☀︎︎
Celeste's POV
Kami berempat menghabiskan waktu bersama, rasanya menyenangkan sekali bisa berinteraksi dengan Hange secara langsung. Mengobrol dan ketawa sana-sini, aku sadar ada yang salah dengan Levi.
Dia, terlihat.. marah? Ya, aku tahu kalau wajah dia memang seperti itu, hanya saja, hari ini ekspresinya terlihat lebih tajam. A-apa dia benar-benar cemburu? Padahal aku hanya bercanda.
Tiba-tiba rencana Pieck dan Zeke terlintas dikepalaku "memusnahkan manusia yang ikut campur dunia malaikat."
Hange sudah ikut terlibat. Rencana mereka berdua harus dihentikan, bagaimana pun caranya.
Aku harus mulai berhati-hati, semenjak Pieck sepertinya selalu mengawasi aku dan Levi, dasar, kalau dia bertingkah laku seperti ini terus...
"Pstt, Levi- kenapa kamu memasang wajah seperti itu daritadi?"
"T-tidak ada apa-apa." Ucapnya agak gugup. Jarang sekali seorang Levi seperti itu. Sigh, apa yang ia sembunyikan?
Aku terdiam, tidak puas dengan jawaban pria yang duduk santai di sebelahku. Melanjutkan perbincangan dengan Hange dan Moblit.
Hange sangat bersemangat ya hari ini, setiap hari juga sih, tapi hari ini senyum diwajahnya tidak memudar sedetik pun. Baguslah kalau ia bisa beristirahat dari urusan sekolah.
Tak terasa waktu berjalan, matahari terlihat mulai hilang dari jendela ruang tamu. Hange dan Moblit pamit pulang, padahal aku berharap mereka akan menghabiskan malam ini di sini.
Setelah menutup pintu depan, Levi langsung berjalan menuju kamarnya, eh- jadi ga ada basa-basi sama Celeste dulu nih sebelum tidur?
Aku pun mengikuti jejak Levi menuju kamarnya dan berbaring di ranjang yang ditiduri Levi juga.
"Levi, ceritalah."
"Dua hari lagi. Dua hari sampai malaikat pelindungku diganti."
A-apa? Diganti? Aku langsung berdiri tanpa sadar, "K-kenapa diganti?" Kataku, tak menghadap ke arah sang pria.
"Pieck yang memberi tahuku, dengan alasan aku hampir mati berkali-kali."
Mendengar perkataan Levi, hatiku terasa ditusuk, semua ini salahku karna tidak bisa menjaga Levi dengan baik, Celeste bodoh.
Levi berdiri dan menghampiriku di sisi lain ranjang. Kami berdua menatap satu sama lain. Tak bisa ku tahan lagi, air mata perlahan-lahan turun.
"Jangan menangis, bodoh. Pieck hanya bermacam-macam dengan kita, aku yakin itu."
Tak ada yang keluar dari mulutku, hanya suara sedu yang aku hasilkan. Kenapa mereka susah-susah mengganti malaikat pelindung Levi? Apa yang harus aku lakukan?
Isa kemungkinan sudah tahu tentang hal ini, tapi aku tidak yakin aku bisa melihat wajahnya. Menghabiskan waktu bersama Levi, hanya hal itu yang terpikirkan.
Levi memelukku. Walau ia sedikit lebih pendek dariku tapi ia tidak ragu. Posisi kami sangat lucu, hampir aku tertawa disaat yang serius ini. Gaunku.. basah, Levi juga menangis?
Aku membalas pelukannya. "Aku sudah berjanji tidak akan meninggalkanmu kan, Levi? Jadi tenang saja."
Malam itu adalah malam yang sangat panjang jika diingat-ingat, aku ingat Levi tidak melepaskan pelukannya.
Dua hari itu berlalu. Dan sekarang disini lah aku, dihadapan 'mereka', Pieck tidak bercanda. Di sebelah 'mereka', aku bisa melihat Isa dan Pieck. Aku bisa meledak saat itu juga.
Tahan emosimu, Celeste. "Celeste Edwige, karena kamu selalu lalai dalam pekerjaanmu, 'kami' berniatan untuk memusnahkanmu... tapi, dia tidak menentangnya, akhirnya 'kami' memutuskan, kamu akan bekerja sebagai Reaper mulai besok."
Dia? Siapa 'dia'?
Konyol, konyol, konyol. Aku tidak bisa bekerja sebagai Reaper, lebih baik aku mus- , tidak, aku tidak bisa menyerah pada Levi. Aku tidak peduli dengan statusku.
Turun ke bumi, meninggalkan altar itu. Aku langsung terbang ke arah rumah Levi.
I-itu, Petra Ral? Tidak, tidak. "Celeste!" Levi menghampiriku yang berdiri terdiam di depan pintu. "Celeste, s-sayapmu.."
Aku mencuri pandang ke arah sayapku, hitam. Semua bulu-buluku hitam, tidak ada sehelai bulu putih yang biasa aku gunakan untuk melindungi Levi.
"Celeste Edwige, senang bertemu denganmu." Petra menyampiri Levi dan aku, sepertinya ia tidak punya petunjuk apa yang sedang terjadi.
"A-ah iya, senang bertemu denganmu juga Petra. T-tolong jaga Levi dengan baik."
Aku langsung pergi dari hadapan Levi, bodoh, bahkan tidak ada ucapan selamat tinggal? Pelukan selamat tinggal? Air mata menggenang.
Aku butuh waktu sendiri, aku tidak bisa melihat Levi. Rasanya sangat sedih, tidak terima akan apa yang terjadi sekarang, menyesal atas segala hal.
Aku menghabiskan waktu berminggu-minggu bekerja sebagai seoarang Reaper, pekerjaan yang tidak cocok denganku, aku tidak bisa mengantar nyawa manusia tahu.
Berbulan-bulan aku tidak bertemu Levi dan malaikat pelindung barunya, Pieck dan Zeke juga tidak terlihat, walau aku dan Isa dalam satu pekerjaan, tapi ia sama sekali tidak mencariku.
Kali ini aku benar-benar sendirian ya? Asal kalian tahu, aku tidak pernah menyerah pada Levi, aku hanya belum punya keberanian untuk bertemu dengannya.
Apa yang akan terjadi jika Levi lebih menyukai Petra daripadaku ya? Sakit.
☀︎︎
[ published: 29/04/21 ]
☀︎︎
░ heyy,, sorry for late
update... rl have been
crazy-- btw, hope you
guys like this chapter.
don't forget to vote,
have a nice one!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐔𝐀𝐑𝐃𝐈𝐀𝐍 𝐀𝐍𝐆𝐄𝐋!levi x celeste (oc)
Short Storyɴᴏᴡ ᴘʟᴀʏɪɴɢ [守護天使] 0:00 ⎯⎯❍⎯⎯⎯⎯⎯⎯ 3:34 ⇆ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↺ Semua orang mempunyai malaikat pelindung, semuanya hanya masalah waktu. Malaikat dan yang dilindungi tidak bisa menyentuh satu sama lain. Malaikat bisa melihat dan mendengar sekita...