STATIC 11

1.1K 163 31
                                    

A whole concept, plot, and original story by galfoy. All characters belongs to J.K. Rowling. But this translate belongs to me.

____________________________________________________

Draco terbangun oleh suara dehaman seseorang. Ia duduk tegak membuat kepalanya berputar. Mengapa tempat tidurnya begitu keras? Rasanya seperti dia sedang tidur di lantai sialan.

Harry, Ron, Lucius dan Rose menatapnya dari ambang pintu kamar Hermione. Ia seketika mengingat kejadian malam sebelumnya.

"Oh," serunya. "Right. Khawatir tentang night terror... Tak ingin ambil risiko..."

Ron tampak seperti akan meledak. Lucius tampak... Geli. Harry jelas tidak mempercayainya. Rose menatap Ron. Penasaran.

"Jangan salah sangka, Weasel," kata Draco, suaranya kembali. "Aku di lantai, you know. Aku tidak merendahkan martabat siapa pun."

Ron melangkah pergi, dan Rose mengikutinya.

"Alright Malfoy, get up. We need to talk," kata Harry.

Draco mengerang dan berdiri, melirik Hermione sekilas sebelum meninggalkan ruangan. Dia tidak berubah sama sekali sejak semalam. Itu mungkin hal yang bagus; setidaknya dia tidak bertambah buruk.

Ia melewati Ayahnya tanpa menatap matanya dan mengikuti Harry ke kamar cadangan.

"What is it, Potter?" ujar Draco, menyilangkan tangan di depan dada, kesal.

Ia sedikit malu tertangkap basah di kamar Hermione, dan "obrolan" ini sama sekali tidak membantu suasana hatinya.

"What's the deal, Malfoy?" Harry menjawab. "Apa yang kau lakukan untuk Hermione? Apakah itu akting? Kau serius? Karena menurutku kau benar-benar menyukainya, dan aku ingin mendengarnya langsung dari mulutmu jika kau menyukainya."

Draco mendengus. Ia berani untuk memberi tahu Hermione tentang perasaannya hanya saat dia tertidur. Mengapa Harry berpikir ia akan dengan gamblang menumpahkan isi hatinya di hadapan pria ini.

"Aku tidak mengerti mengapa itu yang kau khawatirkan," kata Draco. "Yang penting adalah aku tidak membencinya lagi. Aku ingin dia aman, dan bahagia, dan apa pun yang dia inginkan, oke? Now just back the fuck off."

Harry menatapnya.

"You really do like her," dia ternganga. "You like her."

"Merlin's balls Potter, aku tidak ingin mendiskusikannya denganmu!" geram Draco, bergerak ke pintu. Ia mulai membenci scarhead si suka ikut campur itu lagi. So he like her. What was the big deal? Mengapa orang lain perlu mengetahuinya? Bukankah seharusnya mereka lebih fokus untuk menangkap maniak yang menculiknya?

Harry mengunci pintu dengan jentikan tongkatnya.

"I don't think so. Kurasa kau akan memberitahuku bagaimana perasaanmu. Bukan karena kau menginginkannya, of course, aku bisa mengerti... Kau mungkin sama sekali tidak ingin memberi tahu siapa pun. Tapi ada orang gila di luar sana yang mencoba menyakitinya dan aku harus tahu apakah kau serius dengan niatmu. "

"I don't have any intentions," cibirnya. "Lagipula dia mungkin tidak menginginkanku. Aku bukan tipe idamannya, kan? Tidak seperti Healer itu atau siapa pun yang pernah bersamanya. But yeah, karena kau tidak akan membiarkanku keluar dari sini sampai aku bicara. Jika dia tertarik, aku akan menjadi sangat serius. She deserves no less."

Alis Harry menghilang ke garis rambutnya.

"Tidak menyangka kau benar-benar mengatakannya, jujur," ujarnya.

Static | DRAMIONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang