Chapter 2

878 143 40
                                    

Yoonbin menghela napas kasar. Ponselnya terus berbunyi hingga membuatnya terbangun.

Jam masih menunjukkan pukul 4.30 pagi.

Yoonbin mengambil ponselnya dengan malas. Kemudian ia melihat notifikasi dari aplikasi chatting.

Line.
Haruto added you by line id.
Haruto: Bin
Haruto: Yonbiiiin
Haruto: Woy!

Yoonbin berdecak malas setelah melihat nama pengguna yang tertera di panel notifikasi.

Lalu Yoonbin membuka room chatnya.

Haruto🔒

Haruto
|Bin
|Yonbiiiin
|Woy!

Yoonbin
?|

Haruto
|Akhirnya dibales
|Bin, berangkat sekolah yok

Yoonbin
?|

Haruto
|Anjir tanda tanya doang dari tadi
|Ayo!
|Sebagai ketua dan wakil yang teladan

Yoonbin
G|

Haruto
|Bin:)
|Jangan singkat gitu dong
|Ayo ke sekolah

Yoonbin
Diem lo bangsat.|

Haruto
|Sekalinya ngetik panjang malah ngatain:)
|Addback gua plek.. triplek
Read

Yoonbin mengusap wajahnya kasar. Karena sudah terlanjur bangun pagi, ia memutuskan untuk segera mandi dan bersiap sekolah.

Setelah selesai dengan seragam sekolahnya, Yoonbin turun ke lantai dasar dan berjalan menuju meja makan.

"Eh anak Mommy sudah bangun, sudah ganteng, sudah rapi juga, tumbenan kamu" Ledek Ibu Yoonbin.

Fyi, panggilan untuk kedua orang tua Yoonbin adalah Mommy dan Daddy.

"Kesambet apaan lo? Kesambet nenek gayung ya?" Tanya Yohan, kakak dari Yoonbin.

"Ga jelas lo"

"Masih pagi, jangan berantem" Tegur Ayah Yoonbin.

Mereka berempat memulai sarapan dengan tenang. Walau sesekali Yohan berisik sendiri mengomentari enaknya masakan sang Ibu.

Selagi menunggu jam untuk berangkat ke sekolah, Yoonbin duduk di sofa sambil bermain game online di ponselnya. Sedangkan Ayah Yoonbin sudah berangkat kerja dan Kakaknya kuliah.

"Yoonbin, mau bawa bekel ga?" Tawar Ibu Yoonbin.

"Ga usah Mom"

"Kenapa sayang?"

"Yoonbin bukan anak kecil"

Bagi Yoonbin, membawa bekal ke sekolah hanya untuk anak taman kanak-kanak dan sekolah dasar.

"Kak Yohan masih bawa bekel, dia bukan anak-anak. Kamu bawa juga ya?"

"Mom, Yoonbin ga mau. Jangan dipaksa dong"

Ibu Yoonbin mengusak rambut anak bungsunya, "Iyadeh anak Mommy"

Kemudian bel rumah keluarga Ha berbunyi. ART keluarga tersebut segera membuka pintu untuk tamu yang datang.

Seatmate | HarubinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang