<< 16. Raka Syahputra >>

178 6 3
                                    

=========

Bulan pun kini kian menampakkan sinarnya, seperti dia tau ada hati yang menunggu kejelasan malam ini,

Malam yang cukup cerah bagiku, aku bisa melihat keindahan kota Jogja ditengah malam, suara desisan angin yang semakin lama terasa dingin situbuhku.

"Lo mau pesen apa Ra?" Tanya Raka

"Terserah." Sautku dengan singkat.

"Mas makanan terserah ada ngga?" Tanya Raka kepada salah satu penjual di kopi joss

Aku pun seketika memukul paha Raka yang sedang duduk disamping ku.

Plakkkkk.....

"Gila lo ya mana ada makanan terserah."

"Nah kan tadi gue tanya mau pesen apa, makannya jawab tuh yang jelas ngga usah pakek bahasa cewek apa-apa jawabnya terserah apa ngga ada bahasa lain gitu, haa?"

Saut Raka dengan nada agak meledek kaum wanita.

"Yaa...yaa gue pesen, mana daftar menunya." Aku yang langsung mengambil daftar menu dari genggamanya.

Agak sedikit canggung sih saat ini duduk berdua bersama Raka dengan suasana seperti ini,

Btw sampai bab ini aku belum nyeritain siapa Raka Syahputra itu??
Dia Anak yang cukup baik sih bagi aku, tapi rada nyebelin sih emang, ehh ngga nyebelin banget...bangettt ..

Dia anak tunggal dari keluarga Syahputra, dan nama belakangnya itu marga keluarganya, kaya di keluarga aku bermarga "kanza", kedua orangtuanya tinggal di bandung dan dia ikut tantenya disini.

Keluarga cukup berada, karna ayahnya pemilik kebun teh di daerah bandung sana. Yaa tapi walaupun keluarganya berada dia tidak menampilkan kalau dirinya anak orang kaya, karna dia pernah bilang kalau itu semua harta orang tuanya bukan miliknya.

Eehh udah yaa segiti aja aku nyeritain tentang Raka.

==========

"Gimana Ra enak STMJnya?"

"Enak." Jawab singkat ku.

"Ra sorry kalau gue bahas ini, lo ngga kangen gitu sama Alam?"

"Kalau kangen si pasti, tapi gue udah berusaha ngehubungi dia tapi nihil, Aldo sama fajar juga ngga ada balesan apa-apa dari dia."

"Memang bener sih kata orang, kita bisa merasakan kehilangan setelah semua yang kita miliki itu ngga ada lagi dihadap kita."

"Kalau gue bisa tau kalau kejadiannya bakal kaya gini, mungkin malam itu gue ngga akan ngomong ke bunda soal abang, dan bunda ngga harus nangis terus tiap malem karna rindu satu-satunya anak laki-lakinya."

Mataku pun mulai berkaca-kaca yang hanya menunggu air mataku jatuh dengan sendirinya, tapi aku ngga mau kelihatan lemah di depan Raka, sudah banyak air mata yang aku jatuhkan di depannya.

"Gue bantu cari alam ya Ra."
Tanya Raka sembari membantu mengusap air mataku.

"Kita mau cari kemana?"

"Kemana aja yang penting alam ketemu."

Kedua bola mata pun bertemu, suasana yang tadinya sedih kini berganti tenang, dan aku yang tersadar dengan suasana itu pun melihat muka Raka semakin lama semakin mendekat seperti ingin melakukan sesuatu padaku,

Dengan sigap dan refleku yang sangat bagus, satu tamparan pun melesat di pipi Raka hingga meninggalkan bekas jariku dipipinya.

Plakkk. ..  .

"Dasar otak mesum, ditempat umum kaya gini masih aja otak lo kaya gitu, iiihh sana..sana jauhan..dasar mesum."

"Aduuhh.. sakit anjir.. kalau ngomong tuh ya seenaknya jidat lo, tuh gue lagi mau ambil daun di rambut belakang lo tuh."

Saut Raka yang sambil mengambil daun dirambutku.

"Niiihh makan tuh daun." Satunya dengan sebal.

"Yahh..maaf salahnya lo juga sih kagak bilang-bilang kirain kan lo mau modus."

"Untung ya sabar gue banyak."

Malam itu tak henti-hentinya aku dan Raka bertengkar hanya membahas semuah daun yang ada dirambutku,

Konyol memang tapi asik aja gitu kalau berantem sama dia, kaya ada manis-manisnya gitu kaya lee mineral.

========

Assalamualaikum Semua, sehat kan??😍😍

Semoga selalu dalam lindungannya🤲🤲amiinnnn....

Doain juga ya semoga Bang Alam ngga kenapa-kenapa dan cepat bertemu sama Zahira lagi😍😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Saudara AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang