Kapan ya terakhir kali Jay pergi kencan?
Tampaknya tidak pernah sekalipun. Miris.
Lagipula yang mau dia ajak kencan juga menolaknya terus, bahkan sampai ditinggal nikah, sampai punya anak, hingga statusnya sekarang jadi cerai mati.
Iya benar, maksudnya adalah Lee Heeseung.
Jay maunya kencan dengan dia saja sejak usianya 16 tahun. Tapi ternyata belum rejekinya, baru dapat saat usianya akan menginjak 36 tahun.
Bayangkan 20 tahun penantian dan Jay masih saja setia.
Tentu saja mini date mereka hari ini tidak akan dia sia-siakan.
Di bulan ketiga minggu keempat, Jay menggandeng seseorang yang telah ia puja dan damba sejak lama, berjalan menyusuri jalan kenangan yang sering mereka lalui saat masih sekolah. Menikmati cerahnya musim semi dengan hati yang bermekaran layaknya bunga-bunga.
Pria Park memasukkan tautan tangan mereka dalam saku blazernya, tidak membiarkan para pejalan kaki lain menyaksikan kemesraan mereka. Menghangatkan tangan Heeseung yang terasa agak dingin meskipun memakai 2 lapis luaran.
"Dulu kau suka sekali berkelahi dengan anak-anak sekolah tetangga," kata Heeseung sambil mengamati sekolah tetangga yang terlihat cukup ramai oleh para siswa.
"Namanya juga anak-anak," balas Jay dengan pandangan lurus ke depan, tampak berani dan gagah, membuat para gadis-gadis SMA memekik girang sambil menunjuk-nunjuk Jay.
Heeseung yang melihat itu lantas menoleh pada pria di sampingnya. Mendengus setelah mendapati gaya sok keren prianya itu.
"Kau dibicarakan sama gadis-gadis tuh," katanya, membuat Jay menoleh dengan senyum miring.
"Cemburu hm?"
"Ngasal," dengus Heeseung seraya menarik tangannya dengan paksa dari saku blazer Jay, lalu dia masukkan ke saku jaketnya sendiri.
"Hah, aku lebih percaya yang kulihat daripada yang kudengar," kata yang lebih muda sambil merangkul bahu lebar Heeseung.
"Padahal usiaku denganmu hanya beda setahun, tapi kenapa mereka hanya melihatmu?"
"Soalnya aku ganteng dan kau manis."
Heeseung menoleh, melotot pada Jay. "Mana ada! Sudah jelas alasannya karena kau lajang, sedangkan aku sudah punya anak. Ck, privilege pria lajang."
Jay tertawa. Tawa terbahak yang bikin mereka jadi pusat perhatian pejalan kaki.
"Sebegitunya ingin dilihat gadis-gadis remaja, hm?"
"Ya bukan, tapi kan mereka menyebutmu oppa sedangkan padaku malah ahjussi. Padahal usiaku denganmu cuma beda setahun kan? Malah kelihatan beda 10 tahun."
Jay mengusak rambut Heeseung masih sambil tertawa. Heeseung memang beda, bukannya cemburu karena Jay disukai gadis-gadis remaja, justru iri karena dipanggilnya beda. Gemes banget, jadi makin suka Jay padanya.
"Sudahlah jangan pedulikan apa kata anak-anak. Meskipun semua orang melihatku, aku hanya akan melihatmu saja, Hyung. Sudah cemberutnya, aku cium sampai kehabisan napas kalau masih cemberut begitu."
Heeseung memelototinya tajam. Jatuhnya bukan seram, malah menggemaskan.
Mereka akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Hanya sebuah mini market yang terletak dekat dari sekolah mereka dulu. Disinilah mereka berdua ditambah Jake dan Sunghoon sering berkumpul kalau sedang bolos.
Jangan bayangkan 4 remaja SMA yang suka merokok dan minum alkohol. Meski suka membolos, mereka sebenarnya hanya anak-anak cupu yang memanfaatkan waktu bolos dengan beli ramen super pedas ditambah minuman bersoda sebelum ketahuan oleh guru dan diseret kembali ke sekolah. Karena di sekolah mereka makan siangnya sudah ditentukan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
a normal day of Jay Park
Fanfictionfluff jay x maknaeline ⚠️contained b x b (jay x heeseung)