FWB

48K 1.8K 651
                                    

Na Jaemin, namanya.

Pemuda berwajah tampan dan juga rupawan dambaan setiap wanita. Hidup bergelimang harta, kepintaran yang di atas rata-rata. Terlebih lagi, dia menjadi idola di sekolah tempatnya menimba ilmu. Membuat seorang pun tak dapat menolak pesona pemuda bermarga Na itu.

Berjalan dengan angkuh, pemuda bermarga Na itu menatap sekumpulan gadis yang tak tahu aturan mengelu-elukan namanya. Bukannya apa. Jaemin, dia tak terlalu suka kalau daerah kekuasaannya disentuh oleh orang lain.

"Jaemin-Oppa, mau pergi berkencan denganku?" ujar seorang gadis cantik berseragam sedikit ketat.

"Tidak." jawab Jaemin tanpa perasaan.

"O-Oppa," lirih sang gadis. Tak menyangka kalau ajakannya akan berbuah penolakan oleh sang idola sekolah.

"Kau memuakkan. Pergi dari hadapanku."

"Jahat!" teriak gadis itu tak kuasa menahan isak tangisnya.

"Cih." decih Jaemin.

Pemuda Na itu tak peduli kalau setelah ini dia akan dihujat habis-habisan karena perilaku dinginnya tersebut.





















🐇🐰🐇






















Pemuda tampan itu mendengkus geli, pemandangan di hadapannya benar-benar membuatnya merasa muak.

Wajah rupawan bak pangeran itu menatap datar segerombol siswi yang sedang menenangkan rekan mereka yang baru saja mendapat penolakan.

"Tidakkah suara kalian mengganggu." tegur si tampan. Niatnya untuk menenangkan diri di taman harus terganggu.

"Ah, Jeno-Sunbae. Maafkan kami." ujar salah satu siswi dari gerombolan itu.

"Hm. Pergilah. Kalian mengganggu ketenanganku." usirnya tak berperasaan.

Memangnya keuntungan apa yang akan dia peroleh dengan membiarkan gerombolan gadis tak tahu aturan tersebut.

"T-Tapi,"

"Pergi."

"A-Ayo, Karina. Kita pergi dari sini." ajak gadis cantik bernametag Winter itu.

"Ah, baik. Permisi Sunbae." pamit si gadis.




















🐇🐰🐇
























Apa yang dipikirkan Jaemin benar-benar terjadi.

Banyak yang mengatakan kalau dia bukanlah pemuda yang baik karena dengan lancangnya sudah menolak gadis yang menjadi primadona di angkatannya.

Bahkan mempermalukannya di depan umum.

"Iya, kalau aku jadi Jaemin, pasti aku sudah menerima ajakan gadis itu. Dia cantik, jelas. Siapa sih yang tak suka diajak berkencan oleh gadis secantik dia." ujar seorang pemuda yang menjadi teman sekelasnya.

Teman si pemuda pun tertawa.

"Kau benar. Jaemin terlalu bodoh. Apa yang dia cari sih. Toh, buat apa memiliki wajah tampan kalau tidak untuk bersenang-senang." ujarnya menimpali perkataan temannya tadi.

"Dia terlalu menuntut. Padahal sudah ada yang cantik di depan mata. Eh malah ditolak. Benar-benar dungu, seperti katamu tadi." ujar teman sekelasnya. Bahkan dengan kurang ajarnya teman sekelasnya itu menatap tajam Jaemin. Seolah-olah Jaemin adalah hama di ruangan itu.

EROS | Nomin [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang