Sedih, belum ada peminatnya nih.
Maafkan jikalau masih tertinggal typo, atau mungkin penggunaan kalimat yang tidak sesuai. Udah agak ngebut ngerekap sampe chapter 6. Perjalanan masih panjang~
A whole concept, plot, and original story by galfoy. All characters belongs to J.K. Rowling. But this translate belongs to me.
____________________________________________________
Draco terbangun di kamar yang asing. Tempat tidurnya empuk. Seprainya lembut. Ia tidak merasakan sakit, namun ia bisa rasakan tubuhnya dipenuhi cairan kental semacam salep. Semuanya berbau seperti kayu putih.
Lucius duduk di kursi seberangnya, tampaknya dia sudah mandi dan makan sejak terakhir kali Draco sadar. Sekarang dia memiliki penutup logam di atas tunggulnya, dengan sebuah tiang panjang menggantikan tulang kering dan kakinya.
"Son," katanya tegas. "Kau hampir tidak selamat."
Draco menelan ludah dengan susah payah. Lidahnya terasa kebas dan mati rasa.
"Akan kuberi tahu apa yang terjadi selama seminggu terakhir ini," lanjut Lucius, terdengar marah dan lelah. "Setelah kita disiksa, kita ditinggalkan di ruang bawah tanah safe house keempat, mereka mengira kita sudah mati. Entah bagaimana Orde merencanakan serangan di sana malam itu, menemukan kita, dan aku bertukar informasi sebagai ganti penyelamatan kita. Aku sudah setuju untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait operasi kita, sementara mereka setuju untuk menyembuhkan dan menyembunyikan kita. "
"You sold us out," geram Draco di antara gigi yang terkatup, memelototi Ayahnya, lidahnya yang kelu memperlambatnya. Ia sangat marah dengan Ayahnya. Bagaimana mereka bisa mendapatkan kembali mendapat kepercayaan Dark Lord? Kepalanya berdebar hanya dengan memikirkannya. "Kau membantu Orde? Kita adalah Pelahap Maut, Father! Kita tidak seharusnya berasosiasi dengan para penyihir rendahan ini! Kita harus kembali ke pihak kita!"
Lucius berubah pucat, urat di lehernya menonjol karena tensi ketegangan. Dia mendekatkan wajahnya beberapa senti dari wajah Draco, menatap ke dalam kedua mata anaknya.
"Menjual kita?" dia menggeram. "Our side, Draco? Pihak kita membunuh Ibumu, mengambil uang, rumah leluhur kita, dan meninggalkan kita membusuk seperti tahanan lainnya. Aku mungkin tidak suka bergaul dengan para blood traitor, tapi aku akan dikutuk jika membiarkan kematian Ibumu tidak terbalaskan. Dan tahukah kau mengapa mereka menyiksa kita? Karena kutukan dari tongkatku berbalik menyerang salah satu dari kita selama misi berlangsung. Benar, sebuah rebound yang tak bisa aku kendalikan dan dibayar dengan nyawa Ibumu, karena Dark Lord sedang menunggu alasan yang tepat untuk menyingkirkan kita. Kau akan mengerti jika melihat dari berbagai perspektif, my dear son. Sejauh yang aku lihat, kau hampir mati karena rasa sakit sebelum Mudblood itu akhirnya kembali. Rupanya dia tidak lagi menjadi Healer- dia harus dibujuk untuk datang. Kau beruntung masih hidup! Jangan coba mendebatku lagi tentang 'pihak kita'. Mereka meninggalkan kita untuk mati. Mereka menggunakan kita saat mereka butuh, dan kemudian membuang kita. Aku tidak berhutang apa-apa kepada mereka."
Lucius membanting dirinya kembali ke kursi, melampiaskan emosinya.
Draco berkedip seperti orang bodoh. Ia belum pernah melihat Ayahnya seperti ini. Ia menekan rasa mual yang dirasakannya saat kembali membayangkan mata Ibunya, tepat sebelum dia terbunuh. Draco mendorong memori itu pergi. Ia tidak bisa menghadapi itu sekarang. Ia tidak ingin mempercayainya. Kata-kata Ayahnya berputar di sekitar kepalanya. Sesuatu muncul...
Granger tidak lagi menjadi Healer? Apa yang terjadi padanya?
Sebelum ia bisa mengartikulasikan pikirannya, Mad-Eye Moody datang menerobos masuk, terlihat gila seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Static | DRAMIONE [END]
FanficOriginal story by galfoy. Translated. Pasukan Orde menyelamatkan Draco dan Lucius Malfoy setelah Voldemort mencampakkan mereka. Semua rumah persembunyian penuh, dan Hermione Granger adalah satu-satunya orang yang bisa menampung mereka. Akankah Hermi...