1

8.8K 731 51
                                    

Jenius muda - Aksel, meninggal pada usia 30 tahun karena tersandung dan terbentur batu saat melarikan diri dari kejaran anjing.

...

...

' Jika aku sudah mati, lalu bagaimana situasi perusahaan sekarang.'

Sakit menusuk yang luar biasa membangunkan aksel dari pingsannya, bisa tercium samar-samar bau darah di udara. Benturan benda berat pada kulit perut bisa terdengar. Pikirannya pun tidak karuhan dan dia mengalami sakit kepala yang parah. Dia memejamkan mata dan samar-samar bisa mendengar teriakan seseorang dari arah yang tidak diketahuinya, sambil menahan rasa sakit di tubuh dan kepala.

" sudah kubilang, kau harus menurunkan nilai ujianmu!!" teriak seorang pria dengan suara bass nya sambil memukul badan aksel bertubi-tubi.

" kak, sudah cukup, kamu menyakitinya," pinta perempuan itu dengan suara serak menahan tangis.

" Elissa!, kenapa kamu terus membelanya dia sudah banyak menyakitimu, dia pantas mendapat pukulan ini," ucap pria itu dengan nada menghina.

" T...tapi, dia juga saudaraku kak fren aku berhak menolong kak brian, jika kakak tidak berhenti kakak jangan pernah lagi bicara pada Elissa!" teriak parau wanita  itu membuat lelaki tadi berhenti sejenak.

Terdengar langkah kaki yang yang menjauh diikuti dengan teriakan.

" Elissa, kakak akan berhenti jadi... jadi tolong jangan marah,"pria itu berteriak sambil mendorong keras tubuh aksel kedinding.

" uhukkh..." Aksel mengeluarkan batuk darah ketika badannya terbentur dinding.

Saat Aksel mulai curiga akan sesuatu, dia jatuh pingsan sekali lagi.

Semua orang terus memanggilku sebagai "Brian", tetapi aku bukanlah "Brian".

Aku merasa tubuh yang aku tinggali saat ini bukanlah tubuhku melainkan tubuh orang lain. Jika memang aku berada pada tubuh orang lain, aku bersyukur kepada tuhan karena memberi kehidupan ke dua untukku setelah meninggal karena serangan anjing.

Semua pikiran dan tebakannya berakhir, pada hari dia menjadi sadar sepenuhnya.

Dia mencium bau disinfektan yang menyengat, dinding putih, dan berbagai peralatan penunjang hidup yang ada dirumah sakit.

"Ah, nak, kamu sudah bangun."

Aku bisa melihat tatapan khawatir dari lelaki tua yang mendekat kearahku, aku tidak pernah melihat wajah tajam dari lelaki tua ini.

"A...air.... " suara serak bisa terdengar dari suaraku. Kerongkongan yang kering membuat tenggorokanku sakit saat berbicara.

"B... baiklah," ucap lelaki tua itu sambil membantuku duduk, bisa kurasakan sakit di bagian perutku yang sudah dibalut dengan perban. Selepas minum air aku mengucapkan terima kasih kepadanya.

"Lalu... siapa anda?" aku coba bertanya untuk mengonfirmasi kecurigaanku.

"Apa yang kamu bicarakan nak, aku ini kakekmu," balas lelaki tua ini tersenyum sambil menekan tombol nurse call bel.

Selang beberapa saat terdengar suara langkah kaki diikuti dengan terbukanya pintu.

"Dokter, tolong periksa cucuku, apa dia amnesia, kenapa dia tidak mengingatku?" tutur khawatir dari lelaki tua itu.

"Biar saya periksa terlebih dahulu," jawab dokter sambil berjalan menuju ke arah ranjangku. Selesai menjawab semua pertanyaan dokter sambil memeriksa seluruh tubuhku, pemeriksaan pun berakhir.

"lalu bagaimana kondisi cucuku dok."

"pasien mengalami gegar otak berat yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh, Untuk memar dan luka jahit nanti akan ditangani oleh perawat, dan usahakan makan makanan yang lembut seperti bubur," jawab dokter itu.

Selesai menjawab semua pertanyaan yang diajukan, dokter dan perawat pamit undur diri untuk menagani pasien yang lain. Sedangkan kakek pergi membeli bubur untukku makan nanti.

'Aku harus melihat tubuh baruku ini,' gumamku dengan mengambil handphone diatas meja di samping tempat tidurku.

Kamera handphone yang menyala memantulkan wajah tegasku sekarang, rambut pendek, kulit kasar berwarna madu, alis rapi, mata phoenix dengan pupil bewarna sky green yang sangat mempesona, bulu mata lentik seperti kelopak bunga yang mekar, hidung lurus dan bibir penuh yang kering pecah-pecah yang kaya dan bewarna terang.

'Hah...wajah yang sangat mempesona, seharusnya wajah yang seperti ini tidak boleh disia-siakan,' batinku dalam kehidupan sebelumnya wajahku hanya seperti orang kebanyakan, biasa-biasa saja aku bersyukur betransmigrasi dengan wajah yang menawan hati .

'Kalau dipikir-pikir, semua ini sangat membingungkanku. aku disebut Brian, lalu suara wanita yang menangis tadi dipanggil Elisse, sedangkan yang disebut kakak laki-laki tadi Frendick, Brian, Elisse, Frendick,
eh tapiii... sepertinya aku pernah melihat nama ini

hmmm... Brian, Elisse, Frendick...Bri....'gumamku ah, benar aku pernah melihat nama ini di novel romantis darah anjing kalau tidak salah yang berjudul "my life has changed since meeting you" bercerita tentang sang protagonis dia adalah adiknya Brian yaitu Elisse, wanita dengan wajah biasa-biasanya dapat memikat hati empat protagonis pria sebagai pasangannya, si raja film Tyrion, ceo Frost, pria misterius Andrien, dan teman sekelasnya Hendro. Keluarga Elisse merestui hubungan mereka berlima, sejak hubungan direstui, karena adanya dukungan dari empat protagonis pria, keluarga Elisse pun dengan cepat berkembang naik dipasar teknologi dan menjadi salah satu keluarga yang berpengaruh dari keluarga lainnya di wilayah itu, sedangkan untuk kakaknya sendiri Brian cuma digunakan sebagai batu loncata dalam karir akting Elisse dengan kematian yang tragis.

'Hah... Sungguh tragedi...' bisik ku, setelah mengetahui masa depanku yang menanti, aku harus merubah takdirku menjadi lebih baik, dan hidup dengan baik sesuai keinginanku sendiri tanpa adanya gangguan.

Kalau tidak salah cerita ini dimulai sejak memasuki kehidupan kampus dan karena sekarang aku di tahun ke tiga sekolah menengah, berarti kurang tiga bulan lagi Brian akan memasuki kehidupan kampus keduanya sebagai mahasiswa, pikirku sambil meletakan handphone diatas meja kembali. Tak berselang lama terdengar ketukan pintu.

Tok..
Tok...

Meet Them (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang