STATIC 3

1.2K 207 15
                                    

Aku bakal update random entah hari apa pas translatenya kelar. Yang pasti cerita ini bakal selesai di chapter 21.

A whole concept, plot, and original story by galfoy. All characters belongs to J.K. Rowling. But this translate belongs to me.

____________________________________________________

Hermione sedang duduk di lemari sapu dapur Markas Besar, menyeruput secangkir teh, bertanya-tanya apa yang telah ia lakukan.

Ia setuju untuk menerima mereka. Dua Malfoy yang tersisa. Dua Pelahap Maut yang tidak datang ke Orde karena mereka telah berubah pikiran, atau mendapat pencerahan moral, tetapi karena pihak lain menginginkan keduanya mati. Sesederhana itu.

Ia merasa aneh mendapati Malfoy yang berjanji bahwa dia akan bersikap baik, ia tidak bisa mempercayainya barang sedetik pun. Ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya: pria itu tidak tahu bagaimana melakukannya. Dia tidak pernah diajari bagaimana bersikap baik, dan sudah terlambat untuk mempelajarinya sekarang. Malfoy sudah tercemar sampai intinya, bahkan dia yang sekarang jauh lebih buruk daripada saat di sekolah. Setidaknya di sekolah Hermione bisa percaya bahwa dia hanya meniru apa yang diperintahkan kepadanya, bertingkah karena dia menyukai perhatian.

Kali ini sepertinya Malfoy benar-benar percaya apa yang dia pelajari selama melayani Voldemort hanyalah omong kosong. Dia bukan lagi burung beo, dia elang, dan dia masih merindukan kekuatan yang dimilikinya ketika menjadi Malfoy. Hermione tahu dia belum menerima situasinya, fakta bahwa dia menyangkal kematian Ibunya, menutupinya dengan segala hinaan dan kemarahan sebagai bentuk pelampiasan.

Pada akhirnya hal itu akan membuatnya meledak, pikirnya. Ada yang salah dengan otakmu jika kau mengatakan akan kembali ke maniak yang menginginkan kau dan keluargamu mati.

Dan Hermione mengerti segala hal tentang 'memiliki kesalahan pada otak'.

Ia menghela napas, dan menyesap teh mendidihnya, meringis karena lidahnya terbakar. Duduk di lemari sapu dan mendesah pada diri sendiri tidak membuatnya terlihat waras, ia tahu, tapi ia juga tahu bahwa dirinya tidak mungkin merusak citranya lebih dari yang telah ia lakukan. Ia mendengar seseorang berbisik. Ia tahu semua orang mengira dirinya telah 'rusak'. Hermione hanya tidak peduli.

Lagipula mereka tidak salah.

Hermione mengalami saat-saat dirinya sadar, seperti sekarang, memikirkan banyak hal di lemari seukuran peri rumah. Ia bisa mengaturnya di sini, tanpa siapapun di sekitarnya, tanpa ekspektasi orang padanya. Pikiran datang padanya dengan jelas dan saling bersangkutan. Dia hampir bisa berpura-pura bahwa otaknya bekerja sebagaimana mestinya.

Tetapi ketika ia melangkah keluar, orang-orang menatapnya, menghakiminya, mengajukan pertanyaan, seolah-olah pikirannya tenggelam ke dalam statis. Pikirannya tidak lagi jernih, ia tidak berbicara, ia tidak mendengar setengah dari apa yang dikatakan padanya. Dunia luar terlalu besar, terlalu berisik. Otaknya tidak bisa menerima itu. Ia beruntung ia tahu bagaimana merawat diri dengan baik, karena ia bisa mengatur dirinya secara otomatis dan membiarkan tubuhnya bergerak dengan sendirinya. Wash, rinse, repeat. Namun jika membutuhkan pemikiran yang lebih mandiri, ia sama sekali tidak berguna.

Hermione menyesap tehnya lagi, bersyukur tehnya sudah cukup dingin dan tidak membakar lidahnya lagi.

Ia tahu seperti apa jadinya. Orde akan berasumsi bahwa ia memutuskan untuk melakukan hal yang tidak terpikirkan dan menerima keluarga Malfoy ke rumahnya karena Harry dan Ron, karena mereka memintanya. Bukan hanya karena mereka sahabatnya, tapi Orde tahu bahwa mereka juga telah menyelamatkannya setelah insiden itu, begitu mereka menyebutnya. Ia marah karena kata itu begitu sederhana seolah bisa menggambarkan peristiwa yang begitu mengerikan, tapi ia tidak ingin memulai pertengkaran. Sebut saja pembantaian. Sebut saja Holocaust. Tidak perlu membodohinya. Harry dan Ron adalah orang-orang yang menariknya keluar, wajah-wajah pertama yang dilihatnya setelah ia benar-benar kehilangan akal sehatnya, gemetar dan menjerit pilu. Butuh waktu berbulan-bulan baginya untuk bicara lagi, dan bahkan hanya beberapa kata. Ia mulai dengan ucapan 'terima kasih,' dan memperluas kosa katanya sedikit demi sedikit, jika kondisi statis memberinya ruang yang dia butuhkan untuk membentuk kalimat. Harry dan Ron lebih sering mendengarnya berbicara, karena selamanya ia akan berterima kasih kepada mereka atas penyelamatan dirinya. Di luar itu, ia tetap diam.

Static | DRAMIONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang