Chapter 2

21.8K 3.9K 839
                                    

Yuhuuu! Update lagi😘😍😍

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar sebanyak-banyaknya🤗🤗🤗❤️

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar sebanyak-banyaknya🤗🤗🤗❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Playlist: Public - Make You Mine

"Aduh, Om... harusnya tuh pedekate dulu. Jangan kayak Pak Anatomi deh pepet terus. Padahal pedekate baru bentar." Sani mengingatkan.

"Berarti sebulan kemarin sebelum kamu ghostingin saya, itu nggak disebut pedekate?"

"Nggak lah, Om. Itu mah namanya ngobrol biasa. Kalo pedekate tuh diajak jalan, ngobrol di luar bareng, teleponan, ya begitu. Saya tuh sukanya pedekate lama-lama biar nanti pas jadian awet," jelas Sani.

"Tapi kamu blokir saya. Gimana mau ngajak jalan?"

"Bener juga."

"Ini kamu lagi beberin siasat deketin kamu? Saya dapat banyak bocoran nih."

Sani diam. Kok dia baru sadar sudah banyak bicara dan memberitahu kalau dia suka pedekate yang lama? Aduh, mulutnya kenapa tidak bisa diam. Kenapa pula dia baru ngeh sekarang?

"Kalo gitu setiap hari saya jemput ya biar bisa pedekate secara langsung," ucap Angan.

"Pedekate kok bilang-bilang," ceplos Sani.

Angan tersenyum jahil. "Kamu aja mau ghostingin saya bilang. Biar adil saya juga bilang."

Sani memandangi Angan. Senyum di wajah laki-laki itu tidak pernah redup. Bahkan sekarang sedang mengedipkan mata.

"Om kelilipan? Ngapain kedip-kedip?"

"Udah saya duga kamu bakal bilang gitu." Angan tertawa pelan. "Iya, kelilipan lucunya kamu."

"Jangan kebanyakan gombal, Om. Saya nggak suka laki-laki gombal," ungkap Sani. Hanya sepersekian detik Sani sadar sudah membeberkan hal lain tentangnya.

"Oke, saya nggak akan gombalin kamu lagi. Saya catat nih kamu nggak suka laki-laki gombal."

"Emangnya Om bawa kertas mau dicatat segala?" tanya Sani polos.

"Saya catat di hati." Angan tersenyum lebar. Tak sedikitpun dia merasa kesal karena pertanyaan-pertanyaan menyeleneh Sani. Lucunya dia malah gemas. "Kamu cantik banget hari ini."

"Saya tau, Om. Saya emang secantik bidadari," kata Sani bangga.

Angan melihat sepupunya menaikkan tangan ke udara memanggilnya. Dia mengusap kepala Sani sambil pamit. "Saya duluan ya. Sampai ketemu lagi, Sani. Tot ziens."

Sani menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. "Om ngomong apaan tuh?" tanyanya entah pada siapa.

"OH, MY GAAAWD! KAMU KENAL ANGAN JUNIED?" Sugar bertanya dengan suara keras, membuat Sani kaget karena Sugar datang secara tiba-tiba.

La La You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang