19

111 24 15
                                    

Vote dulu dong sebelum baca.

.

.

"Akan selalu ada harga mahal yang harus dibayarkan setiap perbuatan buruk. "

,

.

.


Didalam ruang bimbingan konsuling yang ber AC. Meira didampingi oleh dokter Jeremy untuk dimintai keterangan oleh polisi dan jaksa yang datang kemari.

"Trauma Meira mungkin bisa timbul karena penyelidikan ini. jadi,saya mohon berhati-hatilah untuk memberi pertanyaan kepada Meira."peringat dokter Jeremy kepada dua orang didepannya.

Mereka adalah Polisi Jevino dan Jaksa Jossepin yang datang ke sekolah Antareja untuk meminta kesaksian Meira sebagai korban.

Mereka adalah Polisi Jevino dan Jaksa Jossepin yang datang ke sekolah Antareja untuk meminta kesaksian Meira sebagai korban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah ini gila? Bagaimana orang seperti Jevino bisa jadi polisi dengan muka seperti itu? Dan jaksa Jossepin juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah ini gila? Bagaimana orang seperti Jevino bisa jadi polisi dengan muka seperti itu? Dan jaksa Jossepin juga. Mereka datang kemari dengan style seperti kakak tingkat di perguruan tinggi. Bagaimana mereka bisa setampan ini?"batin Meira sembari mengagumi wajah keduanya.

"Nona Meira bisa kita mulai sekarang?"tanya Jossepin.

Meira masih sibuk mengagumi wajah keduanya. Bahkan, aroma tubuh mereka sangat wangi. Jeremy berusaha menyadarkan anak didiknya itu dengan menyenggol lengan Meira.

"Apa?? "tanya Meira.

Jeremy mendekat dan berbisik, "Jangan buat malu aku Meira! Kau terlihat jelas sekali memandangi mereka! "bisik Jeremy.

Meira yang sadar akan ucapan Jeremy. Segera bersikap formal. Ia terlalu terlena akan ketampanan jaksa dan polisi didepannya.

"Maaf saya melamun. Bisa dimulai sekarang. "kata Meira.

Satu-persatu pertanyaan dilontarkan kepadanya terkait penculikan dan upaya pembunuhan.

Jevino dan Jossepin kagum dengan cara gadis itu menjawab satu-persatu pertanyaan yang mereka berikan terkait insiden tersebut.

𝐸𝓂𝑒𝓃𝒹𝒾 | Doyoung. [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang