Meet You Again.

249 53 7
                                    

Pemuda itu berjalan mondar mandir di kamar sambil memegang hpnya.
Ia ragu akan menelfon nomor yang berada di layar handpone nya atau tidak.

"Sudahlah."
Pemuda itu mengacak rambutnya frustasi. Ia melempar handpone ke kasur dan beranjak mandi. Ia butuh menyegarkan pikiranya dengan air.
.
.
.
.
"Hyung kau mau kemana malam malam begini?"
Tanya seorang pemuda yang lebih tinggi sambil membawa gulingnya. Baru terbangun tidur mungkin.

"Aku akan ke toserba membeli bir. Kenapa kau bangun Sehun-ah"
Sehun menguap lalu kembali tidur di sofa.

"Yaak Byun Baekyun. Kau mau kemana?"
Teriak seorang yang berada di dapur, xiumin.

"Aku ingin ke toserba. Apa kau ingin aku membelikan sesuatu?"
Tanya Baekyun pada member tertua itu.

"Ya bisakah kau belikan aku tisu? Tisu di dapur dan toilet hampir habis."
Teriaknya dari dapur.

"Baiklah."
Baekyun berlalu pergi.
.
.
.
.
.
"Dasar perempuan bodoh. Aku sudah membayarmu, dan kau menggagalkan semuanya Yuki."

"Plaak."
Sebuah tamparan mendarat di pipi Yuki, gadis itu meringis. Sudut bibirnya berdarah.

"Maaf Yerin aku tak bisa lagi seperti ini.  Aku berhenti."
Yuki meninggalkan Yerin yang tengah emosi. Namun baru saja ia berbalik. Sebuah belati menancap di bahu Yuki.

"Aaacccchh....apa yang kau lakukan Yerin?"
Yuki meringis sakit.
Gadis di depanya ini benar-benar gila.

"Apa kau pikir semudah itu aku melepasknanmu Yuki? Jangan harap."
Yerin tertawa meremehkan. Ia mencabut belati di bahu Yuki. Membuat Yuki menjerit kesakitan.

Yuki terduduk menahan sakit.

"Jangan lakukan ini Yerin. Aku mohon berhentilah."
Mohon Yuki sambil menekan pundaknya agar darah tak keluar terlalu banyak.

"Berhenti kau bilang? Kau sudah menyentuh Baekyun ku. Aku tak akan pernah membiarkanmu hidup Yuki."
Yerin tersenyum gila.
Ia mengarahkan Pisau belati itu di kulit leher Yuki.
Yuki memandang pisau itu ngeri.

"Sudah ku bilang padamu kan, lakukan pekerjaanmu dengan benar. Dan jagan pernah sentuh milikku jalang!"
Yerin menjambak rambut Yuki. Menggores leher Yuki dengan pisau belatinya.
Gadis itu seakan menikmati kesakitan yang Yuki rasakan.

Yuki yang tak ingin kehilangan nyawanya nekat menggigit lengan Yerin sehingga tangan yang memegang belati terlepas.

Yuki menendang tubuh Yerin dan segera berlali tertatih. Mencari pertolongan.
Yerin masih mengejar Yuki.
Gadis itu mengumpati Yuki sepanjang jalan.

"Berhenti kau jalang!"
Teriak Yerin pada Yuki.

Yuki yang menemukan jalan besar segera berbelok untuk mencari pertolongan.
Matanya menangkap sosok manusia di depan sebuah toserba.orang itu tengah menunduk memeriksa belanjanya.

Yuki meraih mantel yang di kenakan orang itu, berharap orang itu dapat menolongnya.

"Bruukk."
Yuki tak sadarkan diri. Tanganya menggenggam ujung mantel seseorang yang memekik kaget.

"Yaaak...apa yang kau- Astaga..."
Orang itu panik mendapati seorang perempuan yang tak sadar diri dengan bersimbah darah.
Orang itu segera menelfon Ambulance.

"Yaak..kau bangun. Ada apa denganmu?"

Yerin yang mengetahui Yuki mendapat pertolongan segera kabur. Ia mengumpat kesal.
.
.
.
.
.
.

"Untung kau cepat tanggap membawanya kemari. Ia sudah kehilangan banyak darah. Dan beruntung sayatan di lehernya tak terlalu dalam jadi tidak terlalu beresiko.aku sudah menelfon polisi. Sepertinya dia korban kekerasan."
Kata sang dokter memberi penjelasan pada pemuda yang tengah khawatir.

"Terimakasih dokter. Apakah ia sudah siuman?"

"Dia belum sadar. Tapi kau sudah bisa melihatnya. Ah dan juga aku tidak bisa menemukan identitasnya."

"Tak apa dokter aku mengenalnya. Aku akan melihatnya dahulu."
.
.
.
.
Baekyun tersenyum getir. Ia ingin melihat gadis di depanya ini kemarin. Namun bukan dengan keadaan mengenaskan seperti ini.
Gadis yang diam-diam menelisik ke dalam hatinya. Gadis yang hampir tiga bulan ini berada di pikiranya.

Baekyun pertama kali melihat Yuki saat konser Exo 3 bulan lalu. Gadis dengan wajah cuek itu terlihat tak begitu tertarik. Wajahnya mengerucut lucu. Seakan ia tak ingin menonton konser itu,namun kameranya tak pernah berhenti menyorot Baekyun.
Semenjak saat itu entah bagaimana Baekyun kerap kali menemukan Yuki di antara ratusan bahkan ribuan penonton dengan ekspresi wajah yang sama. Membuat Baekyun gemas di buatnya.
Hingga dua minggu yang lalu Baekyun memergoki Yuki mengintai dorm serta memasang kamera di kamar Baekyun.

"Harusnya kau menemuiku dengan wajah acuhmu, bukan begini."
Lirih Baekyun sembari memegang tangan Yuki.

"Cepatlah buka matamu. Kau harus membantuku."
Baekyun memejamkan matanya.

Drrt...drrtt...

Getaran Hp Baekyun membangun pemuda itu.

"Ya Hyung aku sedang berada di rumah sakit. Maaf belum mengabarimu...bukan aku yang sakit......"
Baekyun menjelaskan kronologi kejadian pada Leader nya.

"Nde,aku akan pulang."
Baekyun mendesah kasar. Kegiatannya sebagai public figur tak bisa ia tinggalkan begitu saja. Meski hatinya tak menginginkan meninggalkan Yuki.

Baekyun mengurus semua keperluan Yuki sebelum pergi. Ia membayar rumah sakit dan sebagainya.

"Cepatlah sadar."

Baekyun mengecup kening Yuki dalam sebelum meninggalkan gadis itu.
Ia pergi sebelum  melihat gadis itu membuka mata.







Apakah feelnya dapet?
Entahlah...
Semoga suka
😁😁

JALAN CERITA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang