☀︎︎
"Celeste, apa kamu tahu?-"
"Engga, tahu apa?" Aku melihat ke arah Moblit polos.
"Ya, Aku lagi ngomong malah dipotong... di sana ada Malaikat Pelindung baru-"
"Ya itu kan biasa aja, Blit. Banyak kok malaikat yang lulus jadi Malaikat Pelindung tiap harinya." Aku lagi-lagi memotong omongannya.
"Sumpah, kalau kamu potong omonganku lagi sih.. awas aja." Aku hanya cekikikan disebelahnya.
"Malaikat yang ini dipilih langsung sama mereka, Cel-"
"Ya terus? Aku kan juga dipilih langsung.."
Moblit melotot ke arahku, aku ga berani kontak mata dengannya...
Levi udah keluar dari rumah sakit beberapa hari lalu, tapi dia belum boleh kerja, kalau dia ga kerja, dia makan apa ya. Hange juga jadi lebih sering jenguk Levi, kayak sekarang.
Aku sudah memberi tahu semuanya pada Moblit... Teman baik harus berbagi rahasia kan? Ya, dia kaget banget, tapi aku yakin dia bakal selalu mendukung aku.
Kita berdua lagi ngobrol-ngobrol aja si dimeja makan, Hange lagi ceritain eksperimennya ke Levi di ruang tamu.
"Nah, dia itu cantik banget Cel, kamu harus liat. Kemarin pas aku laporan ke sana, beruntungnya aku bisa liat dia."
"Ih, emang aku ga cantik??"
"Celeste cantik kok, cuman dia lebih cantik."
"Katanya mau setia sama Hange, tau-taunya di sana punya simpenan." Pipi Moblit seperti tomat. Aku tertawa melihat dia malu-malu seperti itu.
"Siapa si emang??" Aku penasaran dengan malaikat yang dipuji-puji moblit.
"Petra Ral... Namanya aja lucu astaga, mukanya keliatan lebih muda lagi dari kamu, Cel."
Aku memukul bahu Moblit, "Dasar!" Aku kabur dari meja makan dan menghampiri Levi, duduk disebelahnya.
Levi melihat ke arahku, tentu saja Hange bingung pria itu liatin apaan, "Levi? Liatin siapa hayo?"
"Setan."
"SETAN?!" Aku dan Hange bereaksi bersamaan, yang beda adalah nadanya, Hange terlihat kaget sedangkan aku ya marahlah, ish.
"Tau ah capek, semua ga ada yang bener." Aku meninggalkan Levi dan Hange, mengarah ke kamar dan membanting tubuhku ke ranjang Levi, bosen banget.
Petra Ral ya? Kalau emang direkomendasiin gitu kenapa ga sekalian jadi Archangel? Pasti manusia yang dia jaga penting. Kira-kira, orangnya seimut namanya ga ya??
Levi masih ga mau ngajak makan dessert-dessert itu apa? Aku membuang napas panjang. Is- a, duh jangan bahas dia dulu deh.. tapi, dia lagi apa ya? Keren juga dia masih bisa ngambil nyawa orang.
Aku keluar kamar, sumpah bosen banget. Ternyata Malaikat Pelindung Hange ada didepanku.
"Halo, udah selesai ngambeknya?" Tanya Moblit dengan nada mengejek.
"Aish diam la, sebelum aku usir dari sini."
"Rumah juga punya Levi astaga.." Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sama aja." Aku melipat kedua tanganku.
"Kalau begitu, aku pulang dulu ya Levi!! Udah jem 6 nihh!! Masih ada tugas yang belum aku koreksi.."
Levi dan Hange berjalan ke arah pintu keluar. "Sana pulang.." Aku mendorong Moblit supaya dia juga keluar bersama Hange. "Aih aih aih beneran diusir dong."
Disaat yang bersamaan, Levi menutup pintu rumahnya. Aku tersentak karena suara yang dihasilkan pintu tersebut, Levi kenapa nih?
"K-kenapa?"
"Ga papa." Levi memutar pupil matanya dan memasuki kamar tidur.
Waduh, salah apa aku? Harusnya aku yang marah karena dia manggil aku setan kan? Dasar Levi.. ngomong aja kek!
Aku mengikuti dia dari belakang. "Mau apa?" Levi melihat ke arahku.
Astaga ini dia beneran marah atau gimana? "Kamu kenapa si?? Kok kayak dingin banget?" , Levi cuman jawab dia engga kenapa-napa untuk ke dua kalinya.
Ya udah deh, aku main di ruang tamu aja, siapa tau Levi lagi butuh sendiri, atau ga dia capek abis denger cerita Hange berjam-jam. Kalau aku jadi Levi, aku juga capek sih.
Aku mengambil remote TV dan menyalakannya. Mencari sesuatu yang bisa menghiburku, Butterbean Cafe? Paw Patrol? Ini kenapa kartun semua? Aku mematikan TV dan membaringkan tubuhku di sofa.
Bosen, bosen, bosen. Sampai akhirnya Levi keluar dari kamar, dia megang handuk dan baju di tangannya, paling mau mandi. "Nanti mau pergi Cel."
Aku mengacungkan jempol dan senyum ke arahnya, hehehehe pergi kemana ya?? Eh, tapi kan Levi baru sembuh kakinya, aku langsung menghampiri dia ke arah kamar mandi.
"Levi, emang kakinya ud-" Astaga, dia lagi buka baju. "Eh.. maaf, kaki mu emang udah bisa jalan banyak?" Levi membatalkan aktivitasnya dan mengangguk ke arahku. Aku langsung pergi kabur dari sana.
Levi keluar dari kamar mandi, aduh emang ganteng banget manusiaku. Rambut hitam miliknya masih berantakan, membuat rentik-rentik di lantai. "Aku bantu hairdryer in mau??" Tawarku sambil menunjuk ke arah kamar. "Boleh." Kita berdua berjalan ke kamar.
Levi membantuku mengaktifkan hairdyer berwarn merah itu dan memberikannya ke arahku. Aku mengambilnya dan mulai mengibas-ibas rambut hitam Levi. Rambutnya bagus ya.
"Mau kemana??" Aku bertanya padanya setelah selesai mengeringkan rambut pria itu. "
Ladurée Le Bar, cafe dessert yang aku ceritain beberapa minggu lalu."
Senyuman lebar tergambar diwajahku, astaga akhirnya setelah berminggu-minggu, "Ooo, okk mau pergi sekarang??"
"Engga jadi deh, taun depan aja." Levi bercanda dengan ekspresi datarnya, aduh. "Ayo ayo!!" Aku menarik tangannya, membawa dia ke depan pintu dan menyuruhnya untuk pakai alas kaki. Akhirnya keluar rumah sejak sekian lama.
☀︎︎
[ published: 09/04/2021 ]
☀︎︎
░ halo-!! Lie masih ada 2
hari sampe ujian selesai..
seru juga-- pls,, dah baca
aot chapt akhir belum??
Lie masih nangis2 pas
ngetik ini, ya tuhan.Have a nice day guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐔𝐀𝐑𝐃𝐈𝐀𝐍 𝐀𝐍𝐆𝐄𝐋!levi x celeste (oc)
Historia Cortaɴᴏᴡ ᴘʟᴀʏɪɴɢ [守護天使] 0:00 ⎯⎯❍⎯⎯⎯⎯⎯⎯ 3:34 ⇆ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↺ Semua orang mempunyai malaikat pelindung, semuanya hanya masalah waktu. Malaikat dan yang dilindungi tidak bisa menyentuh satu sama lain. Malaikat bisa melihat dan mendengar sekita...