another normal day

1.5K 205 9
                                    

Hari Jay yang normal masih berlanjut. Pasangan sahabatnya semasa SMA lagi-lagi menitipkan dua buah hati mereka padanya. Sudahlah, lama-lama Jay adopsi juga dua anak itu, toh marganya sama-sama Park. Tapi sudah pasti Jake tidak akan rela, kalau Sunghoon sih rela rela saja bahkan dengan senang hati dua bocah trouble maker itu dihibahkan padanya. Ya kan biar bisa berduaan dengan leluasa bersama Jake.

Padahal sih Jay juga maunya gitu, hanya berduaan saja dengan Heeseung.

Ck, laki-laki Park kelakuannya sama saja rupanya.

Tapi dia tidak separah Sunghoon, dia suka anak-anak, sehari saja tanpa anak-anak rasanya seperti ada yang kurang. Anak-anak sudah menjadi bagian dari hidupnya, sudah cocok sekali kan jadi seorang ayah?

Iya tinggal menunggu Heeseung bilang "saya terima nikahnya", maka resmi sudah Jay menjadi seorang ayah.

Akan tetapi dengan Heeseung menjadi kekasihnya saja sudah merupakan langkah awal yang baik. Iya benar Heeseung yang memintanya sendiri. Akhirnyaa!!

Pria berprofesi dokter itu datang ke apartemennya pagi hari, setelah mengantar Sunoo ke sekolah. Kebetulan juga Jungwon dan Riki sedang sekolah, jadinya mereka hanya berdua saja di apartemen mewah Jay.

Lalu apa yang mereka lakukan disana?

Sayangnya Jay sedang disibukkan dengan mempelajari berkas-berkas yang diberikan ayahnya untuk rapat besok. Seperti yang pernah disinggung, terkadang Jay harus ke kantor untuk menggantikan ayahnya. Dan ya, the chairman need him to represent him.

Heeseung akhirnya hanya duduk di sebelah Jay. Sibuk bermain dengan game console milik Jay, karena sekalinya si tuan rumah sudah fokus dengan sesuatu, maka akan sulit sekali diganggu. Makanya daripada bengong, lebih baik dia menyibukkan diri. Heeseung kan bukan perempuan yang akan merengek dan merajuk karena tidak diperhatikan.

Selama satu jam lebih sejak Heeseung datang, Jay terdengar menghela napas panjang seraya menutup laptopnya. Dia melepas kacamata minus 2 yang ditaruh di atas laptop, kemudian merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku.

"Sudah selesai?" tanya Heeseung tanpa berpaling sedikitpun dari konsol.

Jay lah yang menoleh. Memperhatikan Heeseung dari bawah ke atas, kemudian tersenyum sambil mengusak rambut Heeseung yang dimodel curly. Lucu sekali terlihat seperti brown poodle.

"Mau makan sesuatu, Hyung?" tanyanya sambil tangannya turun ke bahu lebar Heeseung, mengelusnya lembut sambil merasakan betapa keras dan tegapnya postur pria ini dari luar.

Heeseung juga akhirnya mematikan game console itu. Menaruh di sebelahnya, lantas meraih tangan Jay dari bahunya untuk dia genggam di atas pangkuan.

Keduanya saling merekatkan tangan mereka, menyaksikan serta merasakan bagaimana genggaman tangan tersebut terasa begitu pas dan hangat.

"Cari udara segar yuk," ajak Heeseung sambil menoleh.

"Kemana?"

"Sambil jalan-jalan ke supermarket. Makan ramen dan minum susu pisang."

Jay terkekeh. "Mau sekalian nostalgia masa sekolah maksudnya?"

Heeseung mencondongkan tubuhnya mendekat pada Jay. Ketika jarak mereka hanya sejengkal tangan saja, Heeseung menjentikkan tangannya di hadapan Jay.

"Gotcha! Anggap ini mini date kita."

Jay mendengus geli. Setelah itu dia mengangguk.

"Oke. Aku akan menanti real date kita nanti. Aku bersiap dulu."

Tautan tangan mereka terpaksa harus terlepas saat Jay beranjak ke kamar untuk ganti baju. Jelas tidak mungkin dia keluar hanya dengan celana pendek warna hijau neon di atas lutut ditambah dengan tank top hitam, bakal dikira gelandangan apalagi saat berjalan bersebelahan dengan dokter manis ini.

a normal day of Jay ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang