Bagian 5

56 18 0
                                    

Aku menikmati pagi cerahku dengan duduk di bawah pohon rindang sambil memandangi indahnya wilayah Einbrecht. Jika kerajaan ini masih berjaya, Kerajaan Einbrecht mungkin akan menjadi tempat yang sama indahnya dengan Kerajaan Floserianne.

Lamunanku buyar ketika Jinyoung menghampiriku dan melontarkan pertanyaan yang tidak ingin kudengar, "Tuan Putri, jika kau berkenan, bisa katakan padaku kemana kamu pergi kemarin?"

Aku menoleh kearahnya sambil mengernyitkan alisku, kulihat dirinya yang sedang menatapku dengan raut penasaran yang tampak jelas di wajahnya.

"Untuk apa aku pergi sendirian tanpa kalian jika sekarang aku harus mengatakan tempat yang telah aku kunjungi kemarin?"

"Hal itu penting bagiku, Tuan Putri. Kau tahu kalau aku peduli denganmu, bukan?"

Aku hanya menghela napas tanpa berniat menjawab ucapan yang keluar dari mulutnya, "Apa mungkin kau pergi ke Hutan Sephtis?"

"Kau juga tahu kalau aku sangat ingin menjadi ratu, bukan? Kalau aku pergi ke hutan itu berarti yang kau lihat sekarang ini adalah hantu."

Aku berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Jinyoung yang terdiam mendengar jawabanku. Aku tersenyum, bisa dibilang kalau aku bangga dengan kebohongan yang baru saja kuucapkan. Ia tidak mungkin berasumsi lagi kalau aku pergi ke Hutan Sephtis kan?

                                ✦ ✦ ✦ ✦ ✦

"Tuan Putri, tunggu! Ayo kita cari batu mulia itu bersama-sama!"

Aku menghentikan kegiatanku lalu menoleh ke sumber suara, aku melihat Jeno yang sedang berlari ke arahku, "Kalau sedang berdua jangan panggil aku Tuan Putri, ingat?"

Ia mengangguk dan tersenyum ke arahku, "iya aku ingat, Siyeon. Ayo pergi bersamaku."

Tak kusangka kalau ia akan menggenggam tanganku dan berjalan tanpa menghiraukan aku yang sedikit terkejut di belakangnya.

Kami berjalan menyusuri wilayah Einbrecht namun hasilnya nihil, tidak ada satupun batu mulia yang dapat aku bawa dari tempat ini.

"Bagaimana kalau ternyata batu mulia itu sudah menjadi milik orang lain?" ucapku dengan tatapan kecewa, "Tidak mungkin. Mereka pasti menyimpannya di tempat yang sangat aman."

Jeno menuntunku sampai akhirnya kami menemukan sebuah gua yang tidak jauh dari wilayah Einbrecht, "Ayo masuk ke dalam, mereka bisa saja menaruh batu mulianya di dalam sana."

Aku mengangguk dan menyalakan lentera milikku, setelah itu kami masuk ke dalam gua dengan Jeno yang memimpin tepat di depanku. Gua ini sangat gelap dan sangat berdebu hingga mengganggu indra penciumanku. Wajar saja karena tempat ini sudah ditinggalkan selama bertahun-tahun lamanya.

Di ujung gua kecil ini, aku dapat melihat berbagai tempat penyimpanan yang sudah sangat usang. Aku dan pemuda di sampingku berusaha mencari batu mulia di antara tumpukan benda ini.

Banyak sekali barang-barang berharga yang dapat ditemukan dalam gua ini, namun aku belum juga menemukan batu mulia yang aku butuhkan untuk mahkotaku.

"Siyeon, lihat apa yang sudah kutemukan!"

Aku menoleh kearahnya dan sontak tersenyum melihat apa yang sedang dipegangnya. Jeno berhasil menemukan batu mulia itu, Ruby yang sangat berharga milik keluarga Kerajaan Einbrecht.

𓂃𖥔 𝕱𝖑𝖔seri𝖆𝖓𝖓𝖊, 1037.

Daredevil.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang