6

4.2K 309 37
                                    

Sudah 2 minggu lebih sejak Guan Shan tak melihat dan tidak tahu bagaimana keadaan kekasihnya. Ia terpaksa harus mengikuti apa yang dikatakan She Li, teman semasa kecilnya kemanapun ia pergi. Dan sekarang dirinya berada jauh dari kota asalnya.

Itu terjadi saat Guan Shan dan He Tian sedang pergi berkencan. Walaupun hari itu He Tian tengah sakit pun ia tetap memilih menemani kekasihnya karena sudah berjanji. Mo Guan Shan awalnya sudah menolak karena He Tian benar-benar terlihat tidak sehat, tapi karena anak itu keukeuh mau tak mau Guan menurutinya.

"Mo~ beberapa hari ke depan kakakku akan pergi. Bisakah kau menemaniku?" Tanya He Tian.

Guan menganggukkan kepalanya, ia membenarkan syal di leher He Tian agar sang kekasih tak kedinginan. Pemuda He itu tersenyum karena mendapat perhatian yang luar biasa dari si rambut merah.

"He, tapi jangan macam-macam kau." Ucapnya.

He Tian sedikit terkekeh dan mengangguk, ia kembali menggandeng Guan Shan untuk diajaknya berjalan di sepanjang taman. Waktu sudah hampir malam tapi keduanya terus berjalan dan akhirnya berhenti di sebuah kursi dekat jembatan. He Tian merasakan hawa dingin yang terus menerus masuk ke tubuhnya. Ia juga merasa kepalanya lebih berat dari sebelumnya.

"He, kita pulang saja. Aku tak mau kau pingsan nantinya."

"Tidak Mo~ aku tidak apa-apa."

"Kau sakit Tian, aku akan memanggil taksi untuk kita."

"Wah, wah, sedang apa kalian disini?"

Sepasang kekasih itu menoleh ke arah sumber suara yang baru saja menginterupsi mereka. Dilihatnya pemuda bersurai putih abu yang tengah berjalan bersama 2 teman lainnya mendekat kearah mereka.

He Tian spontan berdiri di depan Guan Shan karena ia tahu pasti She Li akan mendekati kekasihnya. Rival satu ini memang tak habis-habisnya membuat dia jengkel.

"Mau apa kau?!" Tanya He Tian.

"Tidak ada, aku hanya mau melihat kalian saja. Oh kupikir kau sedang sakit? Haha bahkan orang sepertimu merelakan waktu istirahatmu hanya untuknya. Sangat bodoh."

Guan Shan menatap He Tian dari belakang. Sesekali kekasihnya batuk dan ia rasa kesehatan He semakin lemah. Dia harus membawa pulang He Tian secepat mungkin.

Bugh!

"Tian!"

Guan Shan mendekat kepada kekasihnya yang baru saja terjatuh karena serangan mendadak She Li. Ini tidak bagus! Jika mereka terus-terusan disini, She Li akan menghajar He Tian dan dirinya!

"She Li! Apa yang kau lakukan!?"

"Hm? Aku hanya penasaran apakah dia akan sekuat biasanya jika sedang sakit. Ternyata sama saja dengan orang lain."

"Kau.... Pergi dari sini sekarang!" Teriak Guan Shan.

Terdengar tawaan dari She Li dan juga teman-temannya. Mereka menganggap hal ini sangat lucu sampai-sampai She Li muak melihatnya.

Guan Shan terus mengelus pipi kekasihnya yang semakin panas. Saat ia akan meraih ponselnya, kedua temannya dengan sigap merebut ponsel tersebut dan membuangnya ke sungai. Guan Shan juga dipaksa berdiri dengan mereka yang menahannya.

Merasa mendapat kesempatan, He Tian mencoba untuk bangun dan menghadapi She Li. Tapi nyatanya tubuhnya benar-benar tak bisa untuk dijagakan. Ia berada di batas kemampuannya.

"Sialan, aku tak akan sakit lagi di masa depan!" Batin He Tian karena kesal sendiri dia harus mendapat sakit seperti ini.

She Li yang tertawa melihat keadaannya membuat dirinya semakin terlihat tak berdaya. Ini sungguh bukan dirinya!

TianShan One/Twoshoot (19days)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang