"Halo, Brian, kita bertemu lagi, sungguh kebetulan," Tyron tersenyum sambil berjalan kearahku dengan membawa tas bewarna hitam.
"Halo, Pak Tyron," balasku sambil tersenyum kecil.
"Apa kamu tinggal disini?," Tyron bertanya dengan santai, aku bisa melihat seorang pria yang tampak berusia 30 an berdiri dibelakang Tyron, sepertinya dia manajer tempat Tyron bekerja.
"Saya baru saja pindah hari ini, jadi, jika anda mau, anda boleh berkunjung ke apartemen saya, " dengan sopan Brian mengundang Tyron berkunjung ke apartemennya, selesai berbincang bincang sebentar dengan Tyron, Brian dan Tyron berpisah untuk melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda, Brian melanjutkan perjalanan untuk melihat lihat taman di gedung apartemen penthouse ini, sedangkan untuk Tyron dia kembali ke apartemenya sendiri bersama dengan manajernya.
Puas berkeliling, Brian kembali ke apartemennya untuk beristirahat, saat Brian akan masuk ke dalam apartemen dia mendapat panggilan telepon dari penjaga keamanan gedung apartemen, kalau ada sekelompok orang yang mengaku sebagai keluarganya ingin bertemu dengan Brian, Brian memperbolehkan mereka untuk datang, penjaga keamanan pun mempebolehkan mereka masuk ke gedung apartemen penthouse.
Sesampainya Tyron di apartemennya dia meminta manajernya untuk membeli sekeranjang buah buahan.
Minda adalah manajer Tyron yang sudah bekerja bersama selama 1 dekade, Minda tidak pernah melihat Tyron begitu peduli terhadap orang lain, walau Tyron selalu suka tersenyum dan hangat kepada orang lain tapi dia tidak pernah benar benar peduli dengan mereka, Minda pergi ke toko swalayan di samping gedung apartemen untuk membeli buah, selesai membeli buah buahan Minda kembali ke apartemen Tyron untuk memberikan pesanan yang Tyron minta.
Tyron menerima sekeranjang buah buahan dari tangan Minda, dia bersiap siap untuk pergi ke apartemen Brian, Tyron tahu jika undangan brian hanya untuk kesopanan semata antara yang lebih tua dan muda, sebagai seorang aktor dia harus memiliki muka tebal, apalagi Tyron yang seorang raja film memiliki muka tebal merupakan hal yang biasa.
"Minda, kamu tetap tunggu disini," Tyron berjalan menuju lift, menekan lantai nomer 29, sesampainya dilantai 29, Tyron keluar dari lift dan berjalan menuju apartemen Brian, Tyron bisa melihat pintu apartemen Brian sedikit terbuka, Tyron berjalan mendekat ke arah pintu, di celah pintu, dia sayup sayup mendengar suara seseorang berteriak, dia melihat sekelompok 4 pria dan 2 wanita tak terkecuali Brian berada dalam apartemen, Tyron mendekat agar bisa mendengar lebih jalas apa yang mereka bicarakan.
15 menit yang lalu.
Brian menunggu anggota keluarganya datang ke apartemennya, tak berselang lama, ketukan pintu terdengar, Brian membuka pintu apartemennya, Brian melihat 6 orang yang berada diluar apartemenya ada yang Brian kenal yaitu kak Frendick, Elissa, kak Jay, seorang pria muda yang memiliki wajah sama persis dengan kak jay, dan sepasang pria dan wanita yang sudah tua.
Kak Frendick mendorong Brian ke samping, dia memasuki apartemen diikuti dengan kak Jay, Elissa dan yang lainnya. Brian memberi celah sedikit saat menutup pintu apartemen .
Brian berjalan menuju sofa yang ada di ruang tamu dan duduk disofa tunggal. melihat keluarganya sedang memperhatikan apartemenya, Brian mulai berbicara kepada keluarganya.
"Ada urusan apa kalian datang menemuaiku?,"
"Begitukah caramu berbicara kepada keluargamu!," raung pria yang lebih tua sambil menunjuk jarinya kearah Brian.
"Ayah!?," Elissa memanggil ayahnya untuk mencoba mengigatkan ayahnya akan tujuan keperluan datang kesini.
"Hm?, " Brian memiringkan kepalanya, memperhatikan interaksi sepasang ayah dan anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Them (BL)
Romance~~~ // ~~~ Suatu malam. Aku dikejar anjing sampai terbentur batu. Untungnya aku selamat. Namun, saat aku membuka mataku. Tubuhku berganti dengan sosok pemuda tampan. Yang ternyata adalah umpan meri...