STATIC 12

947 149 25
                                    

A whole concept, plot, and original story by galfoy. All characters belongs to J.K. Rowling. But this translate belongs to me.

____________________________________________________

Hermione membuat pasta dan ketiganya duduk mengitari meja makan dengan tenang. Mereka sedang menunggu kedatangan Harry dan Ron. Ward rumah ini sudah diubah; Hermione melakukannya sembari menunggu mie matang, jadi kemungkinan Wolf tidak akan kembali dalam waktu dekat. Wanita itu tampak lebih tenang selama mereka makan. Meski sesekali terlihat kerutan kecil di wajah dan jejak air mata terlihat mengering di pipinya.

Draco berpikir Hermione terlihat cantik.

Draco memotong adonan pastanya dengan gelisah, kemudian menyerah saat beberapa potongan tergelincir jatuh dari sela garpunya. Ia perlu berbicara dengan Hermione sendirian. Mereka harus bicara. Draco pikir semuanya akan jelas ketika mengatakan bahwa ia peduli pada wanita itu... Bahwa hal itu akan membuka peluang dan Hermione bisa melihat bahwa Draco tulus tentang apa pun perasaan yang mereka miliki. Bahwa ia telah berubah. Tapi sekarang? Draco sama sekali tidak berharap lebih. Hermione juga peduli padanya, dan Draco perlu memperjelas seberapa besar. Ia akan mati penasaran jika tidak mengetahuinya. Sebagai teman atau lebih? Itu bisa mengubah segalanya. Teman atau lebih. Dunia mereka berbeda.

Astaga, dadanya terasa sakit lagi.

Dalam retrospeksi, "peduli" adalah kata yang sangat ambigu. Draco mulai memahami alasan Ayahnya bersikeras menggunakan variasi sentimen yang lebih kuat dan lebih mengintimidasi.

Draco tidak pernah merasa dicintai. Ibunya mencintainya, dia tahu, Ayahnya juga mencintainya dengan caranya sendiri meski terkesan dingin. Tapi Draco tidak pernah berteman baik di sekolah, dan wanita yang pernah terlibat dengannya selama bertahun-tahun hanya sebatas saling memenuhi kebutuhan biologis. One night stand, friend with benefits. Selalu darah murni lainnya. Selalu tidak terikat. Draco telah membangun tembok kokoh yang berfungsi sebagai penyangga untuk apa pun yang menurutnya menantang secara emosional, yaitu aktivitasnya sebagai Pelahap Maut, dan fakta bahwa ia pada dasarnya kehilangan perasaan yang nyata dan sebuah hubungan. Ia tidak membiarkan semua itu mengganggunya karena sedang mencari kekuasaan. Menutupi lubang menganga dalam hidupnya dan mengisinya dengan kebutuhan untuk menguasai orang lain. Kekuasaan adalah motivator yang kuat dan obsesif. Draco hanya melihat sekilas tentang bagaimana rasanya menjadi benar-benar dibutuhkan, dihargai, dan dilindungi. Dan ia melihat itu sebagai kelemahannya saat ini.

Tapi bisakah Hermione merasa seperti itu terhadapnya? Draco terkejut saat wanita itu mengaku peduli padanya, dan mungkin itu sudah cukup. Tetap saja, ada secuil kemungkinan bahwa Hermione mungkin menyukainya lebih dari seorang teman... Terlepas dari sejarah mereka... Terlepas dari masa lalunya...

Bisakah wanita itu percaya bahwa ia telah berubah?

Draco menatap lengannya dan melihat Tanda Kegelapan mengintip dari balik lengan bajunya. Draco sangat bangga ketika ia akhirnya mendapatkan tanda ini, memamerkannya seperti semacam hadiah, seperti piala sialan. Itu adalah perwujudan dari segala sesuatu yang ia pikir berhak ia dapatkan. Itu adalah free pass untuk menjadi monster, dan ia menikmatinya, merangkul Kegelapan dengan lencana terbakar di lengannya. Dan sekarang? Itu membuatnya jijik. Tanda itu memisahkan ia dari Hermione. Mempertaruhkan kepercayaan dan kesempatannya. Itu bisa menghancurkan segalanya, semua perubahan yang ia alami.

Mengapa Hermione mengambil kesempatan itu? Ketika dia dikelilingi oleh Ordo sialan, orang-orang dengan nilai dan keyakinan yang mereka junjung tinggi... Why would she take a chance on him?

Draco membanting garpunya dengan marah dan semua orang di meja itu melompat. Ia meringis, tidak bermaksud membuat keributan seperti itu. Hermione memandangnya dengan penuh tanya, dan Lucius mengangkat alis.

Static | DRAMIONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang