Bagian 16 : Egoisme Milikku dan Milikmu

39.6K 4.3K 115
                                    

🚫 Warning : Kids under 18 are prohibited to read this chapter. 🚫

°•°•° I'M [NOT] YOUR WIFE, DUKE °•°•°

Klik. Klak. Klik. Klak.

Ditemani oleh dentingan jam yang ada di ruangan tempatnya berdiri, Edith sudah mondar-mandir di sana sejak lima belas menit yang lalu. Ini adalah salah satu kamar di paviliun tamu istana, yang jaraknya cukup jauh dari aula depan—tempat pesta debutante dilaksanakan. Ia gelisah, karena sejak Aiden memintanya menunggu di sini dua jam yang lalu, ia sama sekali tidak mendapat kabar apapun.

Edith berjalan menuju pintu keluar, setidaknya ia harus segera pergi dari sini dan mencari di mana Calian berada. Edith mengira pria itu akan berjalan di belakangnya dan mengikutinya pergi, namun ia sama sekali tidak melihatnya ketika sampai di tempat ini. Suara pintu yang terbuka memenuhi indera pendengaran Edith, ia kemudian membukanya perlahan agar suara yang ditimbulkan tidak menarik perhatian penjaga.

"Tidak ada siapapun."

Edith melangkahkan kakinya ke luar dari ruangan untuk tamu kerajaan tersebut. Gaun biru cerah yang ia pakai mungkin akan menarik banyak perhatian, jadi Edith berinisiatif untuk masuk kembali dan menggantinya dengan piyama tidur berwarna krem yang ada di lemari agar tidak terlalu mencolok.

Edith dengan piyama tidurnya berjalan mengendap-endap melalui lorong panjang dan gelap yang ada di depannya itu. Istana ini terasa asing di ingatannya. Ia bahkan tidak tahu kemana ia akan menuju. Edith hanya ingin ke luar dari sini dan mencari seseorang yang ia percaya. Mungkin Edith akan mencari kereta kuda untuk kembali ke kediaman Porvich dan menemui Anne.

"Apa kau sudah gila? Kau bilang rencanamu hanya memancing para pemberontak itu. Kenapa kau melibatkan orang tak bersalah ke dalamnya?"

Langkah Edith terhenti. Ia melongokan kepalanya ke cabang lorong dan melihat ada dua siluet hitam yang tengah berbicara satu sama lain. Tidak begitu terlihat karena jarak pandang dan juga minimnya penerangan. Hanya saja, Edith seperti mengenal pemilik suara itu.

"Yang terpenting adalah segalanya sesuai rencana. Aku hanya menambah beberapa detail kecil ke dalamnya."

Edith berjengit kaget saat salah satu siluet itu bergerak mendorong yang lainnya hingga menabrak tembok.

"Pasti itu sakit," gumamnya pelan. Edith menarik kepalanya dan segera melangkah pergi menjauh dari mereka, ia tak tahu apa yang tengah terjadi tapi dia paham bahwa ia tak seharusnya berdiri di sana atau Edith hanya akan menambah masalahnya sendiri. Kau tahu, kebanyakan protagonis sengaja melemparkan diri mereka ke jurang masalah dan berakhir ditolong oleh orang lain.

Dalam kasus Edith, ia tidak mau repot-repot terjun ke sana. Ia hanya akan menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa ikut campur hal lain.

"Aku harus menemukan Calian dulu, hanya dia yang bisa kupercaya setidaknya saat ini." Edith berjalan ke arah lorong yang berbeda dengan dua siluet tersebut. Jika dikalkulasikan, kepercayaan Edith pada Calian mencapai 30 persen sedangkan pada Aiden 0 persen.

"Ada dua alasan kenapa aku tidak percaya pada seseorang. Pertama, karena aku tidak tahu mereka orang seperti apa. Kedua, karena aku tahu orang seperti apa mereka." Begitu kira-kira jawaban Edith jika ditanya tentang tingkat kepercayaannya pada orang lain. Karena pada akhirnya, hanya dirinya sendirilah yang bisa ia percaya.

Melewati taman yang menuju ke gerbang ke luar, Edith melebarkan matanya senang. Ia berjingkat kecil menuju ke arah gerbang tersebut dan mencoba untuk mencari celah kecil di mana ia bisa pergi melewatinya.

[END] I'm [Not] Your Wife, DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang