Bagian 1

139 19 0
                                    

Sudah 7 hari lamanya semenjak ibunda pergi meninggalkan kami semua, aku masih dapat merasakan hampa di dada karena telah kehilangan sosok yang paling kuharga.

Namun, kepergian ibunda merupakan awal baru bagi pemimpin kerajaan selanjutnya. Saat ini, aku, ayahanda dan kakakku Chaeyoung sedang berkumpul bersama, aku yakin bahwa kali ini kami akan membahas kepemimpinan Chaeyoung.

"Aku ingin menjadi ratu, Ayahanda," ucapanku membuat mereka menoleh kepadaku secara bersamaan.

"Kau jelas tahu bahwa salah satu syarat menjadi ratu adalah memiliki seorang raja, apa kau memilikinya sekarang?"

Aku terdiam sejenak. Jujur saja, aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan memiliki seorang raja sebagai pendampingku nanti.

"Ayahanda, aku yakin kalau aku bisa menjadi ratu yang baik bagi rakyatku di masa depan," aku menatap ayahanda penuh harap, aku sangat bertekad untuk menjadi ratu sejak ibunda memberikan kalung miliknya.

Ayahanda menatapku dan Chaeyoung bergantian, ia tampak berpikir sesaat. Aku tidak peduli jika ayahanda akan memberikanku tantangan yang sulit, aku sangat ingin menjadi ratu.

"Kau harus membuat mahkotamu sendiri hanya dengan batu mulia yang berbeda hanya dalam waktu satu bulan, Siyeon."

"Red beryl, red diamond, dan red ruby. Apa itu tiga batu mulia yang dimaksud, Ayahanda?" timpa Chaeyoung, kulihat ia tersenyum mengejek ketika ayahanda mengangguk.

Kurasa ia sangat meragukanku saat ini, Chaeyoung— Kakakku yang terkasih, apa kau lupa bahwa adikmu ini tidak akan menyerah meskipun Ayahanda memberikan syarat yang sangat sulit?

Aku tersenyum, "aku yakin aku dapat membuat mahkota itu dalam waktu satu bulan. Kak Chaeyoung, kuharap kau menyiapkan dirimu untuk itu, ya?"

                                ✦ ✦ ✦ ✦ ✦

"Tuan, izinkan saya untuk menemani Putri Siyeon dalam perjalanannya mencari batu mulia nanti," ucap Lee Jeno seraya membungkuk menghadap Ayahanda, ia adalah kesatria yang sangat piawai dalam seluruh pekerjaannya, dan yang kutahu pasti adalah ayahanda sangat menyukai dirinya.

"Kenapa aku harus mengutus dirimu untuk menemani anakku dalam jangka waktu yang lama?"

Aku menatap dirinya yang sedang menatapku juga, aku berharap apa yang ia keluarkan dari mulutnya akan membuat hati ayahanda luluh.

"Ia seorang Putri. Saya yakin, Tuan tidak akan menerima jikalau salah satu anggota keluargamu terluka. Oleh karena itu, izinkan saya yang ahli dalam menggunakan pedang untuk menjaga putrimu, Tuan."

Kuakui kalau dia pandai menggunakan kata-kata. Aku tersenyum saat melihat ayahanda tampak berpikir, ayahanda pasti akan segera menyetujui ucapannya.

"Kalau begitu, aku izinkan kamu untuk menjaga putri bungsuku. Tetapi kalau sesuatu terjadi pada dirinya, kau akan tahu akibatnya," aku menghela nafas lega, kulihat juga ia tampak tersenyum tipis saat mendengar ucapan ayahanda.

"Ayahanda, izinkan aku juga untuk mengutus Bae Jinyoung agar dapat berpergian bersama mereka."

Kami sontak menoleh ke titik Chaeyoung berada, aku tidak mengerti mengapa ia mengutus seseorang untukku, tetapi aku dapat memercayainya kali ini karena ia mengutus salah satu teman bicaraku di istana.

Ia berjalan ke arahku dengan senyum yang terus melekat pada wajahnya, ia mengelus rambutku dan berkata, "kamu pasti membutuhkan banyak bantuan kan?"

𓂃𖥔 𝕱𝖑𝖔seri𝖆𝖓𝖓𝖊, 1037.

Daredevil.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang