Jeno Tarub dan Nana Wulan

23.1K 1.2K 856
                                    

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pria bernama Jeno Tarub. Jeno Tarub sangatlah tampan, membuat wanita cantik dan pria yang berstatus sebagai submisif berlomba-lomba untuk mendekatinya.

Kehidupan pria berwajah tampan dan berbadan kekar bak pangeran itu terbilang cukup menyedihkan. Berbanding terbalik dengan wajahnya yang rupawan.

Brak!

Suara piring yang dilemparkan mengejutkan Jeno Tarub yang sedang mencuci pakaian di kamar mandi.

"Makanan macam apa ini!! Menjijikkan!!" ujar wanita itu mencela makanan yang sudah dibuatkan untuknya.

"Jeno Tarub! Kemari kau!" teriak wanita itu.

Dengan tergopoh-gopoh Jeno Tarub yang sedang mencuci itu terburu-buru membereskan cuciannya lalu menghampiri si wanita.

"Ada apa memanggilku." tanya Jeno Tarub setelah sampai ke ruang tamu yang merangkap juga sebagai ruang makan yang ada di rumah sederhana mereka.

"Kau ingin meracuniku hah?!" amuk si wanita pada si pria tampan.

Tubuh tegap Jeno bergidik ngeri. Kemarahan wanita yang ada di hadapannya sungguh sangat mengerikan. Membuat Jeno Tarub dirundung rasa takut.

"Kau pikir dengan melihat wajah melasmu itu aku akan luluh! Sama sekali tidak! Cepat kau bersihkan piring itu!"

"B-Baik."

















🐰🐰

























Jeno Tarub lebih memilih menenangkan diri di dekat sungai yang mengalir cukup deras.

Sungai yang berada tidak jauh dari rumahnya itu sangatlah indah. Airnya yang jernih dapat dipergunakan oleh warga desa untuk keperluan memasak, mandi, dan sebagainya.

"Kenapa nasibku buruk sekali." lirihnya meratapi nasibnya.

Semenjak sang ayah menikahi janda cantik primadona dari desa seberang. Nasibnya yang semula baik menjadi seperti ini. Dia harus tinggal dengan istri baru ayahnya dan anaknya yang selalu malas-malasan tiap kali Jeno memintanya untuk membantu pekerjaannya, sedangkan sang ayah harus bekerja di ibukota demi memenuhi semua kebutuhan mereka.

Jangankan bersikap baik kepadanya. Istri baru dari ayahnya itu malah bersikap semena-mena terhadapnya. Membuat Jeno Tarub merasa muak bila harus terus tinggal di tempat itu.

Kalau tahu akan seperti ini. Jeno Tarub lebih memilih sang ayah untuk menduda saja ketimbang harus mengalami nasib buruk ini.

"Hah, hidupku sangat melelahkan. Kapan aku akan merasakan bahagia." lirihnya.

Byur!

Batu yang dia pegang pun dia ceburkan ke dalam sungai.

"Lebih baik aku di sini saja daripada terus-menerus kena omel wanita itu."























🐇🐰🐇























"Kau yakin?" tanya perempuan cantik dengan baju indah berwarna biru muda.

Setelah berdiam diri cukup lama di tempat persembunyiannya.

Setelah kurang lebih dua jam mereka kabur dari istana, ketujuh putri kaisar langit itu akhirnya dapat melepaskan diri dari penjagaan sang ayahanda.

"Tentu saja Kakak." ujar si cantik berbaju merah muda setelah terdiam beberapa menit.

Wajah elok si cantik benar-benar memikat mata siapa saja yang melihatnya. Banyak pria-pria tampan dari kerajaan langit lainnya yang ingin meminang si cantik.

EROS | Nomin [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang