Scarry Night

30.3K 1.1K 608
                                    

Tubuh itu terjatuh bebas kembali ke dalam air. Luka mengaga di dadanya membuatnya tak dapat berenang lagi.

"B-Bagaimana ini?" panik pria berbaju lusuh saat buruannya terkapar tak berdaya di laut.

"K-Kita pergi dari sini. Biarkan saja dia." panik sang teman.

"Padahal sedikit lagi kita akan kaya raya. Huh." gerutu yang lain. Menyesal sudah menancapkan ujung tombak pada sosok yang dapat memberikan kekayaan yang melimpah untuk mereka semua. Salahkan saja sosok itu yang terus memberontak.

"Segeralah menepi. Sepertinya akan muncul badai." peringat yang lain. Pria berjenggot putih itu meminta rekan-rekannya untuk membawa kapal yang mereka tumpangi kembali ke daratan, meninggalkan tubuh tak bernyawa sosok itu.

"Ayo cepat. Segera pergi dari tempat ini."




























🐇🐰🐇























Warning!

Dark or dark! Violence! Bullying! Horror Thriller(?)





🐇🐰🐇





























Bruk!

"Kalau jalan lihat-lihat dong. Kau punya mata tidak hah?!" teriak perempuan berseragam sedikit seksi. Padahal masih di lingkungan sekolah.

"M-Maafkan aku, aku tidak sengaja menabrakmu." pemuda berkacamata tebal itu mencicit ketakutan bak tikus yang dipojokkan oleh si pemangsa.

"Halah alasan! Pria miskin sepertimu pasti iri kan padaku?!" teriak si perempuan lagi. Padahal seragamnya tidak sekotor si penabrak.

Namun, dia tetap ngotot menyalahkan si penabrak tanpa mau mendengarkan permintaan maafnya.

"M-Maafkan aku,"

"Maaf saja tidak cukup untukmu mengganti seragamku. Kau dengar itu?"

"A-Aku,"

"Ada apa ini ribut-ribut? Apa kalian tidak sadar kalau sedari tadi sudah membuat keributan di sini?" tegur laki-laki berseragam rapi.

Laki-laki tampan itu adalah Ketua Osis di sekolah mereka, Neora High School, yang sangat disukai oleh beberapa siswa, baik itu wanita atau pun pria.

"A-Ah, Jeno-ssi aku hanya ingin memberi hukuman pada si miskin ini. Hanya itu saja." gugup si perempuan.

Siapa yang tak gugup saat kau dapat berbincang dengan orang yang selama ini menjadi pujaan hatinya.

"Apakah harus seperti itu? Kau bukan menghukumnya Nona. Kau mempermalukan dia di depan umum. Tidakkah kau sadar itu? Bahkan bajumu tidak sekotor bajunya." ujar si Ketua Osis yang dipanggil Jeno itu. Pemuda tampan bak pangeran itu menghampiri sosok yang sedari tadi menundukkan kepalanya. Tubuh rampingnya bergetar. Nampaknya pemuda yang sering dijuluki sebagai si miskin itu sedang ketakutan.

"Kau tidak apa? Apa ada yang luka?" tanya Jeno pelan.

"A-Aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah membantuku." ujar si pemuda ramping dengan gagapnya.
"Permisi." pamitnya.

Belum sempat Jeno menanyakan lebih jauh. Pemuda itu sudah berlari meninggalkan tempat di mana dia dipermalukan.

"Kuharap kau tidak membuat ulah lagi Nona Min." peringat Jeno. Pemuda itu meninggalkan Nona Min yang hanya dapat mengepalkan tangannya tanpa berani membalas perkataan si Ketua Osis.

EROS | Nomin [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang