Kali ini aku bakal translate cerita Dramione karya galfoy. Ini cerita rilis tahun 2011, TAPI SUMPAH BAGUS BANGET! Buat kalian yang mau baca versi Inggrisnya bisa langsung ke akun FanFiction beliau, yang mau nungguin aku translate jangan lupa Follow, Vote, Comment, dan Share ya!
Sejujurnya aku nggak bisa keep in touch sama author aslinya untuk izin translate, terakhir beliau update FanFiction tahun 2016.
A whole concept, plot, and original story by galfoy. All characters belongs to J.K. Rowling. But this translate belongs to me.
____________________________________________________
Rasanya seperti bangun di tengah mimpi buruk.
Kesadaran menghantam seperti palu ke kepala Draco Malfoy, ia tersentak bangun. Langsung saja, ia berharap tidak sadarkan diri lagi. Draco seperti berada di dunia penuh siksaan, neraka yang tidak pernah ia bayangkan sungguh ada. Penderitaan yang menyiksa memakan kulitnya, seperti disiram dengan bahan bakar bersama nyala api. Ia hampir bisa merasakan sengatan panas menjilati seluruh tubuhnya, tapi ia tidak bisa mencium bau asapnya. Yang bisa ia lakukan hanya berdiam, tidak bergerak dan tidak pula berteriak. Ia merasakan kepanikan meningkat di tenggorokannya. Udara itu basi dan lembab, berat karena ketakutan. Kenangan yang terputus-putus datang kembali padanya, tapi ia tidak ingin percaya bahwa itu nyata. Mereka terlalu sulit untuk diterima.
Bagaimana bisa mereka meninggalkan kami di sini untuk mati? Setelah semua yang kami lakukan?
Mengingat fakta bahwa ia terbaring di tanah sampai gelombang rasa sakit lain menghantam dan menjernihkan pikirannya dari apa pun hal yang rasional. Detak jantung berdenyut di balik kulit, membuatnya hampir berharap jantungnya akan berhenti sama sekali. Tidak ada detak jantung, tidak ada lagi rasa sakit. Terdengar sangat menggoda. Sebuah erangan kecil keluar dari bibirnya. Bahkan di dalam mulutnya terasa terbakar- apakah mantra Dark Lord sampai juga disana?
Ia bisa merasakan amarahnya ikut mendidih di bawah lukanya, amarah yang meningkatkan gairah sakit hatinya.
Dikhianati, ejek suara di dalam dirinya. Kita sudah dikhianati oleh pihak kita sendiri.
Ia tidak mau mempercayainya.
Terdengar teriakan dan ledakan, tapi ia tidak bisa mengumpulkan kekuatannya untuk sekedar membuka mata. Ia sangat yakin dirinya masih berada di ruang bawah tanah terkutuk itu, disiksa dan dilemparkan ke sana karena Dark Lord tidak lagi menyukai keluarganya. Setelah semua pengorbanan yang mereka lakukan.
Ia masih tidak mau mempercayainya. Penolakan tampak lebih mudah, entah bagaimana. Lebih mudah dari kebenaran yang menakutkan.
Sebagai imbalan atas kekuasaan, keluarga Malfoy membayar dengan semua yang mereka memiliki; kekayaan, rumah, pelayanan selama bertahun-tahun. Sebagai imbalannya, Dark Lord menahan mereka di lingkaran dalamnya, mendukung mereka dan menjaga mereka tetap dekat dengan operasinya. Mereka dihormati dan ditakuti sebagaimana seharusnya para Malfoy. Tahun demi tahun, perang masih berlanjut, masing-masing pihak berlomba-lomba untuk mendapatkan kendali. Semua hal terasa nyaman. Mudah ditebak. Sebisa mungkin selama perang di manapun dan bagaimanapun caranya, tetap bekerja sebagai Pelahap Maut, mencoba untuk bertahan hidup.
Tetapi kemudian sesuatu berubah. Keluarga Malfoy mulai tergelincir dari peringkat atas, hampir tidak terlihat pada awalnya, tetapi tidak luput oleh siapapun. Puncaknya: Dark Lord membunuh Ibu pemimpin keluarga dengan sangat kejam dan meninggalkan ayah serta anak untuk mati mengenaskan. Itu adalah kejatuhan paling tragis dan memalukan. Malfoys belonged at the top, atau begitulah yang selama ini Draco percayai. Saat ini, satu-satunya Malfoy yang tersisa tenggelam dalam darah mereka sendiri, terlupakan di beberapa tempat persembunyian Pelahap Maut. Bahkan dalam rasa sakitnya karena pingsan, Draco bisa melihat betapa putus asa situasinya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Static | DRAMIONE [END]
FanfictionOriginal story by galfoy. Translated. Pasukan Orde menyelamatkan Draco dan Lucius Malfoy setelah Voldemort mencampakkan mereka. Semua rumah persembunyian penuh, dan Hermione Granger adalah satu-satunya orang yang bisa menampung mereka. Akankah Hermi...