10

2.5K 238 10
                                    

"He Tian sakit?!"

"Benarkah? Kau tak apa Tian?"

"Yah aku tak apa, hanya sedikit pusing."

He Tian tersenyum kepada semua perempuan yang tengah mengelilinginya. Hari ini ia benar-benar merasa tak enak badan hingga hampir pingsan pagi tadi saat keluar kamar mandi. Untung saja kakaknya tengah berkunjung sejak kemarin. Dia juga menolak dibawa ke rumah sakit.

Sebenarnya ini kali pertama He Tian sakit demam dan tak mau dibawa ke dokter, biasanya ia ingin lekas sembuh bagaimanapun caranya. Melihat dari matanya yang agak memerah saja sudah ketahuan seberapa sakitnya dia.

He Tian berjalan menuju kelas sebelah setelah para teman-temannya meninggalkan dia tadi. Ia ingin menemui si rambut merah alias kekasihnya yang belum ia temui hari ini.

Tian berdiri di samping jendela yang mana tepat di depannya adalah bangku Guan Shan, anak yang ia cari. Si rambut merah terlihat lesu pagi ini seperti biasa, kepalanya sudah ia letakkan di meja dan tengah memejamkan mata. Anak-anak lain juga tengah sibuk dengan urusan masing-masing.

Tok

Tok

He Tian mengetuk kaca jendela di depannya agar Guan Shan mendengarnya. Benar saja karena si rambut merah langsung membuka mata dan mengangkat kepalanya. Ia mengerutkan keningnya sambil bertanya apa yang dia lakukan disana.

Bukannya menjawab, He Tian malah hanya terdiam sambil menatapnya. Akhirnya mau tak mau Guan Shan keluar menemuinya.

"Kau kenapa disini?"

"Aku pusing Mo," ucap He Tian. Ia bersandar di bahu kanan Guan Shan sambil memeluknya.

"Hei, hei, ke uks saja sana. Kenapa malah kesini, idiot!"

Tian tak tertarik dengan ucapan Guan Shan karena yang ia inginkan hanya dia untuk sekarang. Sudah seperti ini, mau tidak mau Guan Shan mengantarkannya ke ruang kesehatan agar anak itu bisa istirahat. Guan tak mau jika dirinya nanti pingsan dan malah bertambah merepotkan.

Di sepanjang jalan menuju ruang kesehatan pun He Tian masih saja bersandar ke samping. Jika Guan menghindar, otomatis si pria tinggi itu langsung jatuh.

Kebetulan sekali mereka berpapasan dengan guru kesehatan yang baru saja keluar uks. Guan meminta tolong sebentar kepada sang guru untuk mengecek kondisi He Tian dan sang guru menyetujuinya.

"Demammu cukup tinggi, kenapa tak ke rumah sakit?" Tanya sang guru.

He Tian menggeleng, "Karena saya mau dirawat little Mo," ucapnya dengan percaya diri.

Guan Shan yang mendengar langsung tersentak dari lamunan dan hampir saja memaki-maki dirinya jika tak ada guru disana.

"Baiklah, kau istirahat saja. Nanti ibu bikinkan surat ijin."

"Bu, ijinkan Guan Shan juga. Dia harus bertanggung jawab karena saya sakit."

"Loh kenapa?"

"Pokoknya dia yang bertanggung jawab karena saya sakit."

"Baiklah-baiklah, selama belum jam istirahat jangan keluar-keluar. Nanti kalian dikira membolos."

"Baik, terima kasih."

Setelah menyelesaikan negoisasi itu, sang guru keluar dari ruang kesehatan. Sedangkan Guan Shan masih berdiri tak jauh dari sana.

"Mo, akuㅡ"

"Ya, ya, kau tidur saja agar lekas membaik."

"Jangan meninggalkanku,"

"Tidak, cepat tidur. Aku juga mau tidur."

TianShan One/Twoshoot (19days)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang