"ok google"
"bagaimana cara membedakan kucing jantan dan betina?"
jeno sedang duduk disofa, membaca beberapa info tentang kucing dari google dengan seksama. sesekali melirik kepada kucing yang tengah tidur disebelahnya.
"ciri kucing jantan, punya biji?"
jeno mengintip pantat kucing tersebut dengan mengangkat ekornya, lalu mengeryit, "ini bijinya kucing bukan?" jeno menyentuh sesuatu yang menonjol dipantat si kucing.
tiba-tiba sang kucing langsung berdiri, bangun karena terkejut. sebab bulatan-nya disentuh-sentuh oleh jeno. lalu si kucing mendesis kepada jeno, "hissssh!"
jeno langsung bergidik ngeri, "aku cuma mau ngecek pantatmu cing, aku kan gatau kamu betina atau jantan"
kucing itu lalu duduk kembali lalu menatap jeno dengan tatapan polos, "miaw meow meoww!"
jeno tertawa geli lalu mengelus kepala hewan berbulu itu, "aku ga ngerti kamu ngomong apa cing"
jeno merasa ada yang kurang, "pasir kucing udah, makanan kucing juga udah, apa ya?"
jeno memperhatikan kucing tersebut dengan tatapan tajam, membuat si kucing merasa bingung, "meow nyaaw~?"
"OH IYA! aku belum kasih kamu nama" jeno langsung menggendong si bola bulu bernyawa itu, lalu mendudukkannya dipangkuan jeno, "nama yang bagus buat kamu apa ya cing? kamu kan punya biji, berarti kamu cowo, cing"
kucing putih itu cuma mengusakkan kepalanya kedada jeno, "myaaw!"
"siapa yang cocok, michael?"
"meow."
"atau, jason?"
"meow."
sang kucing tampak membuat gesture menolak, membuat jeno mendengus sebal, "terus, maumu apa dong cing?" jeno tidak bisa memikirkan nama yang bagus untuk memberi nama kucing, "atau kamu ku panggil 'kucing' aja?"
si kucing menggeram marah kepada jeno, seakan mengerti apa yang jeno ucapkan, "rrghhh!"
jeno langsung tertawa kecil, "terus kamu maunya dikasih nama apa cing?"
kucing itu langsung menatap jeno dengan tatapan polos, "nya nyaaw!"
"nyanyau?" jeno membeo sambil terkekeh geli.
si kucing menatap jeno dengan datar sambil menggeleng, tidak setuju dengan ucapan jeno, "nya nya~"
"nyanya? nana?"
"MEOW NYAAWW!"
kucing itu langsung melompat ke bawah sofa yang jeno duduki, lalu mengusak-usak kaki jeno dengan kepalanya, seakan suka dengan nama yang barusan jeno sebutkan.
jeno menaruh telunjuknya didagu seakan ia sedang berpikir, "nana, ya? tapi jadi kaya cewek cing?"
"hisshhh!" kucing tersebut langsung berdesis marah. membuat jeno merasa agak takut dengan kucing ini.
"ehehe, nggak cing, bercanda. tapi kamu pinter juga ya cing, bisa paham omonganku" jeno mengelus kucing itu pelan.
kucing ini benar-benar ekspresif. bahkan jeno bisa paham apa yang kucing ini maksud, hanya dari raungan serta gesture tubuhnya. bukannya takut, namun jeno bersyukur, jeno tidak perlu susah mentranslate raungan sang kucing jika si kucing menginginkan sesuatu.
"myow nyaw!"
"oke cing, mulai sekarang kamu kupanggil nana! ayo kita makan, nana!" ucap jeno semangat, berjalan ke arah dapur diikutin oleh si kucing yang sekarang bernama nana.
"miaw miaw~"
tanpa menyadari─
'mari, akan ku makan tubuhmu, manis'
─bahwa si kucing menyeringai dibelakangnya.
──
buat cerita ini, aku gamau bikin panjang2, jadi doain aja 20 chapter kelar 😀
KAMU SEDANG MEMBACA
purrfect - jaemjen [ paused ]
Fanfiction"kamu kucing darimana sih?" bxb | mature content | fantasy | romance semi-baku , lokal au ©ianiesy ' february, 2021