14

133 30 12
                                    

Lets vote first!

.

"Dalam dunia catur. Kamu harus memikiran setiap langkah yang akan kamu ambil. Salah langkah mampu menghancurkan semuanya. Pikirkanlah setiap langkah dengan tenang. "




Pelajaran Bahasa Inggris tampak berjalan lancar di kelas Meira. Semua murid tampak fokus dengan penjelasan dari guru. Fokus mereka terhenti karena ada satu murid yang tampaknya adik kelas mengetuk pintu yang terbuka.

Guru bahasa inggris memperbolehkan siswi itu masuk untuk menghadapnya.

"Mohon maaf bu Indi. Kak Meiranya dipanggil Dokter Jeremy untuk segera ke UKS."ucap siswi perempuan itu.

Meira yang merasa namanya disebut berdiri dari kursinya dengan tatapan bingung. Ada apa sehingga dokter jaga memanggil Meira.

Bu Indi selaku guru Bahasa Inggris mempersilahkan Meira untuk pergi ke UKS. Faiz dan yang lain merasa khawatir. dilihat dari ekspresi siswi itu sepertinya hal buruk telah terjadi.

Sesampainya Meira di UKS. Ia melihat Dino dan Surya berkelahi didalam UKS.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"teriak Meira sembari menghentikan keduanya,namun sayang. Saat Meira berusaha memisahkan keduanya. Ia terdorong hingga kepalanya terpentok meja kayu.

Situasi makin tidak terkendali. Dokter Jeremy bahkan tidak tahu bagaimana memisahkan keduanya. Surya dan Dino dikuasai oleh amarah mereka.

Faiz langsung masuk dan menghentikan keduanya dengan cepat. tangan Faiz masing-masing mencengkram kerah kedua orang itu.

"TAK BISAKAH KALIAN BERHENTI?! LIHAT! KARENA KALIAN BERDUA MEIRA BAHKAN SAMPAI TERBENTUR KEPALANYA!"kata Faiz marah.

Meira berdiri dibantu oleh adik kelasnya. Ia menatap kedua orang itu kesal.

"Bagaimana kalian bisa bertengkar di dalam UKS?!"

"Mereka sudah bertengkar tadi dikelas. Lalu kesini untuk diobati lukanya. Tapi,mereka bertengkar lagi disini."sahut Hilmy. Teman sekelas Dino dan Surya.

"Dokter Je,kita bisa obati mereka saja dulu. Urusan setelahnya akan dipegang oleh guru BK."kata saran Meira dan disetujui oleh Dokter jaga.

"Faiz lepaskan mereka berdua!"perintah Meira. Faiz melepaskan mereka berdua. Dino dan Surya lalu ditahan teman mereka masing-masing.

"Kau kenapa bisa nyasar kesini?"tanya Meira pada Faiz.

"Perasaan gue gak enak. Jadi,yaudah gue ikutin lo. Ternyata bener kan!"jawab Faiz jujur.


Hanya selang 5 menit setelah perkelahian itu selesai. Wali dari Dino dan Surya datang menjemput anak mereka.

Wali kelas memanggil mereka untuk segera datang ke sekolah untuk menghadiri panggilan BK.

"Paman Ibu..."lirih Dino melihat keluarganya datang kemari.

"Bagaimana bisa kau berkelahi disekolah seperti ini?!"marah Ibu Dino.

"Aduh kak..namanya juga anak remaja."sahut Paman dari Dino.

Meira merasa suara dari paman Dino terasa familiar ditelinganya. Ia seperti pernah mendengarnya di suatu tempat.

"Kak Meira..itu kakak mimisan..."ucap adik kelas Meira. Faiz dan Dokter Je menoleh ke Meira. Ada darah yang keluar dari kedua hidungnya.

Meira menyentuh cairan merah berbau seperti besi itu. ada bercak darah ditangannya. "Gue mimisan??"tanya Meira tidak percaya. Tak lama dia jatuh pingsan. Faiz yang berada didekatnya dengan sigap menangkap tubuh Meira sebelum jatuh kebawah.

𝐸𝓂𝑒𝓃𝒹𝒾 | Doyoung. [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang