Awal Kisah

202 21 1
                                    

Kondisi ibuku semakin lemah setiap harinya, sosok ibu yang kuat dan penuh semangat seketika hilang digantikan oleh tubuh yang terbaring lemah di atas ranjangnya.

"Boleh aku bicara sebentar dengan Siyeon?"

Ayahku sontak berdiri dan beranjak keluar meninggalkanku bersama dengan ibunda sendiri. Aku duduk tepat disamping ibuku, kutatap dirinya yang sedang tersenyum kepadaku.

"Ini hadiah terakhir dariku, Siyeon."

Ibunda memberikan kalung dengan berlian merah kepadaku, aku mengernyitkan dahiku, berusaha mengerti dengan apa yang terjadi saat ini.

"Bukankah ini kalung kesayangan ibunda? Kenapa diberikan kepadaku?"

Ia menggenggam tanganku sambil tetap tersenyum, "Bunda mohon, tolong jaga kalung itu baik-baik ya?"

Aku mengangguk menanggapi ucapannya. Aku hanya fokus pada satu hal saat ini, suara ibunda terdengar semakin lirih di setiap kalimatnya, aku tidak yakin bahwa semua akan baik-baik saja setelah ini, "Ibu tidur dulu ya?"

Tidak. Aku tahu ini pertanda buruk. Ibunda sudah terlelap dengan wajah tersenyum. Aku mengguncangkan tubuhnya dengan kuat, tetapi tidak ada respon sama sekali.

"Ibu? Ibunda? Ibunda!!"

Aku menangis tanpa henti seraya merengkuh tubuh ibuku, karena kali ini, ibunda benar-benar pergi untuk selamanya.

𓂃𖥔 𝕱𝖑𝖔seri𝖆𝖓𝖓𝖊, 1037.

Daredevil.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang