Mine! (Jeno Story 1)

60.2K 2.9K 658
                                    

"Dasar anak bodoh! Kau apakan lagi adikmu hah!" teriakan membahana terdengar di rumah mewah milik keluarga Lee. Keluarga yang baru saja pindah ke rumah ini satu minggu lalu.

"A-Ayah, aku tidak sengaja." tubuh bocah berumur 4 tahun itu bergetar.

Sungguh! Dia tidak sengaja melakukan itu.

Dilihatnya sang adik yang terbaring tidak berdaya di lantai dengan kening yang berdarah.

"Kau bilang tidak sengaja?! Lihat itu!! Gara-gara ulah anak nakal sepertimu! Adikmu jadi seperti ini!!"

Pria itu mencengkeram pundak putra sulungnya.

"Lihat itu! Kalau sampai terjadi sesuatu pada adikmu! Kau terima akibatmu!"

Pria itu mendorong tubuh kecil putranya ke lantai. Sakit! Semuanya sangat menyakitkan!

"Jino! Nak! Bangun!" itu teriakan histeris sang saat melihat putra bungsunya tak kunjung sadar.
"Sayang, kita harus ke rumah sakit sekarang!"

"Sebentar! Aku ambil kunci mobil dulu!"

Semua terlihat dengan jelas di mata polos bocah kecil berusia empat tahun itu.

Ayahnya?

Ibunya?

Mereka hanya sayang pada adik kembarnya saja. Bukan dia!

Dengan berjalan tertatih, bocah itu menaiki anak tangga demi anak tangga.

Kenapa? Kenapa hanya Jino yang merka perhatikan?

Kenapa semenjak ayahnya naik jabatan. Perangainya menjadi berubah. Bocah itu lebih memilih tinggal di rumah sederhana ketimbang di tempat mewag seperti ini. Ketimbang harus kehilangan perhatian kedua orang tuanya.

"Ayah, Ibu, apa salahku." lirihnya.

Bocah itu meringkuk di atas ranjang.

"Sakit."

Tangannya sedikit terkilir akibat dorongan keras ayahnya tadi.



🐇🐰🐇



Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Dua anak kembar itu sudah mulai beranjak dewasa.

"Jeno! Ayo main?" ajak Jino saat memasuki kamar kakak kembarnya.

Sedang si pemuda yang dipanggilnya Jeno itu hanya fokus pada lukisan yang dia buat. Sebuah lukisan pemandangan yang nampak indah dan terlihat seperti aslinya.

"Wah! Lukisanmu bagus sekali Jeno-ya!" puji Jino tulus. Baru kali ini pemuda tampan itu melihat lukisan sebagus ini.

Deg!

Yang barusan itu. Benarkah Jino memujinya.

"B-Benarkah?" tanya Jeno. Pemuda tampan itu memalingkan wajah untuk melihat wajah adik kembarannya. Pemuda itu ingin memastikan apakah yang dikatakan oleh Jino bukanlah sebuah bualan semata.

"Tentu saja." angguk Jino.
"Kau lihat ini?" pemuda itu menunjuk gambar danau yang berkilau. "Nampak seperti danau yang asli. Kau sungguh berbakat Jeno-ya."

Pemuda tampan itu terharu. Baru kali ini dia dipuji karena bakatnya. Bahkan ayah dan ibunya saja tidak pernah suka melihatnya mulai berkutat dengan cat lukis dan sebangsanya.

"Terima kasih."

"Sama-sama. Ayo main!"

Tidak ada salahnya kan menuruti permintaan adiknya. Sudah lama juga dia tidak pergi main ke luar.

EROS | Nomin [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang