STATIC 7

1K 188 12
                                    

I know, I'm sorry. Aku udah mulai kerja di perusahaan baru, jadi masih kesulitan atur waktu apalagi di bulan puasa gini. Maaf ya aku hutang beberapa chapter. :")

A whole concept, plot, and original story by galfoy. All characters belongs to J.K. Rowling. But this translate belongs to me.

____________________________________________________

Hermione duduk di kamarnya mencoba memahami bagaimana ia bisa kembali berfungsi. Tidak masuk akal. Kasus sebelumnya membuatnya harus melewati berminggu-minggu dalam keadaan statis, terkadang berbulan-bulan, sesekali ia harus memaksakan dirinya untuk bicara sepatah kata atau frasa pendek. Kali ini hanya hitungan hari, dan ia benar-benar bisa merasakannya. Ia bicara. Ia bisa bertindak melebihi gerak auto-pilotnya. Apa yang berubah?

Ia kembali jatuh ke dalam pikirannya setelah mengalami night terrors, ketika tahu bahwa Harry dan Ron tidak muncul malam itu. Kemungkinan bahwa mereka mati mengguncang sistem pada otaknya dan mengirimnya berputar ke dalam kondisi statis. Sama seperti terakhir kali, ia berkubang dalam kondisi mimpi kabur di mana ia bisa menyadari apa yang terjadi di sekitarnya. Rasanya seperti berada di bawah air. Juga seperti lumpuh. Ia seolah melayang di sana, bertanya-tanya berapa lama yang ia butuhkan hingga kabut itu menghilang.

Tapi ia mendapati lebih banyak detail dari biasanya.

Tanda pertama bahwa segalanya berbeda kali ini. Sesuatu dalam pikirannya telah berubah. Sebelumnya tidak ada detail— hanya suara yang teredam, wajah kabur, sesekali terlihat jernih.

Ia tahu Draco yang membaringkannya di tempat tidur dengan lembut.

Ia tahu Wolf datang menemuinya, mencemaskannya dan membelai rambutnya, menggumamkan kata-kata yang menenangkan ke telinganya... Cara yang dilakukan seorang kekasih, bukan seorang rekan dan tentu bukan atasan. Ini membuatnya bingung, bahkan dalam kondisi itu. Mungkin dia melewatkan sesuatu. Apakah Wolf selalu memandangnya seperti itu?

Ia tahu Harry dan Ron akhirnya datang. Kelegaan hinggap di suatu tempat di otaknya, tapi ia tidak bisa keluar dari kondisi statisnya untuk memberi tahu mereka betapa khawatir dirinya.

Lucius melongokkan kepalanya dan memberitahu bahwa pria itu merindukan kehadirannya di sekitar rumah. Dia terus melihat ke balik bahunya saat bicara, seolah-olah khawatir akan tertangkap basah. Siapa yang akan menangkapnya? Draco? Jika saja dia tahu.

Draco the chameleon. Mampir ke kamar untuk menyapanya. Memberitahunya tentang makanan Molly, atau tentang perawatan Rose. Mengatakan padanya bahwa dia ingin mereka berteman. Mengatakan bahwa dia mulai ragu akan status darah. Mengatakan padanya bahwa dia tidak menyalahkannya atas night terrors itu.

Menyentuh tangannya. Membersihkan wajah dan lengannya. Menelusuri jari-jarinya.

Menjadi sangat lembut.

Dan bahkan dalam keadaan statisnya, ia ingat fakta bahwa ia terbangun di pangkuannya. Terbungkus dalam pelukannya. Draco mungkin saja bermuka masam dan sombong, tapi dia jelas tidak seperti dulu.

Seperti percolator kopi. Semua detail kecil ini tersaring ke dalam minuman berkafein yang berupa kesadarannya. Mendorongnya hingga bangun. Memberitahunya bahwa seseorang membutuhkannya. Wajah Draco meluncur masuk dan keluar dari pikirannya, tangan itu menelusuri satu per satu jemarinya. Tindakan yang sederhana namun intim.

Dan kemudian Draco mengatakan padanya bahwa ia bisa keluar dari keadaan ini. Seolah dia sangat mempercayainya. Dia cenderung mengatakan hal-hal yang tidak memiliki ruang untuk berdebat.

Di suatu tempat dalam kabut, pikirannya setuju.

Hal berikutnya yang ia sadari adalah rengekan panik Draco saat kutukan itu menjadi semakin kuat. Telinganya menangkap suara dengan mudah pada awalnya, dan ia menduga pria itu berada di kamar tidurnya. Kemudian dia pindah ke ruang tamu dan ia bisa mendengar nafas putus-putusnya. Kekhawatiran mulai memudarkan kabut itu. Ia tahu apa yang dilakukan kutukan itu padanya. Seseorang harus menolongnya.

Static | DRAMIONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang