9

180 47 14
                                    

Memiliki mulut,namun tak punya keberanian

Vote dulu dong gesss

.







Faiz baru saja balik dari toilet. Saat dia balik dari toilet. Ternyata bel istirahat telah berbunyi. murid-murid mulai berhamburan keluar kelas untuk segera pergi ke kantin. Ketika Faiz masuk kedalam kelas,ia sudah tak melihat keberadaan Meira.

Faiz menghela nafas. Ia sudah mulai terbiasa dengan Meira yang menghilang setiap istirahat. Tapi.disisi yang lain. Faiz tidak ingin Meira terus-terusan mengejar kakak kelas itu.

Di atap,Meira tampak memandangi Dino yang sedang makan roti melon.




"Kenapa menatapku?"tanya Dino. Meira tersenyum,"Kak Dino lucu kalo makan. Kayak kelinci. Imut gitu,"jelas Meira.

Dino tersenyum mendengar jawaban Meira."Tidak lapar dengan hanya memandangiku makan?"

Meira kembali membuat senyum dan menggeleng,"Menatapmu saja sudah membuatku kenyang. Bahkan,hanya dengan menunggu kakak. rasanya udara terasa manis,"

Dino tertawa lebar,"Sudah pintar ya mengambil hati orang rupanya,"puji Dino.

"Ya,aku sudah pintar mengambil hati orang. Tapi,tidak dengan hati kak Dino."jawab Meira jujur.

"Maaf untuk itu.."pinta Dino lirih.

Meira menghela nafas,"Untuk apa meminta maaf padaku?"

"Karena sejauh ini kau melakukan banyak untukku tetapi,aku sama sekali tidak bisa membuka hatiku untukmu. Aku nyaman ketika menganggapmu sebagai adik perempuanku." Jelas Dino.

"Bertemu dengan kak Dino yang nyelamatin Meira waktu itu adalah takdir. Bersahabat denganmu adalah pilihan Meira,tapi jatuh cinta ama kak Dino itu diluar kendali. Tidak ada yang pantas disalahkan disini."jelas Meira.

"Kenapa Meira bisa sampek suka ma aku? aku penuh dengan kekurangan."kata Dino.

"Tidak ada alasan khusus kenapa Meira sampek sekarang bisa suka ma kak Dino. Meira juga gak tau tuh kenapa Meira jatuh cinta ma Kak Dino. Kak Dino dari atas sampek bawah orangnya menyenangkan hehehe.."

Dino tiba-tiba berdiri. Membuat Meira mengerutkan keningnya. "Ada apa kak?"tanya Meira penasaran.

"Aku lupa! Saat istirahat jam kedua aku harus nemuiin kepala sekolah. Aku duluan ya..."sahut Dino menjelaskan dan langsung pamit. Meira menatap kepergian Dino yang terburu-buru. Tak ingin membuang waktu,Meira langsung mengambil gembor dan mengisinya dengan air lalu menyiramnya ke tanaman yang ada disana.

Meira berhenti dan menyamakan posisinya pada bunga Marigold yang mulai mekar.

"Kapan juga gue bisa mekar dengan bahagia kek kalian? Masih dianggep adek loh sampek sekarang. Hahahaha gue bisa bertahan kan? gue udah usaha. Pasti gak bakal sia-sia ya kan?"tanya Meira pada bunga Marigold tersebut. Ia berusaha tersenyum meski hatinya terasa sakit setelah mendengar bahwa Dino melihatnya sebagai adik perempuan saja.

Air mata Meira perlahan turun. Apakah mencintai seseorang harus semenyakitkan ini?

 Apakah mencintai seseorang harus semenyakitkan ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐸𝓂𝑒𝓃𝒹𝒾 | Doyoung. [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang