"aah jaemin-hh sudaah! lelahh ngh"
"sekali lagi, jeno"
"aah, ahnggh! cuk-huupp ohh, ahh!"
malam sudah berlalu, bulan bahkan sudah berganti matahari. akan tetapi,jaemin tidak mau berhenti walaupun sebentar, jeno pun tak diberi istirahat barang sejenak.
mata jeno terpejam, napasnya tak beraturan, tubuhnya bahkan sudah tak karuan akibat ulah jaemin yang begitu beringas padanya, "su-sudah nghh, lubangku mati-hh rasaa ungh"
jaemin menghela napas, lalu mengeluarkan penisnya dari lubang jeno, "oke, sudah selesai"
tubuh jeno benar-benar lemas. bukan hanya lubangnya yang mati rasa, pinggul dan punggungnya pun rasanya sakit walau hanya bergerak sedikit.
perut, anal jeno bahkan seluruh tubuhnya penuh dengan sperma jaemin. jaemin keluar berkali-kali didalam lubangnya, jeno bahkan tak dapat menghitungnya. jaemin juga mengeluarkan spermanya didalam mulut jeno berkali-kali.
bahkan jeno sempat berpikir, apa sperma jaemin tidak habis-habis?!
keadaan tubuh dan kasur jeno tidak berbeda jauh. bantal, guling dan selimut yang tadinya tertata rapi diatas kasur, sekarang sudah terpental kemana-mana. spreinya bahkan sudah benar-benar basah akibat keringat dan juga sperma milik jeno & jaemin yang tercampur disana.
"maaf" jaemin mengelus kepala dan kening jeno. mengambil bantal dan selimut yang terjatuh ke lantai. jaemin menaruh bantal dibawah kepala jeno yang tengah tertidur, lalu menyelimuti tubuh telanjang jeno.
jaemin ikut merebahkan tubuhnya disebelah jeno, lalu memeluk tubuh lemas jeno. iapun sekarang mulai mengantuk, "terimakasih, jeno"
─==─
"jaemin─"
jaemin yang tengah tertidur lelap itu seketika langsung terbangun saat ia mendengar namanya dipanggil, membuat jeno sontak terkejut, "ada apa jeno? kau sudah bangun?"
jeno memegang dadanya kaget karena jaemin tiba-tiba bangun saat ia memanggilnya. namun kemudian, jeno kembali menatap jaemin serius, "pergi dari sini"
"a-apa?"
"pergi da─hey, lepas!"
"tidak akan"
jaemin memeluk tubuh jeno─yang masih telanjang─dengan erat. membuat jeno menghela napas yang kesekian kalinya. tubuh jeno masih terasa lelah akibat kegiatan semalam itu, membuatnya tidak kuat untuk memberontak dari pelukan jaemin.
"jaemin, aku tidak bisa membantumu sama sekali. carilah perempuan jika kau ingin seorang anak"
"kau pasti bisa memberiku anak, jeno" jaemin memejamkan matanya, mengeratkan pelukannya. jaemin tidak ingin pergi dari jeno, jaemin sudah terlanjur jatuh.
"mana mungkin, jaem─"
"PASTI BISA! akan ku beli obat penumbuh rahim atau mungkin kau bisa operasi, jeno. apapun itu demi─"
"DEMI APA? HANYA DEMI DIRIMU SENDIRI, BENAR BEGITU?!"
jaemin terdiam. melonggarkan pelukannya dari tubuh jeno, menatap jeno dengan penuh keputusasaan. "jeno, maksudku bukan─"
"pergi"
"tidak akan!"
jeno menundukkan kepalanya, menghela napas panjang. "kenapa kau bersikeras padahal aku sudah bilang, aku tidak bisa? kau hanya menyusahkan dirimu sendiri, jaemin"
jaemin menatap jeno, mengelus pipinya dengan lembut, "aku hanya ingin bersamamu, jeno. itu saja. aku akan mencari jalan terbaiknya"
jeno membalas tatapan jaemin dengan tatapan yang tak dapat dijelaskan, menyingkirkan tangan jaemin dari pipinya, lalu kembali menunduk menatap lantai.
"─terserah"
ini baru permulaan dan jeno sudah mulai lelah akan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
purrfect - jaemjen [ paused ]
Fanfiction"kamu kucing darimana sih?" bxb | mature content | fantasy | romance semi-baku , lokal au ©ianiesy ' february, 2021