggak muncul terus tiba-tiba lo tahu pas gue ngecek hp dia bilang nggak jadi. Wah sumpah gue pengen ngamuk rasanya"

"Lah kok bisa? Kenapa?"

"Katanya males. Gila kali ya, mana sepupu gue udah gue suruh duluan juga nggak akan mau dia kalau gue suruh jemput lagi"

"Terus kenapa nggak telepon gue Nada"

"Idih ngerepotin. Tapi kemarin ada Doyoung sih nawarin cuman gue nggak mau dan parahnya lagi dia tuh main ninggalin setelah gue tolak. Anjing bangetkan" Ten tertawa mendengar ucapan Nada. Membuat sang gadis semakin kesal dibuatnya.

"Lagian lo juga udah ditawarin sok-sok nolak lagi"

"Ya gue nggak mau lah siapa yang tahu di bakalan macem-macem sama gue"

"Otak lo macem-macem" Nada hanya diam menahan rasa kesalnya terhadap dua orang temannya kemarin.

Jalan menuju kantor Nada hari ini macet. Sudah jam 7 lewat dan dia langsung menghubungi Mbak Gigi perihal keterlambatannya.

Dia sebenarnya ingin keluar dari mobil dan berlari menuju kantor jika saja Ten tidak mencegahnya. Sebab dia takut jika nilainya akan turun. Selama prakerin semua hal dinilai begitu juga tentang kedisiplinan. Semua menentukan kehidupan Nada kedepannya.

Namun untuk saja Mbak Gigi mengerti setelah Nada memberitahunya.

"Tapi, Nad lo tuh cocok banget sama Doyoung anjir"

"Eh! Mulut lo sekate-kate kalau ngomong" Nad memukul pelan mulut pemuda itu.

"Serius gue ini mah. Lagian dia nggak ada pacar. Tapi lo yang ada pacar"

Prakerin [Doyoung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang