"aku belum pernah melihatmu dicafe ini sebelumnya," ucapan Tyron membuatku teringat akan pemukulan saat aku pertama kali bertransmigrasi kedunia ini, dunia ini sama seperti dunia kehidupanku dulu tapi ada perbedaan yang siknifikan yaitu semua orang didunia ini memiliki rambut berwarna yang alami sedangkan diduniaku hanya ada 6 warna rambut alami dan di dunia ini juga memperbolehkan membawa senjata api.
"Yah, ini pertama kalinya aku bisa bebas," jawabku sambil mengangkat bahu.
"Tidak aku sangka kamu menyukai minuman kopi hitam tanpa gula, biasanya anak remaja sepertimu lebih menyukai minuman manis seperti coklat daripada kopi yang pahit."
"Aku sudah terbiasa minum minuman seperti ini jadi tidak masalah bagiku." sepertinya Tyron sedang senggang, kalau tidak salah akan ada film yang akan dibuat pada bulan depan, film ini nantinya akan menjadi film yang populer yang mendapatkan box office 5,2 miliar, seingatku Tyron akan memerankan sebagai protagonis pria dalam film itu.
Tidak disangka aku akan menghabiskan waktu dengan Tyron selama 2 jam, aku pamit pergi dari Tyron dengan alasan ada urusan, Tyron melihat Brian yang pergi dengan berjalan kaki dicuaca yang panas ini.
Setelah Brian keluar dari cafe Brian bisa merasakan panas yang membakar kulit, disepanjang jalan tidak banyak orang yang lewat, Brian berhenti diminimarket untuk membeli minuman dingin, didalam minimarket Brian bisa merasakan hembusan dingin dari ac yang menenagkan setiap inci kulit, Brian berjalan menuju lemari es dan mengambil minuman dingin, saat akan membayar tagihan, sebuah tangan yang memegang dompet muncul dibelakangnya. "Tuan, kamu menjatuhkan dompetmu."
Brian menoleh kebelakang, itu adalah pria dengan jas hitam yang terlihat mahal, wajah dingin tanpa ekspresi membuatnya merasa bahwa itu adalah pria yang agung. Brian mengambil dompetnya, tersenyum dan berterima kasih kepada pria itu, mengeluarkan kartu ATMnya dan menyerahkannya kepada kasir. "Tolong gabungkan juga pembayaran pria itu," kemudian Brian berbalik kepada pria yang ingin menolak "Aku harap anda tidak menolak, ini adalah ucapan terimakasihku karena telah membantuku," karena didalam dompet ini terdapat banyak kartu yang penting.
Brian dengan cepat membayar tagihan dan berkata kepada pria dibelakangnya, "Terima kasih telah mengambil dompetku, jika bukan karena kamu mengambil dompetku, aku akan punya masalah besar," Brian menunjukan KTP dan SIM yang ada didompet, "Selamat tinggal," Brian pergi dengan tenang.
Setelah Brian pergi, pria itu melihat ke pintu minimarket, dia melihat bahwa pemuda itu menghentikan taksi, masuk kedalam dan pergi.
Setelah sampai dimansion kakek, Brian masuk kedalam dan disambut dengan hangat oleh pelayan-pelayan yang ada dimansion, tidak disangka perbedaan perlakuan dirumah dan dimension begitu berbeda. Salah satu pengurus rumah tangga mendatangi Brian memberitahunya untuk menemui kakek diruang kerja, Brian tersenyum sambil berterimakasih, naik menuju lantai 2 melihat pintu yang berwarna coklat Brian mengetuk pintu tiga kali, pintu dibuka begitu ada suara dari dalam.
"Kakek mencariku?" tanya Brian sambil menutup pintu ruang kerja. "Duduklah dulu," Brian duduk dengan tenang menunggu kakek berbicara, "Aku ingin kamu mengambil alih saham yang aku punya diperusahaan ayahmu memimpin, sudah lama kakek ingin membicarakan ini denganmu, kakek akan memberimu 25% saham yang kakek punya."
Brian terdiam selama beberapa detik, "Kenapa kakek memberikannya kepadaku?" mengambil cangkir teh kakek berbicara "Karena kakek percaya padamu," setelah mengucapkan itu kakek tidak berbicara lagi, dengan 25% saham itu dia bisa mengikuti rapat-rapat penting dalam perusahaan ayahnya memimpin sebagai pemegang saham utama dan bisa saja dia merebut posisi ayahnya diperusahaan dengan saham itu, betapa baiknya itu.
Dengan suara maknetis dan lembut Brian menyetujui keputusan kakeknya tanpa banyak bicara dia berjalan keluar dengan tenang. Sesampainya dikamar yang akan Brian tinggali, Brian memikirkan langkah yang akan dia ambil kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Them (BL)
Romance~~~ // ~~~ Suatu malam. Aku dikejar anjing sampai terbentur batu. Untungnya aku selamat. Namun, saat aku membuka mataku. Tubuhku berganti dengan sosok pemuda tampan. Yang ternyata adalah umpan meri...