06| Sane and Insane

110 25 5
                                    

"Langsung pulang ke rumah," titah Mark kepada sang sopir begitu ia terburu-buru masuk ke jok belakang mobilnya.

"Baik, Tuan." Tanpa banyak bertanya sang sopir melajukan mobil keluar dari gerbang, meninggalkan kediaman keluarga Kim yang Mark sambangi pagi ini.

Sesuai janjinya pada Jinyoung dua hari yang lalu, Mark pergi mengunjungi kediaman Suho dan Irene sesegera mungkin. Ia pun tak bisa menundanya lebih lama karena ada seseorang yang menunggunya di sana. Kenyataan dan kondisi yang tak memungkinkan memang pahit, ia harus menitipkannya lebih lama pada Irene dan Suho karena sangat tidak memungkinkan membawanya pulang. Tidak dengan kondisi Wendy yang sekarang atau lebih baik tidak mempertemukan mereka sama sekali demi kepentingan keduanya. Mark pun bimbang, ia ingin menjaga mereka di sisinya tapi kondisi keduanya sangat tak memungkinkan berada dalam lingkup yang sama. Ia terlalu takut, ia tak mau lagi kehilangan salah satu dari mereka karena ia sudah pernah merasakannya sendiri. Hidupnya tanpa salah satu dari mereka bagaikan dunia yang hampa, perasaannya kosong dan tersiksa setiap detiknya. Mati enggan namun terus hidup pun menyakitkan.

Setidaknya Mark sadar atas sikapnya yang tidak bertanggung jawab berusaha menebus kesalahannya dengan datang berkunjung ke kediaman Kim sesering mungkin ke depannya nanti. Sebenarnya Mark ingin memindahkannya dan menitipkannya kembali pada Jinyoung dan Jisoo―dibandingkan Irene setidaknya Jinyoung lebih bisa diajak berkompromi―tapi ia tahu Irene tak akan senang dan akan semakin curiga padanya. Sangat sulit menyembunyikan sesuatu dari Irene yang bernalar tajam, bagaikan memiliki indra ke enam ia dapat membaca apa yang ada dalam pikiran orang lain dengan mudah. Sungguh wanita yang menakutkan.

Serapi dan selincah apapun Mark menyembunyikan, ia tak akan kaget Irene sudah tahu tentang keputusan gegabahnya mengenai Wendy. Tinggal menunggu waktu saja Irene tiba-tiba datang menghakiminya atau memaksanya mengakhiri permainan beresiko yang ia mulai. Mengolok-oloknya yang diperdaya oleh harapan semu kembali berseminya cinta yang telah berlalu. Menuntutnya mengutamakan prioritasnya yang memiliki tanggung jawab atas seseorang yang lebih membutuhkan sosoknya, seseorang yang sementara waktu terpaksa dengan berat hati ia terlantarkan akibat impulsifnya memilih Wendy.

Di antaranya alasan Mark memilih Wendy adalah adanya rasa bersalah atas dirinya yang secara tak langsung ikut andil bagian dalam kecelakaan yang menimpa Wendy. Terlebih dampak pasca kecelakaan sebaliknya malah memberi kesempatan baik yang tak akan datang dua kali, yaitu peluang merengkuh Wendy kembali ke dalam genggamannya. Kali ini ia tak berencana melepaskannya sebab ia bukan lagi pemuda lemah yang tunduk pada ancaman, ia telah tumbuh dewasa menjadi lebih kuat untuk dapat menggenggam Wendy seerat mungkin.

Di sisi lain Mark tak memungkiri semua kebodohan yang dikumpulkannya dalam satu waktu. Menelantarkan seseorang yang tak kalah penting dalam hidupnya, nekat menyimpan Wendy di sisinya dan memanipulasi keadaan seakan semua baik-baik saja, sedangkan ia tahu kebohongan tak akan bertahan selamanya. Persentase keberhasilan yang sangat minim siap mengantarkannya pada kesia-siaan yang terbuka lebar di depan mata.

Mark sadar ia sedang nekat mempermainkan perasaannya sendiri dan menutup mata pada kemungkinan takdir yang lebih menyakitkan sedang menantinya di kemudian hari. Tak heran Jinyoung dan Irene sebagai orang paling rasional yang ia kenal selalu menentang keras setiap sikap yang diambilnya tanpa berpikir panjang. Ketegasan serta konsistensi Jinyoung dan Irene tentang pandangan dan pendirian mereka bukan lagi patut diacungi jempol, melainkan pantas dipersembahkan penghargaan tertinggi. Sangat sukar mengubah pandangan mereka terhadap suatu hal, menggoyahkan pendirian mereka bagai berupaya mencabut pohon berusia ratusan tahun yang akarnya merasuk hingga ke dalam perut bumi, alias mustahil.

Justru ajaibnya sifat Jinyoung dan Irene yang bertolak belakang dengan Mark yang mudah berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi sangat berguna sebagai penyeimbang Mark. Memaksanya bertahan dan tetap waras sampai detik ini. Menjaganya agar berpikir logis dan tak terlalu jauh keluar jalur. Lahir, besar dan tinggal dalam lingkungan yang penuh kuasa dan bergelimang harta, akan sangat sulit menemukan orang-orang yang dapat dipercaya tanpa menusuk dari belakang dan tulus tanpa menginginkan imbalan. Jinyoung dan Irene adalah dua dari sedikitnya orang yang murni peduli dan khawatir padanya tanpa ada niat tersembunyi di baliknya.

BACKLASH ❝MARK WENDY❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang